GELARAN
BUKU DI INDONESIA BOEKOE
Oleh : Nisya Rifiani
Awal Gelaran Indonesia Buku atau Gelaran [I: boekoe] sejatinya telah dimulai sejak tahun 1999 dengan nama awal “Gelaran Budaya”, sebuah balai budaya sekaligus galeri pameran seni rupa yang dikelola oleh para pegiat seni di Yogyakarta – dahulu terletak di Karangkajen, Yogyakarta. Tahun 2006 Gelaran Budaya berubah nama menjadi “Gelaran Buku”, dan pindah ke rumah baru mereka yang terletak di Jl. Patehan Wetan No. 3 Kraton, Yogyakarta – yang dihuni hingga sekarang. Gelaran Buku pertama kali dicetuskan oleh Taufik Rahzen, Galam Zulkifli, Dipo Andy Muttaqien, Eddy Susanto, dan Muhidin M Dahlan. Maksud pendirian Gelaran Buku adalah untuk merekam peristiwa perbukuan di Indonesia. Ditujukan untuk merespons dan memberi catatan-catatan penting tentang pergulatan manusia dan buku atau buku dengan buku.
Gelaran Buku mengangkat konsep
perpustakaan lembaga/komunitas yang dikelola dari, oleh, dan untuk kalangan
sendiri. Tahun 2009 Gelaran Buku berganti nama menjadi “Gelaran Indonesia Buku”
atau Gelaran [I: boekoe]. Gelaran [I: boekoe] bukan lagi perpustakaan komunitas
semata, namun bertransformasi menjadi Perpustakaan & Taman Bacaan Masyarakat
dimana semua orang dari semua kalangan dapat mengakses buku dari tempat ini.
Lebih luas lagi, Gelaran [I: boekoe]
mengembangkan berbagai macam program dan kegiatan yang bergerak dalam bidang
literasi pada khususnya. Kini, Gelaran [I: boekoe] telah memiliki sayap divisi dan
berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat dari hulu sampai hilir, dari usia
dini hingga usia senja. Sayap divisi Gelaran [I: boekoe] yaitu Taman Bacaan
Masyarakat (TBM), Angkringan Buku, Radio Buku, dan Rumah Penerbitan. Kegiatan-kegiatan
yang rutin diselenggarakan Gelaran [I: boekoe] yaitu Sinema Book Club, Obrolan
Senja, serta Kajian Jawa & Nusantara. Selain itu terdapat forum website yang dapat diakses di www.indonesiabuku.com dan radio
buku streaming www.radiobuku.com.
Taman
Bacaan Masyarakat (TBM)
TBM [I: boekoe] adalah sayap perpustakaan Gelaran [I: boekoe]. Perpustakaan ini awalnya hanya diperuntukkan
sebagai bahan baku riset-riset sejarah yang diselenggarakan Indonesia Buku. TBM
[I:
boekoe] mengusung jargon
“Hak buku untuk semua”. Artinya, semua orang mempunyai hak untuk mengakses
buku, dan sebaliknya buku berhak diakses oleh semua orang.
Namun
seiring waktu, TBM [I: boekoe] memperluas
cakupan kegiatan. Tak hanya sebagai perpustakaan yang menyimpan material
pustaka dan informasi, melainkan juga mengambil peran menggerakkan buku menjadi
sebuah organisme yang hidup di pelbagai kantong komunitas warga. Terutama
sekali di daerah-daerah terpencil dan mempunyai akses pustaka yang buruk.
TBM
[I:
boekoe] kemudian
membentuk sebuah gerakan yang dinamakan Central Dukuh Buku atau CDB. CDB
kemudian membangun jaringan penyebaran buku hingga ke dusun terpencil. Sebagai
jangkar buku, CDB memobilisasi pengumpulan buku dari pribadi-pribadi atau
lembaga-lembaga donor buku yang berkenan berbagi buku kepada warga miskin yang
tak terjangkau bacaan yang layak.
Selain
memasok buku, CDB juga memacu semangat kreativitas warga untuk penciptaan
karya, terutama dalam bentuk karya tulis. Posisi CDB di sini adalah
menghubungan stake holder dunia buku dengan warga. Misalnya, percetakan,
distributor, perpustakaan, dan pembaca buku dimana pun berada. Saat ini, CDB
yang berada dibawah bendera Gelaran [I: boekoe] telah membangun jaringan perpustakaan
komunitas di beberapa desa yaitu :
- Desa Pakisbaru, Kec. Nawangan,
Kab. Pacitan, Jawa Timur
- Dusun Jambu, Kec. Kayen, Kab.
Kediri, Jawa Timur
- Perpustakaan Desa, Wasior, Papua
Barat
- Desa Ruteng, Flores, Nusa
Tenggara Timur
- Desa Tondo, Kec. Sirenja, Kab.
Donggala, Sulawesi Tengah
CDB mengusahakan komunikasi
secara intensif dan saling membantu dalam segala hal. Saling membantu membuat
central-central dukuh buku yang baru.
