7 Jul 2012

Volunteer Jogja Java Carnival 2010 (Bagian 2)


JOGJA JAVA CARNIVAL : HARMONIGHT ‒ 16 Oktober 2010

WHAT THE F**K TIM WARDROBE & MAKE UP – Kerje Nggak Ade Matinye…

Note       :
Cerita yang bikin emosi… Kerja Tim Wardrobe & Make up bikin mati… Cerita ini bukan hanya fiktif, namun benar-benar terjadi di dunia nyata ini… Semakin lama semakin emosi dalam saia bercerita. Maka, mohon maaf kalo’ ada salah-salah kata & salah salah kalimat dalam bercerita… Okey… Let’s… Chek it out… :)

Calon volunteer JJC yang lolos seleksi tahap III sebanyak 150 orang. Orang-orang inilah yang diterima menjadi volunteer JJC. Nama-nama yang lolos dimumkan pada Sabtu, 9 Oktober 2010 dan diminta berkumpul pada Senin, 11 Oktober 2012 di tempat yang telah ditentukan untuk mendapatkan pengarahan tentang job description volunteer JJC sekaligus penempatan divisi. Senin sore itu, para volunteer sudah berkumpul, kami mendapatkan pengarahan tentang tugas-tugas volunteer di lapangan nanti. Tapi… ternyata pembagian divisi belum selesai dibuat. Dan kami diminta kumpul kembali 12 Oktober 2012 keesokan harinya. Terpaksa deh kita nunggu hari berikutnya.

Selasa sore, hari berikutnya… volunteer JJC kembali dikumpulkan di Piramid Café untuk pengumuman penempatan divisi sekaligus briefing per divisi masing-masing. Divisi Wardrobe & Make Up, Divisi L.O, Divisi Marshall, Divisi Logistik, Divisi Malioboro, adalah positioning job untuk volunteer JJC #3 tahun 2010 – kayaknya ada lagi tapi saia lupa.

Positioning Job
Tau gue masuk divisi apa???
Tim Wardrobe & Make up…!!! Wah, kalo ini sih gue udah punya pengalaman waktu produksi karya audio-visual di kampus, dan pas nanganin film-film Edge Pictures… Kalo’ dipikir, ini juga sesuai ama ‘curhatan’ gue waktu tes wawancara dulu…

Selasa sore, Piramid Café…
Setelah pembagian divisi selesai, Tim Wardrobe & Make up segera berkumpul dan memulai brieffing.
Oh ya… sebelumnya gue perkenalan Tim Wardrobe & Make Up… Kami dipimpin oleh Comitte yang disebut dengan Supervisor, bernama Mas Satriyo (Mas Io). Mas Io ini lulusan ISI Jurusan Teater. Sepintas diperhatikan Mas Io nih mirip sama artis siapaaa gitu (gue lupa-lupa inget…). Volunteer yang tergabung dalam Tim Wardrobe & Make up sejumlah 35 orang, yang tentu aja gue nggak semua inget dengan nama-nama mereka…
Dari 35 orang volunteer masih dibagi lagi menjadi 7 kelompok kecil yang tiap kelompok anggotanya berjumlah 5 orang. Nah, tiap kelompok ini nantinya akan bertanggung jawab atas Wardrobe & Make up para artis per vehicle. Kebetulan memang ada 7 vehicle utama dalam JJC nanti. Intinya, 1 kelompok bertanggung jawab atas 1 vehicle, walaupun nantinya akan ada distribusi orang ke vehicle lain, yang dikarenakan jumlah artis pada tiap vehicle berbeda-beda.
Gue dapet kelompok #6, koordinator kelompok kecil gue, Dedy –anak UAD 2007. Dan 3 partner laen yang semuanya cewek: Sri –anak UGM 2006, udah lulus dia… Gabby –TP UGM 2007 & Ita –anak AAYKPN (kalo’ nggak salah, hehe…), gue nggak tau angkatannya. Ita anaknya cantik banget, menurutku sih… gue masih inget waktu pertama kali ngeliat dia pas tes wawancara, waktu itu gw langsung seneng ngelihat dia. Menurutku dia mirip artis salah satu penyanyi Idola Cilik itu lho, tp gue nggak inget siapa… Selain itu kita akrab banget sama geng sebelah (Kelompok #7) yang terdiri dari Aji, Tata, Vita, Retno & Cahyo.

