2 Jun 2012

Rumah Baca - Gelaran Buku di Indonesia Boekoe


GELARAN BUKU DI INDONESIA BOEKOE
Oleh : Nisya Rifiani


Awal Gelaran Indonesia Buku atau Gelaran [I: boekoe] sejatinya telah dimulai sejak tahun 1999 dengan nama awal “Gelaran Budaya”, sebuah balai budaya sekaligus galeri pameran seni rupa yang dikelola oleh para pegiat seni di Yogyakarta – dahulu terletak di Karangkajen, Yogyakarta. Tahun 2006 Gelaran Budaya berubah nama menjadi “Gelaran Buku”, dan pindah ke rumah baru mereka yang terletak di Jl. Patehan Wetan No. 3 Kraton, Yogyakarta – yang dihuni hingga sekarang. Gelaran Buku pertama kali dicetuskan oleh Taufik Rahzen, Galam Zulkifli, Dipo Andy Muttaqien, Eddy Susanto, dan Muhidin M Dahlan. Maksud pendirian Gelaran Buku adalah untuk merekam peristiwa perbukuan di Indonesia. Ditujukan untuk merespons dan memberi catatan-catatan penting tentang pergulatan manusia dan buku atau buku dengan buku.
Gelaran Buku mengangkat konsep perpustakaan lembaga/komunitas yang dikelola dari, oleh, dan untuk kalangan sendiri. Tahun 2009 Gelaran Buku berganti nama menjadi “Gelaran Indonesia Buku” atau Gelaran [I: boekoe]. Gelaran [I: boekoe] bukan lagi perpustakaan komunitas semata, namun bertransformasi menjadi Perpustakaan & Taman Bacaan Masyarakat dimana semua orang dari semua kalangan dapat mengakses buku dari tempat ini.
Lebih luas lagi, Gelaran [I: boekoe] mengembangkan berbagai macam program dan kegiatan yang bergerak dalam bidang literasi pada khususnya. Kini, Gelaran [I: boekoe] telah memiliki sayap divisi dan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat dari hulu sampai hilir, dari usia dini hingga usia senja. Sayap divisi Gelaran [I: boekoe] yaitu Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Angkringan Buku, Radio Buku, dan Rumah Penerbitan. Kegiatan-kegiatan yang rutin diselenggarakan Gelaran [I: boekoe] yaitu Sinema Book Club, Obrolan Senja, serta Kajian Jawa & Nusantara. Selain itu terdapat forum website yang dapat diakses di www.indonesiabuku.com dan radio buku streaming www.radiobuku.com.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
TBM [I: boekoe] adalah sayap perpustakaan Gelaran [I: boekoe]. Perpustakaan ini awalnya hanya diperuntukkan sebagai bahan baku riset-riset sejarah yang diselenggarakan Indonesia Buku. TBM [I: boekoe] mengusung jargon “Hak buku untuk semua”. Artinya, semua orang mempunyai hak untuk mengakses buku, dan sebaliknya buku berhak diakses oleh semua orang.
Namun seiring waktu, TBM [I: boekoe] memperluas cakupan kegiatan. Tak hanya sebagai perpustakaan yang menyimpan material pustaka dan informasi, melainkan juga mengambil peran menggerakkan buku menjadi sebuah organisme yang hidup di pelbagai kantong komunitas warga. Terutama sekali di daerah-daerah terpencil dan mempunyai akses pustaka yang buruk.
TBM [I: boekoe] kemudian membentuk sebuah gerakan yang dinamakan Central Dukuh Buku atau CDB. CDB kemudian membangun jaringan penyebaran buku hingga ke dusun terpencil. Sebagai jangkar buku, CDB memobilisasi pengumpulan buku dari pribadi-pribadi atau lembaga-lembaga donor buku yang berkenan berbagi buku kepada warga miskin yang tak terjangkau bacaan yang layak.
Selain memasok buku, CDB juga memacu semangat kreativitas warga untuk penciptaan karya, terutama dalam bentuk karya tulis. Posisi CDB di sini adalah menghubungan stake holder dunia buku dengan warga. Misalnya, percetakan, distributor, perpustakaan, dan pembaca buku dimana pun berada. Saat ini, CDB yang berada dibawah bendera Gelaran [I: boekoe] telah membangun jaringan perpustakaan komunitas di beberapa desa yaitu :
  • Desa Pakisbaru, Kec. Nawangan, Kab. Pacitan, Jawa Timur
  • Dusun Jambu, Kec. Kayen, Kab. Kediri, Jawa Timur
  • Perpustakaan Desa, Wasior, Papua Barat
  • Desa Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur
  • Desa Tondo, Kec. Sirenja, Kab. Donggala, Sulawesi Tengah

CDB mengusahakan komunikasi secara intensif dan saling membantu dalam segala hal. Saling membantu membuat central-central dukuh buku yang baru.

