KULIAH KOMUNIKASI ::PENGANTAR ILMU POLITIK (2006)
POLITIK DAN KEKUASAAN
- Nisya Rifiani -
Review dari film
dokumenter : Wolf Battlefield
Sutradara : Sanjeev Bhaskar
Politik tidak dapat dilepaskan dari kehidupan seseorang atau
suatu kelompok. Begitu juga dengan kehidupan yang dijalankan oleh manusia.
Namun ternyata tidak hanya manusia saja yang berpolitik, tetapi binatang pun
juga berpolitik. Secara tidak kita sadari, binatang menjalankan kegiatan
politik untuk mencapai berbagai tujuan. Misalnya, untuk mendapatkan makanan,
wilayah, kekuasaan, dan lain-lain.
Binatang mempunyai otak namun tidak dapat digunakan untuk
perfikir sebagaimana otak manusia. Lantas bagaimana mereka berpolitik? Ya,
binatang memang tidak dapat berfikir tetapi mereka mempunyai insting kehewanan.
Misalnya saja serigala, ia menggunakan insting yang mereka punya untuk bertahan
hidup baik di luar, maupun didalam koloninya. Serigala dianugerahi fisik yang
sempurna dan kemampuan yang handal, namun tanpa insting yang kuat mereka tidak
dapat bertahan hidup.
Gambar : Google |
Politik yang dijalankan serigala dapat kita analogikan dengan
politik yang dijalankan oleh manusia. Serigala mempunyai indra penciuman yang
tajam, sepuluh ribu kali dari kemampuan penciuman manusia. Ia juga mampu
berlari 40km/jam. Mereka memiliki teamwork
yang baik serta memiliki wilayah yang mereka ciptakan dari jejak-jejak yang
berupa bau per-100km yang bisa bertahan selama berminggu-minggu. Sedangkan
manusia, selain dianugerahi akal dan fikiran pasti juga mempunyai keinginan dan
tujuan yang harus dicapai. Baik serigala maupun manusia sama-sama menggunakan
apa yang mereka miliki untuk mencapai tujuan mereka.
Secara sadar maupun tidak sadar serigala telah melakukan
kegiatan politik. Misalnya, saat serigala dan koloninya berburu hewan lain
untuk mereka makan. Mereka harus tahu apa dan siapa yang mereka buru untuk
mendapatkan buruan itu sebagai makanan. Mereka selalu mengamati buruan mereka. Mereka
harus tahu mana
buruan yang lemah atau tak berdaya kemudian mendesak buruan mereka. Hal ini
juga berlaku pada saat mereka mepertahankan wilayah kekuasaan mereka dari
koloni serigala lain atau kawanan hewan lain.
Tak berbeda dengan manusia yang
berpolitik. Misalnya kegiatan pada partai politik. Partai poitik merupakan
suatu kelompok yang terorganisasi yang anggotanya mempunyai orientasi dan
cita-cita yang sama. Tujuannya yaitu memperoleh kuasaan politik dengan cara
konstitusional untuk melaksanakan kebijakan mereka. Politik binatang dan
politik manusia memang berbeda, namun dapat dianalogikan. Pada intinya,
terdapat kesamaan pada politik binatang dan politik manusia.
Gambar : Google |
Pada resume
ini kita tidak akan membicarakan politik binatang, namun kita akan membicarakan
politik manusia. Bagaimana manusia berpolitik? Apakah kekuasaan itu? Bagaimana
menjalankannya? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan kita temukan
jawabannya pada rangkaian tulisan ini.
Pada kajian ilmu politik, kekuasaan (power) merupakan salah satu dari lima
konsep pokok ilmu politik. Kekuasaan sendiri dapat didefinisikan sebagai:
seseorang atau sekelompok manusia yang mempengaruhi tingkah laku seseorang atau
kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku tersebut menjadi sesuai
dengan keinginan dan tujuan dari orang atau kelompok yang memiliki kekuasaan
itu (1).
Kekuasaan sebagai Inti Politik
Sarjana politik seperti Harold D. Laswell, A.