Selepas maghrib, divisi Tim Wardrobe & Make up sepakat untuk bersama-sama mengunjungi workshop pembuatan kostum. Hadooh… tempatnya jauh banget. Di daerah Madukismo. Tepat di sebelah timur Pabrik Gula Madukismo. Wah, jadi inget pernah syuting film Keraton Warriors di sana, bareng anak-anak Edge Pictures & First Experience. Di tempat ini-lah semua kostum dibuat, nantinya akan dipakai di malam karnaval JJC. Tim pembuatan kostum dipimpin oleh Dhani ‒yang sama anak-anak dipanggil AA’Dhani‒ (jadi inget temen kkn gue namanya AA’Leo… satu-satunya temen yang gue panggil AA’) dibantu oleh beberapa anak ISI dan pemuda setempat.
Tim Wardrobe & Make Up sudah bekerja mulai dari hari selasa malam – tanggal 12 Oktober 2010, di rumah workshop kostum. Dilanjutkan setiap rabu, kamis dan jumat – tiga hari berturut-turut. Rata-rata anak-anak datang ke tempat workshop jam 4 sore dan baru selesai jam 9 malam. Apa yang kami lakukan??? Kami membantu menyelesaikan kostum yang akan dipakai pada malam karnaval 16 Oktober esok. Walaupun sebagian kostum sudah siap tapi ternyata banyak juga kostum yang belum selesai secara sempurna. Nah, anak-anak Tim Wardrobe & Make up bantuin vanishing kostum-kostum yang belum jadi itu. Seperti ngecat, bikin aksesoris, masang pernak-pernik, dan lain-lain. Walau peran kami kecil, tetapi ternyata cukup banyak membantu lho. Begitu banyak kerjaan di workshop yang harus diselesaikan. Kami (juga) rela bolak-balik ke tempat workshop. Payahnya, tempat workshop kostum yang jauh itu tentu aja bikin tangki bensin kami bocooor…

Jumat, 15 Oktober…
Seperti hari sebelumnya, anak-anak datang ke workshop buat bantuin nyelesein kostum. Wah, masih banyak kostum yang belum siap… Siang itu, tanpa terduga-duga, eeeh hujan turun dengan derasnya membanjiri tempat workshop yang out-door. Mana ada kostum yang nyimpennya diluar… dan segeralah anak-anak berlarian menyelamatkan kostum-kostum itu…
Di luar hujan deras, mau nggak mau para pekerja kostum ini pada bertahan di dalam rumah workshop sambil mengerjakan apa pun yang bisa dikerjakan (banyaaak banget yang belum selesai…). Lama… akhirnya hujan reda, tapi di halaman rumah workshop yang masih tanah itu jadi becek dan berubah jadi genangan lumpur. Sialnya, kaki kiri gue terperosok lumpur itu, dua kali lagi, hadeeeh… *geleng-geleng*
Anak-anak volunteer bertahan sampai malam. Koordinasi untuk hari H belum jelas, karena memang kami mempertanyakan kejelasan tugas buat besok… Nunggu Mas Io… sms gak dibalas, telpon gak diangkat… boro-boro deh, sinyalnya nyambung aja kagak! Eh… belakangan kita tau, hape Mas Io mati! Low Bat! Waduh, mati gaya kita!

Mas Io baru datang ke workshop jam 9 malam. Segeralah kita mulai brieffing. Brieffing malam itu sama sekali nggak kondusif. Anak-anak dikumpulkan di ruangan depan tempat workshop ‒yang sempit –jadi satu‒ barengan kostum-kostum juga… bergumullah kami semua disana. Semua udah pada nggak konek, termasuk Mas Io. Mas Io ternyata harus ngurus vehicle baru yang mendadak diminta oleh sponsor… Udah deh, malam itu jiwa kami udah melayang-layang entah kemana. Ditanya-nya apa, jawabnya apa… Si A ngomong apa, si B balasnya apa… tapi anehnya dua orang yg saling ngobrol itu masih bisa berkomunikasi… padahal gue dengerin, obrolan mereka sama sekali nggak ada yang nyambung. What The?! Mungkin karena dua-duanya nggak konek, hahaha… Tapi, hal-hal begitu malah jadi bahan guyonan buat kita…
Suasana yang nggak kondusif, cuaca yang dingin, perut keroncongan… nah, lengkaplah penderitaan kita saat itu. Untungnya Vita & Cahyo (banci eksis yang minta dipanggil “Melinda”) ngebeliin makanan & camilan buat kita. Ada pastel, lumpia, kue kukus, dan keripik… Yeah, lumayanlah buat ganjel-ganjel perut, hahaha! Cuma mereka nggak beliin kita air minum, terpaksalah kita ngerampok air minum galonan di dapur belakang yang (memang) sebenernya disediain buat anak-anak yang nggarap kostum. Back to the topic -> Inti briefing malam itu adalah pembagian tugas. Penentuan kelompok-kelompok kecil yang akan mengurusi wardrobe & make up artis vehicle, sekaligus pembagian siapa siapa saja besok pagi yang bertugas di rumah wardrobe atau di Abu Bakar Ali.