Angkringan Buku – angkringan dengan konsep “angkringan kejujuran”. Angkringan Buku mengusung jargon “Manunggaling Angkringan lan Buku”. Pada angkringan buku ini mencoba untuk mendekatkan buku kepada public sphere, dimana kita tahu angkringan adalah tempat berkumpul orang-orang dari segala usia dari semua kalangan, semua dapat melebur menjadi satu strata yang sama. Selain menyediakan menu khas angkringan, juga menyediakan buku saku yang berisi biografi singkat tokoh-tokoh, sejarah singkat, dll, dan dijual dengan harga yang murah. Selain di Patehan, Angkringan Buku serupa juga dibuka di daerah Taman Sari dan Gedong Tengen – yang dikelola oleh pemuda setempat. Angkringan Buku memberdayakan potensi warga sekitar yaitu ibu-ibu rumah tangga, untuk memasok berbagai menu angkringan. Keuntungan yang didapat akan dibagi secara adil. Angkringan Buku buka mulai jam 4 sore hingga jam 10 malam.

Radio Buku – radio streaming yang memberikan informasi all about book. Program siaran Radio Buku memungkinkan semua orang dari semua kalangan mengakses dan memberikan informasi tentang buku. Radio Buku mengusung jargon “Membaca Radio, Mendengarkan Buku”. Radio Buku ini adalah radio buku pertama dan satu-satunya di dunia.

Rumah Penerbitan ‒ Gelaran [I: boekoe] mempunyai sayap penerbitan yang bergerak di bidang sastra yang bernama Gelaran Buku. Buku-buku yang diterbitkan biasanya melalui riset terlebih dahulu.

Sinema Book Club (SBC) – SBC adalah kegiatan pemutaran film dan diskusi tentang film tersebut, tentunya film-film tersebut masih ada hubungannya dengan buku. Dengan jargon “Membaca Film, Menonton Buku” kegiatan SBC ini mencoba mengajak kita menikmati film dengan cara berbeda. SBC diadakan setiap malam minggu mulai jam 19.00 WIB.

Obrolan Senja – diskusi mengenai draft naskah yang siap diterbitkan. Siapapun yang mempunyai naskah siap cetak dapat mendaftarkan naskahnya untuk didiskusikan bersama agar naskah tersebut lebih matang. Pihak Gelaran [I: boekoe] akan mengundang teman-teman yang tertarik dan ekspert pada tema naskah yang akan didiskusikan –dan mengatur jadwal kapan naskah kamu akan dibagikan (kepada peserta diskusi) dan kapan didiskusikan. Nah, apabila kamu punya draft naskah, nggak ada salahnya sharring dengan teman-teman di Obrolan Senja ini. Diskusi bersama akan menambah sesuatu yang baru dan menjadikan buku kamu menjadi semakin “wah”. Kegiatan ini rutin diadakan setiap satu bulan sekali.

Kajian Jawa & Nusantara – kegiatan untuk mengkaji sejarah jawa dan nusantara, khususnya di bidang literasi. Uniknya, peserta kajian ini dilakukan oleh orang yang sudah lanjut usia. Dibawah pengawasan Yayasan Cahaya Nusantara, kegiatan ini diadakan setiap hari jumat dwi mingguan.

Gelaran [I: boekoe] dikelola oleh para pegiat buku, sebagian adalah volunteer. Penanggung jawab atas seluruh program dan kegiatan di Gelaran [I: boekoe] adalah Mas Faiz. Sementara masing-masing divisi dan kegiatan ada yang mengelola. TBM [I: boekoe] dikelola oleh Mbak Khotim. Angkringan Buku dikelola oleh Iyung. Radio Buku dan Sinema Book Club dikelola oleh Yandri. Obrolan Senja dikelola oleh Virus. Sementara Rumah Penerbitan sedikit berbeda karena sebenarnya manajemennya dibedakan dengan Gelaran [I: boekoe] itu sendiri, diketuai oleh Gus Muh.
Gelaran [I: boekoe] juga melahirkan komunitas pengarsip yang hampir semua anggotanya adalah remaja dan dari perwakilan berbagai komunitas. Komunitas kreatif ini bekerja mengembangkan proses penulisan, peliputan, dokumentasi material sejarah dalam segala bidang dengan mata baru, segar, dan futuristik. Kini, komunitas pengarsip muda ini sedang melakukan kegiatan riset dan arsip sejarah kampung yang dilaksanakan di Kelurahan Patehan. Nantinya akan menuju digitalisasi arsip serta pameran karya dan arsip.
Gelaran Indonesia Buku adalah rumah bersama yang mencoba menjadi wadah bagi semua generasi untuk dapat belajar bersama-sama – dari hulu sampai hilir, dari yang berusia balita, hingga manula. Mencoba mengajak masyarakat menyikapi buku secara personal, sekaligus mewarisi dan mewariskan buku kepada generasi berikutnya. Kalau bukan kita, siapa lagi???

#


(Teks & Foto by : Nisya Rifiani / 2011)
                                                                           
Catatan : Sebagian dari tulisan ini telah dipublikasikan di Majalah BIAS – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Provinsi DIY ‒ Edisi 7 Tahun XVI / 2011




Perpustakaan dan Ruang Baca

Komputer dan Hot Spot untuk pengunjung



Komunitas Pengarsip

 Diskusi bersama teman-teman



Serius Menekuni Buku

Angkringan Buku




Memilih Buku Sastra



1 komentar:

  1. Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan komunitas baca, dengan ini Komunitas Rumah Baca selalu membuka Program Wakaf Buku Pribadi.

    Program Wakaf Buku Pribadi merupakan program sosial dalam rangka memfasilitasi masyarakat dalam mewakafkan buku koleksi pribadinya.

    BalasHapus