Kaplan, Deliar Noer, Ossip K. Flechtheim, melihat kekuasaan sebagai inti dari
politik. Anggapan dasar politik bagi mereka adalah semua kegiatan yang
menyangkut masalah memperebutkan dan mempertahankan kekuasaan politik
(perjuangan keuasaan/power struggle).
Tujuan politiknya menyangkut kepentingan seluruh masyarakat. Hal ini juga
berarti bahwa kekuasaan politik dan tujuan politik mempengaruhi satu sama lain
dan bergantung satu sama lain.
Kekuasaan Sosial
Pada awalnya kekuasaan sosial timbul karena manusia
mempunyai bermacam kepentingan, keinginan, dan tujuan yang ingin sekali
dicapainya. Hal itu menyebabkan manusia merasa perlu untuk memaksakan
kemauannya atas orang atau kelompok lain demi tercapainya keinginan atau
diakuinya eksistensi dirinya. Hal ini menimbulkan perasaan pada dirinya bahwa
mengendalikan orang lain adalah syarat mutlak untuk keselamatan dirinya
sendiri. Maka dari itu bagi banyak orang kekuasaan itu merupakan suatu nilai
yang dimilikinya.
Robert M. Maclver mengemukakan bahwa, kekuasaan
sosial adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara
langsung dengan jalan memberi perintah, maupun secara tidak langsung dengan
mempergunakan segala alat dan cara yang tersedia. Kekuasaan sosial terdapat
dalam semua hubungan sosial (2).
Hal-Hal penting dari definisi kekuasaan :
- Gejala kekuasaan adalah gejala yang lumrah yang terdapat dalam setiap masyarakat, dalam semua bentuk hidup bersama.
- Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan (relationship). Artinya terdapat satu pihak yang memerintah dan ada pihak lain yang diperintah (the rule and the ruled). Tetapi dalam hal ini tidak ada persamaan martabat (stratifiakasi).
- Manusia adalah subyek dari kekuasaan sekaligus obyek dari kekuasaan sesuai dengan prinsip memberi dan menerima.
- Sumber kekuasaan bisa berasal dari kekerasan (fisik maupun non-fisik), kedudukan (posisi dalam masyarakat), kekayaan, kepercayaan, dan lain sebagainya.
Kekuasaan Politik
Kekuasaan politik adalah kemampuan untuk
mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah) baik terbentuknya maupun akibat-akibatnya
sesuai dengan tujuan si pemegang kekuasaan sendiri. Kekuasaan politik merupakan
bagian dari kekuasaan sosial yang fokusnya ditunjukkan kepada negara sebagai
satu-satunya pihak berwenang yang memiliki hak untuk mengendalikan tingkah laku
sosial dengan paksaan. Kekuasaan menyangkut hal-hal sebagai berikut :
- Kekuasaan politik mencakup kekuasaan untuk memperoleh ketaatan dari warga masyarakat.
- Kekuasaan politik menyangkut pengendalian orang lain dengan tujuan untuk mempengaruhi tindakan dan aktivitas negara di bidang administratif, legislatif, dan yudikatif.
Kekuasaan politik sangan erat hubungannya dengan
penggunaan kekuasaan (machtsuitoefening)
yang apabila hal ini ditinggalkan, tidak digunakan, atau tidak dijalankan maka
kekuasaan politik tidak dapat diwujudkan. Apabila penggunaan kekuasaan itu
berjalan efektif maka akan terjadi kontrol kekuasaan (pengendalian/penguasaan)
bagi warga masyarakat mamupun aktivitas negara. Untuk menggunakan kekuasaan
politik maka dibutuhkan beberapa komponen yang terbentuk dengan sendirinya
yaitu penguasa (pelaku yang memegang kekuasaan) dan alat/sarana kekuasaan.
Apabila hal tersebut sudah ada maka penggunaan kekuasaan itu dapat berjalan
dengan baik.
#
Bahan Bacaan:
(1) Miriam
Budiarjo. 1977. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
(2) Robert
M. Maclver. 1961. The Web of Government. New York : The Macmillian Company.
Hal. 22.
0 komentar:
Posting Komentar