16 Oktober pagi
At Venue –> Rumah Workshop, Dinas Pariwisata YK, Abu Bakar Ali, Malioboro & Alun-Alun Utara…
Walaupun pada hari-hari sebelumnya kita udah mulai bekerja duluan, tetapi disinilah tempat kami benar-benar beraksi… Tim Wardrobe & Make up dibagi menjadi dua tim. Tim pertama kumpul di rumah workshop jam 8 pagi. Tugasnya ngecekin kostum-kostum dan mengelompokkannya per vehicle. Setelah itu bantuin packing dan moving ke venue (Dinas Pariwisata).

Tim kedua ditempatkan di Abu Bakar Ali – tempat ganti kostum dan make up, di Dinas Pariwisata Jln. Malioboro. Tugasnya membagi-bagi ruangan yang akan dipakai ganti baju dan make-up. Sayangnya, gue nggak bisa datang jam8 tepat karena gue harus mencari nafkah dulu. Selesai kerja gue langsung aja menuju ke Dinas Pariwisata. Pas banget, ketika gue tiba disana, truk yang ngangkut kostum dari rumah workshop juga baru tiba disana. Langsung deh gue ikutan angkut-angkut kostum-kostum itu buat dibawa ke ruangan. Jam1 siang persiapan wardrobe & kostum udah oke. Saatnya isi perut buat cadangan tenaga kalo nanti nggak sempet makan. Kelompok #6 makan bareng kecuali Sri, dia baru dateng setelah kita selesai makan.

Kelompok #6 kebagian vehicle Global Warming. Artisnya ada empat kelompok, terdiri dari kelompok Manusia Kaca, Manusia Api, Manusia Sampah dan Manusia Lumpur. Tiap kelompok artisnya ada 20 orang plus 4 orang (artis utama). Jam2 an para artis kita itu udah pada datang. Langsung deh kita suruh makan dulu… Setelah itu jam setengah lima kami semua siap-siap, ganti kostum dan mulai make up. Akhirnya volunteer terjun juga di dunia make-up me make-up yang sebenernya. Artis-artis kita lucu-lucu, ada banci eksis, mas-mas yang sangar, dan mbak-mbaknya cantik-cantik… Walau tugas volunteer cuma ngarahin dan bantuin, tapi akhirnya ikutan make up-in juga. Termasuk gue… Gue bantuin make up-in gerombolan manusia kaca –semuanya cowok. Mana ada mas-mas yang sok-sok ganjen nggak jelas, hihihi (namanya aja artis…). Terpaksa deh gue megang-megang cowok-cowok itu, untungnya cuma body painting di muka dan di punggung tangan.

Persiapan pemberangkatan artis @Abu Bakar Ali
Udah mau maghrib. Artis-artis udah pada siap, dan udah pada moving ke Abu Bakar Ali (tempat pemberangkatan, jek!). Mulai di sinilah gue dan temen-temen lainnya pada nge-blank pikirannya. Kelelahan yang menumpuk karena harus menggarap kostum pada hari-hari sebelumnya, persiapan acara hari ini, dan kerjaan di hari H mungkin jadi penyebabnya... Jelas, kami semua kurang istirahat. Disini kebiasaan misuh-misuh gue mulai keluar. Gimana enggak, tugas kita (Tim Wardrobe & Make up) pada overlapping semuanya! Astaghfirullah hal’ajiim…
Gue udah males banget nih kalo’ kayak gini caranya.

Oh, ya… sampai acara hampir dimulai kita para volunteer belum kebagian kaos volunteer loh (terutama Tim Wardrobe & Make up). Padahal yang kulihat volunteer divisi laen (yang wara-wiri nggak jelas) udah pada make’ kaos semua. Tapi nggak lama, anak2 pada dibagi kaos… Wah, gue sendiri nih yang belum pake’. Untungnya, Ita mau ngambilin kaos gue dari tempat distribusi, sementara gue ngambil senjata tempur buat nge-make over kostum yang rusak (baca: peralatan kostum). Gue pake deh kaos itu… Lho, kenapa nih kaosnya pas di badan gue??? Wah, ternyata Ita salah ngambil kaosnya. Gue pesen yg ukuran L, tapi sama Ita diambilin yang ukurannya M… Nggak apa-apa deh, toh gue keliatan langsing kalo’ pake’ ukuran M… (dalam hati gue mikir: tolol, emang siapa sih yang mau ngeliatin elo??? Huahaha…).