Angkringan
Buku – angkringan dengan konsep “angkringan kejujuran”. Angkringan
Buku mengusung jargon “Manunggaling Angkringan lan Buku”. Pada angkringan buku
ini mencoba untuk mendekatkan buku kepada public
sphere, dimana kita tahu angkringan adalah tempat berkumpul orang-orang
dari segala usia dari semua kalangan, semua dapat melebur menjadi satu strata
yang sama. Selain menyediakan menu khas angkringan, juga menyediakan buku saku yang
berisi biografi singkat tokoh-tokoh, sejarah singkat, dll, dan dijual dengan
harga yang murah. Selain di Patehan, Angkringan Buku serupa juga dibuka di daerah
Taman Sari dan Gedong Tengen – yang dikelola oleh pemuda setempat. Angkringan Buku
memberdayakan potensi warga sekitar yaitu ibu-ibu rumah tangga, untuk memasok
berbagai menu angkringan. Keuntungan yang didapat akan dibagi secara adil.
Angkringan Buku buka mulai jam 4 sore hingga jam 10 malam.
Radio Buku – radio streaming yang memberikan informasi all about book. Program siaran Radio
Buku memungkinkan semua orang dari semua kalangan mengakses dan memberikan
informasi tentang buku. Radio Buku mengusung jargon “Membaca Radio,
Mendengarkan Buku”. Radio Buku ini adalah radio buku pertama dan satu-satunya
di dunia.
Rumah
Penerbitan ‒ Gelaran [I: boekoe] mempunyai sayap penerbitan yang bergerak di
bidang sastra yang bernama Gelaran Buku. Buku-buku yang diterbitkan biasanya
melalui riset terlebih dahulu.
Sinema
Book Club (SBC) – SBC adalah kegiatan pemutaran film dan
diskusi tentang film tersebut, tentunya film-film tersebut masih ada
hubungannya dengan buku. Dengan jargon “Membaca Film, Menonton Buku” kegiatan
SBC ini mencoba mengajak kita menikmati film dengan cara berbeda. SBC diadakan
setiap malam minggu mulai jam 19.00 WIB.
Obrolan
Senja – diskusi mengenai draft naskah
yang siap diterbitkan. Siapapun yang mempunyai naskah siap cetak dapat
mendaftarkan naskahnya untuk didiskusikan bersama agar naskah tersebut lebih
matang. Pihak Gelaran [I: boekoe] akan mengundang teman-teman yang tertarik dan
ekspert pada tema naskah yang akan
didiskusikan –dan mengatur jadwal kapan naskah kamu akan dibagikan (kepada peserta
diskusi) dan kapan didiskusikan. Nah, apabila kamu punya draft naskah, nggak ada salahnya sharring dengan teman-teman di Obrolan Senja ini. Diskusi bersama
akan menambah sesuatu yang baru dan menjadikan buku kamu menjadi semakin “wah”.
Kegiatan ini rutin diadakan setiap satu bulan sekali.
Kajian
Jawa & Nusantara – kegiatan untuk mengkaji sejarah jawa dan
nusantara, khususnya di bidang literasi. Uniknya, peserta kajian ini dilakukan
oleh orang yang sudah lanjut usia. Dibawah pengawasan Yayasan Cahaya Nusantara,
kegiatan ini diadakan setiap hari jumat dwi mingguan.
Gelaran [I: boekoe] dikelola oleh para
pegiat buku, sebagian adalah volunteer.
Penanggung jawab atas seluruh program dan kegiatan di Gelaran [I: boekoe] adalah
Mas Faiz. Sementara masing-masing divisi dan kegiatan ada yang mengelola. TBM
[I: boekoe] dikelola oleh Mbak Khotim. Angkringan Buku dikelola oleh Iyung.
Radio Buku dan Sinema Book Club
dikelola oleh Yandri. Obrolan Senja dikelola oleh Virus. Sementara Rumah
Penerbitan sedikit berbeda karena sebenarnya manajemennya dibedakan dengan
Gelaran [I: boekoe] itu sendiri, diketuai oleh Gus Muh.
Gelaran [I: boekoe] juga melahirkan
komunitas pengarsip yang hampir semua anggotanya adalah remaja dan dari
perwakilan berbagai komunitas. Komunitas kreatif ini bekerja mengembangkan
proses penulisan, peliputan, dokumentasi material sejarah dalam segala bidang
dengan mata baru, segar, dan futuristik. Kini, komunitas pengarsip muda ini sedang
melakukan kegiatan riset dan arsip sejarah kampung yang dilaksanakan di
Kelurahan Patehan. Nantinya akan menuju digitalisasi arsip serta pameran karya
dan arsip.
Gelaran Indonesia Buku adalah rumah
bersama yang mencoba menjadi wadah bagi semua generasi untuk dapat belajar bersama-sama
– dari hulu sampai hilir, dari yang berusia balita, hingga manula. Mencoba
mengajak masyarakat menyikapi buku secara personal, sekaligus mewarisi dan
mewariskan buku kepada generasi berikutnya. Kalau
bukan kita, siapa lagi???
(Teks & Foto
by : Nisya Rifiani / 2011)
Catatan : Sebagian dari tulisan ini
telah dipublikasikan di Majalah BIAS – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Provinsi
DIY ‒ Edisi 7 Tahun XVI / 2011
Perpustakaan dan Ruang Baca
|
Komputer dan Hot Spot untuk
pengunjung
|
Komunitas Pengarsip
|
Diskusi bersama teman-teman
|
Serius Menekuni Buku
|
Angkringan Buku
|
Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan komunitas baca, dengan ini Komunitas Rumah Baca selalu membuka Program Wakaf Buku Pribadi.
BalasHapusProgram Wakaf Buku Pribadi merupakan program sosial dalam rangka memfasilitasi masyarakat dalam mewakafkan buku koleksi pribadinya.