Lagi-lagi kami dapet kaos dengan desain dan warna yang norak. Warna ungu & kuning… dan pesan sponsor di lengan kiri (gue gulung aja biar kagak ada yang ngelihat, hehe). Plus tulisan “VOLUNTEER” gede banget di bagian punggung; yang seolah menegaskan bahwa kita adalah ‘pembantu’. Payah, kaosnya ndeso begini, kagak bisa dipake maen nih. Padahal udah ngebayangin bisa pamer & ngebanggain bisa lolos seleksi sampe JJC lho…

Serba tak jelas… Harusnya tugas Tim Wardrobe & Make up selesai ketika para artis sudah siap tampil, udah ganti kostum & make up. Tinggal ngejaga aja supaya kostum enggak rusak (kalo’ rusak, baru deh kita ngebenerin...) dan ngejaga make up tetep bagus. Eh, iniii… kita dibebanin juga sama anak-anak logistik. Logistik nitipin makan malam para artis sama kita, dan di taroh di ruang ganti! Padahal artis-artis kita udah pada moving ke Abu Bakar Ali! Lagi-lagi kita deh yang angkut-angkut makan malam itu dari Dinas Pariwisata ke Abu Bakar Ali! Sabaaarr…
Oh ya satu lagi… logistik juga nitipin kupon untuk nuker snack artis. Kupon itu nantinya akan ditukar dengan snack untuk para artis selepas acara nanti, kalau vehicle sudah sampai di tempat septic tank – tempat istirahat.

Akhirnya semua Tim Wardrobe & Make up turut ngedampingi artis-artis … Buset dah, bukannya ini tugasya L.O??? Rese’ amat nih L.O pada nggak nongol…
Di Vehicle Global Warming, depan sendiri dipimpin langsung sama koordinator kita, Mas Gundul. Kendaraan instalasi Vehicle Global Warming berhiaskan globe dunia gedeee bangeeet, ada lampu didalamnya sehingga terlihat terang, bisa muter lagi… Di atas globe yang berputar itu, ada artis utama: Manusia Kaca, Manusia Api, Manusia Lumpur, dan Manusia Sampah yang melakukan akrobatik. Nggak jarang mereka melakukan gerakan konyol –terkesan njiji’i, seperti goyang nge-bor, ndangdutan, dlll… yang bikin ketawa para penonton di bawah. Dibelakang kendaraan instalasi ada pasukan Manusia Kaca, didampingi gue & Ita. Disusul pasukan Manusia Api, didampingi Gabby. Berikutnya ada pasukan Manusia Sampah dan Manusia Lumpur. Deddy & Sri ada di garda paling belakang vehicle ini.
Nggak nyesel deh gue ikut jalan. Lumayan, setidaknya gue eksis (sedikit), jiakakak… walaupun gue yakin, betis gue tambah gede gara-gara ikutan jalan dan lari-larian sepanjang jalan Malioboro…

Hei, apa-apaan para marshall? Marshall harusnya ikutan ngedampingi vehicle jalan, dari mulai start sampai ke tempat finish. Tapi… di start pun nggak ada marshall yang siap-siap ngedampingin vehicle –terutama vehicle gue. Padahal kan marshal harusnya udah siap-siap di Abu bakar Ali buat ngedampingin vehicle jalan… Gue malah sempet ngobrol sama salah satu volunteer yang tugasnya di pemberangkatan. Dia malah nyuruh gue ngedampingin vehicle yang dari Thailand, karena di sana marshall-nya cuma satu dan nggak ada L.O-nya… Beuh, sory ye… kerjaan gue juga overlapping nih, silakan aja cari L.O-nya… hohoho.

Marshall yang ngedampingin vehicle Global Warming baru nongol ketika kita udah mulai jalan ±100 meter (udah agak jauh dari Abu Bakar Ali). Dua orang aja, dan cuma ikutan jalan di belakang kendaraan instalasi^^. Ketika gue tanya, dia pake alesan disuruh ikutan ngamanin jalananan sekitar situ. Dan gue pribadi nggak bisa terima alesan itu! Banyak personel keamanan di jalanan, Men! Gue rasa dengan personel mereka banyak udah mampu ngamanin jalanan, udah mampu ngatasin massa, nggak bakal deh ada ibu-ibu hamil yang melahirkan di jalanan… Gue juga yakin mereka bakalan dapet gaji yang lebih gede dibandingin kita yang cuma volunteer… Elo mau-maunya disuruh jagain jalanan, ketimbang ngerjain tugas elo yang seharusnya, he? (Sorry gue udah mulai emosi nih…)

Logistik yang kejam…
Gue nggak ngerti ya, kenapa logistik tidak menyediakan air minum untuk para artis ketika mereka berjalan sambil menari sepanjang jalan malioboro menuju ke Alun-Alun (Kraton YK). Mereka nggak mikir apa?! Berjalan sambil menari kan capek bangeet…
Beneran, di tengah jalan, artis kita pada ngeluh kecapean dan haus. Mereka pada minta minum sama kita. Tapi apa boleh buat, kita sendiri juga nggak bawa air minum. Akhirnya kita cuma bisa nyuruh mereka sabar sampai finish nanti. Beuh, nggak tega gue ngeliatnya… Gue sih nggak masalah nggak minum, tapi ngertiin dong kondisi artis gue… Masih untung ada Tim Medic (bukan volunteer) yang ikutan ngedampingi vehicle kita, dia ngerelain dua botol minuman pribadinya untuk para artis kita. Siapapun elo, terimakasih… :)
Gue jadi teringat prinsip yang ditekankan Comitte & Supervisor. Katanya, servis para artis habis-habisan. Tapi kenyataannya, nyediain minum buat para artinya aja nggak mampu. Bah, apa prinsip itu cuma bulshit belaka???

Selain itu, gue juga sebel ama volunteer yang pada nge-tem, tapi sok-sok tegas & nggak mau ngerti tugas volunteer lainnya… Pengalaman gue, baju gue diseret sama salah satu volunteer yang tugasnya ngetem itu, lantaran gue hampir ngedeketin panggung utama. Padahal gue cuma mau mastiin vehicle gue bisa jalan dengan lancar… Sungguh, nggak sopaaan!!!

Karena kupon snack para artis udah dihibahkan ama kita, mau nggak mau kita harus mengambil logistik (snack) untuk para artis Global Warming. Yah… sekali lagi, sekali lagi, sekali lagi… tugas logistik & L.O kita yang kerjakan…
Ini nih satu lagi yang bikin kesel, karena tempat beristirahat para artis dan tempat mengambil snack jauhnya na’uzubillah, jauh bangeeet. Bayangin aja, tempat peristirahatan artis semuanya dipusatkan di halaman Keraton Jogjakarta (di selatan), sedangkan tempat ngambil snack-nya itu di tengah-tengah alun-alun utara. Seingetku malah lebih ke utara lagi. Gileee, jauh banget kan??? Bah, mau nggak mau kita harus ngambil ntu snack buat para artis kita, nggak tega juga ngeliat mereka kecapean, kehausan, kelaperan & kepanasan karena kostum yang mereka pake…

Sumpeh, positioning tempat logistiknya nggak mutu banget! Nggak isa mikir nih orang yang ngatur…
Lalu, berangkatlah gue, Dedy & Ita, berlari-larian menuju ke tempat logistik. Oia, pas kita berangkat gue sempat liat Mas Pur, supervisor gue pas di event Pawai Mozaik Jogja kemarin…
Jalan menuju tempat logistik itu juga nggak gampang lho… Kita nggak bisa lewat depan karena disekat pake teralis besi & terhalang pengunjung. Lewat depan juga bakal kena ‘razia’ keamanan, karena menghalangi pandangan ‘orang-orang berduit’ itu. Maka, lewat belakang adalah jalan satu-satunya menuju ke tempat penimbunan snack.
Selain itu, jalannya crowded banget. Penuh sesak dengan kerumunan penonton, pedagang, kendaraan yang parkir nggak beraturan, jalanan yang pada becek…

Mana ada mbak-mbak pedagang yang nyegat gue, katanya nggak boleh lewat disela-sela lapak dagangannya. Ikh bodo amat, langsung aja gue nyelonong sambil marah-marah & ngebentak mbak-mbak itu. Habisnya, mbak-mbak itu nggak ngerti peran gue di sini tu penting banget. Coba nggak ada gue, bakal ancur nih acara… :p
Uweek… hahaha…

Sampai di tempat pengambilan snack, terlihat anak-anak logistik enak-enakan nunggu kita. Mana mukanya ngejek gitu. Sebel deh, gue pengen bilang: afu…
Dedy langsung aja nunjukin kupon buat dituker snack sejumlah 80-an. Walhasil, kita dikasih 4 bungkusan (plastik) besar. Karna Dedy cowok, dia bawa 2 plastik sekaligus. Gue & Ita masing-masing bawa 1 plastik. Ya… satu plastik isinya kira-kira ada dua puluh-an dos. Buset dah, beraaat… Beratnya mungkin ada 5 kilo’an kali ya… (berasa 5 kilo waktu itu, mungkin lebih…). Mungkin sebenernya enggak berat, tapi kita udah capek setengah mampus, tenaga kita juga udah habis. Mana nggak ada anak logistik yang bantuin kita ngangkat ntu snack. Sumpeh, saking beratnya gue berkali-kali pindahin posisi ngangkat snack, biar tangan gue kagak pegel. Kadang tu bungkusan snack gue seret juga kok, kadang kena tendang kaki gue. Dos-nya juga udah pada penyok-penyok akibat kelakuan gue yang minus itu. Akh, gue nggak peduli lagi ama bentuknya, yang penting ntu snack nyampe sampe tangan artis gue dan bisa dinikmatin ama mereka…

* Gue akui posisi logistik penting banget dalam event ini, terutama buat kesejahteraan para artis. Tapi kalo’ begini cara logistik bekerja, yang ada para artisnya bukan sejahtera, tapi malah sengsara… Jujur, gue kecewa banget sama kerja tim logistik…

Setelah distribusi snack untuk para artis, akhirnya gue bisa duduk & sekedar melemaskan kaki. Huh… capek banget! Terus ada bapak-bapak (artis vehicle lain kayaknya…) ngedeketin kita (gerombolan volunteer & beberapa artis Global Warming yg lagi kongkow-kongkow) dan berkata… “Baru jam segini (kira-kira jam9 malam lewat) kok udah kecapean to mbak… mas…?”
Sumpeh deh, pengen gue bius ntu bapak-bapak pake kaos kaki gue! Yeee bapak kan nggak ngerti perjuangan dan totalitas kita di acara ini, nggak usah pake protes doong…

Gue udah capek banget, rasanya nggak mampu jalan lagi deh. Makanya gue duduk-duduk aja tuh di bawah pohon, sejenak mengabaikan tugas sebagai volunteer. Biarin deh gue ditegor, yang penting sekarang gue istirahat dulu… Eh, Dedy, Gabby, Sri & Ita sama capeknya, kita sama-sama duduk sambil ngobrol. Beberapa artis kita ikutan gabung & becanda-becandaan, sekaligus ngegatelin Ita & Gabby yang emang tampangnya cantik & good looking. Acara malem itu kayaknya udah hampir kelar… Di akhir acara ternyata ada pertunjukkan kembang api (hanabi). Kembang api yang diledakkan cukup bervariasi dan lumayan lama, ada sekitar setengah jam kali ya…

Pertunjukkan hanabi malam itu cukup bikin gue rileks sejenak. Gue nikmatin aja suasana waktu itu.
Mikir: mengingat melihat hanabi bersama seseorang yang spesial & penting banget dalam hidup gue, dan berharap saat itu pun aku bisa menikmatinya bersama orang itu. Mmm, mustahil, orang itu juga berada jauh dari kota ini. Pintu kemana saja milik Doraemon pun tak bisa kupinjam. Kalau bisa, sudah kuseret dia ke sini supaya bisa menikmati hanabi itu bersama… *marakke kangen, sumpah…*

Rumpi-Rumpi After Acara
Masih mendampingi Vehicle Global Warming, nunggu jemputan truk yang bakal bawa mereka ke Dinas Pariwisata lagi… karena truknya cuma satu dan artis kita banyak, maka perlu berkali-kali buat ngangkut semua artis. Di bagian belakang pelataran pendopo, ternyata semua volunteer dikumpulin disitu… Wah, nggak ada pemberitahuan nih! Gue lihat Mbak Sari Gayam16 lagi ngomong di tengah-tengah mereka. Ah, males gue kesana. Palingan juga kagak kedengeran apa yang dibilang ama Mbak Sari. Lagian ni otak juga udah beku & males mikir. Jadinya gue & Dedy tetep aja stay di tempat semula, leyeh-leyeh sambil ngobrol sama beberapa artis Global Warming yang ketinggalan angkutan. Pasalnya, truknya kepenuhan dan terpaksa deh mereka nungguin truknya balik lagi… Tiga temen gue yang laen udah pada ngilang, whatever-lah… :p

Setelah itu ada pembagian snack & makan malam buat para volunteer. Saat itu, baru deh gue & Dedy gabung ama anak-anak volunteer yang lainnya, artis kita yang ketinggalan tadi juga udah diangkut truk. Gue kumpulnya ama anak geng #7 : Vita, Aji & Retno, dan satu lagi volunteer lain yang kagak gue kenal, itu pun rada mojok. Nah, dimulailah sesi curhat kita…

Malam itu, isinya bacotan semuanya… Curhat, nyacat, misuh-misuh, protes, kesel, marah-marah… pokoknya semua unek-unek kita ungkapin semuanya disitu, intinya hampir sama sih… komplain atas kerja volunteer lain, terutama kerja Logistik, LO, & Marshall… yang menurut kita, kerja mereka tuh kurang maksimal & nggak jelas, sehingga bikin semua anak-anak Tim Wardrobe & Make up turun tangan dan ngerjakan tugas yang seharusnya nggak dibebankan ama mereka. Retno, anak Wardrobe & Make up kelompok sebelah  paling heboh curhat… katanya dia ampe jatoh dua kali pas ‘jadi marshall’ tadi. Dedy udah keliatan tepar. Vita tampak menderita karena lagi tumbuh gigi geraham. Mas Aji gerundel-gerundel sendiri sambil mempertahankan ke-cool-an nya… Gue? Bah… terlihat seperti gembel yang lagi marah-marah…
Komplain atas ketidakjelasan tugas-tugas itu & adanya overlapping tugas yang dibebankan ama Tim Wardrobe & Make up… Ternyata, Retno, Mas Aji, & Vita sama menderitanya dgn tim gue…

Mmm… gue rasa, anak-anak lain dari Tim Wardrobe & Make up pun merasakan hal serupa. Mengerjakan tugas utama sebagai Tim Wardrobe & Make up, merangkap logistik, marshall & L.O. Keren banget kan kita??? Bikin kostum iya… wardrobe & make up iya… servis logistik iya… pendampingan & servis artis iya… ikut jalan pula… Kerje nggak ade matinye nih kita…
Boooh, keenakan logistik, marshall & L.O dong yang nggak ngerjakan tugasnya. Apalagi L.O… sama sekali nggak nongol tuh batang hidungnya… kemana sih???

Kita sama sekali nggak sempet foto-foto. Nggak bawa kamera digital. Kamera hape gue juga kelewat kacrut. Udah malem pula… Wah, nggak ada kesempatan buat ngeceng-ngeceng nih. Ye… boro-boro bisa ngeceng, kita semua udah pada kayak gembel gini. Tapi masih lumayan, koordinatornya geng sebelah lumayan good looking (hehe), temen2 volunteer laen juga ada yg cakeb, dikiiit.... Setidaknya ada orang ganteng yang bisa gue nikmatin parasnya pake mata gue ini, alhamdulillah… eh? Astaghfirullah…^^

Dengan demikian selesailah Harmonight malam itu…

Weits, ada yang kelupaan… Fee kita belum dibagikan! Haha, saatnya kita ngantri ngambil duit transport kita… Pas gue tahu itu, giliran gue udah kelewatan, karena pembagian fee diurutkan sesuai abjad nama depan, dan udah nyampe abjad E… nama depan gue kan A…
Mau ngambil, gue nunggu Aji deh yang lagi makan, biar sama-sama ngambil… eh, gue nunggu Aji ternyata nama depan dia bukan ‘Aji’ tapi I… *siapa sih, gue nggak inget…*
Padahal tadi dia udah gue tanyain nama depan dia, jawab dia ‘Aji’. Woh, dasar nggak konek… Ya udah deh akhirnya gue ambil sendiri…
Uang bensin kita cuma diganti Rp. 50.000,00 men… Gue kira bakal dapet lumayan banyak dari JJC ini, dalam pikiran gue sekitar tiga ratus ribet gitu deh… *ngarep, jiakakakak…*
Padahal juga, tangki bensin gue & temen-temen Tim Wardrobe & Make up yang paling bocor, karena harus bolak-balik ke Madukismo…
Ketauan banget, Pemkot Yk pelit banget nih ngeluarin duit buat para volunteer. Dananya cuma ada Rp. 7.500.000,00 (150 × @ Rp. 50.000,00). Pantesan aja Gayam16 bingung recruitment volunteer-nya. Utk JJC cuma diambil 150 orang aja, supaya per anak bisa dapat (setidaknya @ rp. 50 ribet) dengan seabrek tugas yang na’uzubillah… Nggak ada uang lelah nih, benar-benar tidak memanusiakan manusia nih…
Atau ada indikasi lain yang nyebabin kita cuma dapet segitu… Yah, tapi, cuma asumsi gue juga sih, hehe
Tapi udah lumayan deh, dapet dua kaos (walaupun desain kaosnya norak banget…) & duit transport lima puluh ribet… plus pengalaman, temen baru, dan tentu aja, capek karena kerja rodi. Oia, juga sertifikat volunteer Pawai Mozaik Jogja & Jogja Java Carnival, dapat dua… Hore!

Setelah pembagian fee, anak-anak volunteer udah boleh pulang. Nggak ada evaluasi…
Nah, setelah itu gue bingung gimana caranya balik lagi ke Dinas Pariwisata. Padahal Tim Wardrobe & Make up masih harus bantuin ratusan artis ganti kostum (lagi…), beresin kostum-kostumnya (lagi-lagi…), sekaligus ngebersihin ruangan yang tadi kita pake. Dan lagi, motor gue masih diparkir disana, gawaaat...

Gimana dong?! Gue sih nggak sudi jalan lagi buat balik kesana… Untungnya gue ketemu temen sesama volunteer yang dengan rela dan ikhlas nganterin gue balik ke Dinas Pariwisata (Bohong, sebenernya gue yang tiba-tiba nyegat mereka dan minta dianterin :p). Siapapun lo, thnks a lot ya… dan sory banget karna gue lupa wajah & nama lo…^^. Setelah sebentar manasin mesin motor yang beku, segeralah kita meluncur menuju ke Dinas Pariwisata. Tanpa helm, udah kagak peduli lagi dah ama Pak Polisi yang pada ngamanin jalanan… Berkat diantar pake motor, gue lebih cepet sampe dibandingin temen-temen yang laen, yang pada (rela) jalan kaki (lagi)… Huahahaha… :DD *licik*.

Sampe disana, eh, ternyata semua udah pada beres. Alhamdulillah… Artisnya juga udah pada ilang (maksud gue, mereka semua udah pada pulang), kostum udah diberesin (mungkin yang bantu ngeberesin adalah mbak-mbak & mas-mas Commite, yang tadi juga bantu wardrobe, make up & jagain barang… Thnks deh…). Kostum udah pada nggak ada, mungkin udah diangkut lagi pake truk dan dipindahin ke rumah workshop. Tapi gue sekali lagi ngecek tempat nge-tem vehicle gue… Yup! Udah pada beres! Dengan demikian, udah bebas tugas deh gue... Karna gue udah capek banget, gue langsung pulang tanpa nunggu temen-temen yang lain. Cukup pamitan, bermaaf-maafan, termakasih-terimakasihan, sama anak-anak Tim Wardrobe & Make up yang tersisa disitu (atau udah balik?). Halah, berasa habis lebaran ajah…
Tapi sorry ye, gue males banget kalo harus basa-basi ama anak Logistik, Lo & Marshal… *emosi…dendam…* Hahaha…

#

My Team… sankyu…
Tim Kostum : AA’Dhani ; yang dibantu ama Mas Io, Mas Gundul, Mas Ucok, Ajie, Weni, Pemuda-Pemuda setempat (Madukismo), dll…
Supervisor : Mas Satrio (Mas Io), Mas Saesar, Mb. Intan…
Partner (kelompok kecil #6): Dedy (koordinator gue), Sri, Ita & Gabby.
Partner Genk Sebelah (kelompok kecil #7): Aji, Vita, Tata, Retno & Cahyo (Melinda).
Tim Wardrobe & Make up (Volunteer) : Septi, Kunthi, Pras, Dendy, Deny, Rifky, Fian, Cecil, Asri, Kitty, Socha, Mely, Ayu, Rizka… dan temen-temen lain yang nggak gue inget namanya… (Sorry banget, hehe…)

Gue salut banget sama tim kita. Menurut gue, tim kita yang paling oke, yang paling bekerja keras…
Tengkyu buat kalian semua!

HIDUP VOLUNTEER TIM WARDROBE & MAKE UP!!!

* Semoga kita bertemu lagi di JJC tahun depan… :)

Ps: Mau nggak tahun depan ditempatkan di Tim Wardrobe & Make up lagi…???

#

Yogyakarta, 17 Oktober 2010
Nisya Rifiani Volunteer JJC #3

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Itulah sebagian pengalaman dari saia ketika menjadi volunteer pada event JOGJA JAVA CARNIVAL #3 2010 ; HARMONIGHT… Mungkin tidak terlalu lengkap… (Ditulis sekitar 5000 kata… wah, udah kayak bikin paper aja hahaha :DD…).
#

0 komentar:

Posting Komentar