JOGJA JAVA CARNIVAL : HARMONIGHT
‒ 16 Oktober 2010
WHAT THE F**K TIM WARDROBE &
MAKE UP – Kerje Nggak Ade Matinye…
Note :
Cerita
yang bikin emosi… Kerja Tim Wardrobe & Make up bikin mati… Cerita ini bukan
hanya fiktif, namun benar-benar terjadi di dunia nyata ini… Semakin lama
semakin emosi dalam saia bercerita. Maka, mohon maaf kalo’ ada salah-salah kata
& salah salah kalimat dalam bercerita… Okey… Let’s… Chek it out… :)
Calon
volunteer JJC yang lolos seleksi
tahap III sebanyak 150 orang. Orang-orang inilah yang diterima menjadi volunteer JJC. Nama-nama yang lolos dimumkan
pada Sabtu, 9 Oktober 2010 dan diminta berkumpul pada Senin, 11 Oktober 2012 di
tempat yang telah ditentukan untuk mendapatkan pengarahan tentang job description volunteer JJC sekaligus penempatan divisi. Senin sore itu, para volunteer sudah berkumpul, kami
mendapatkan pengarahan tentang tugas-tugas volunteer
di lapangan nanti. Tapi… ternyata pembagian divisi belum selesai dibuat. Dan
kami diminta kumpul kembali 12 Oktober 2012 keesokan harinya. Terpaksa deh kita
nunggu hari berikutnya.
Selasa
sore, hari berikutnya… volunteer JJC
kembali dikumpulkan di Piramid Café untuk pengumuman penempatan divisi
sekaligus briefing per divisi masing-masing.
Divisi Wardrobe & Make Up, Divisi L.O, Divisi Marshall, Divisi Logistik, Divisi
Malioboro, adalah positioning job untuk volunteer JJC #3 tahun 2010 – kayaknya
ada lagi tapi saia lupa.
Positioning Job
Tau
gue masuk divisi apa???
Tim
Wardrobe & Make up…!!! Wah, kalo ini sih gue udah punya pengalaman waktu produksi
karya audio-visual di kampus, dan pas nanganin film-film Edge Pictures… Kalo’
dipikir, ini juga sesuai ama ‘curhatan’ gue waktu tes wawancara dulu…
Selasa
sore, Piramid Café…
Setelah
pembagian divisi selesai, Tim Wardrobe & Make up segera berkumpul dan
memulai brieffing.
Oh
ya… sebelumnya gue perkenalan Tim Wardrobe & Make Up… Kami dipimpin oleh Comitte yang disebut dengan Supervisor,
bernama Mas Satriyo (Mas Io). Mas Io ini lulusan ISI Jurusan Teater. Sepintas
diperhatikan Mas Io nih mirip sama artis siapaaa gitu (gue lupa-lupa inget…). Volunteer yang tergabung dalam Tim
Wardrobe & Make up sejumlah 35 orang, yang tentu aja gue nggak semua inget
dengan nama-nama mereka…
Dari
35 orang volunteer masih dibagi lagi menjadi 7 kelompok kecil yang tiap
kelompok anggotanya berjumlah 5 orang. Nah, tiap kelompok ini nantinya akan
bertanggung jawab atas Wardrobe & Make up para artis per vehicle. Kebetulan memang ada 7 vehicle utama dalam JJC nanti. Intinya,
1 kelompok bertanggung jawab atas 1 vehicle,
walaupun nantinya akan ada distribusi orang ke vehicle lain, yang dikarenakan jumlah artis pada tiap vehicle berbeda-beda.
Gue
dapet kelompok #6, koordinator kelompok kecil gue, Dedy –anak UAD 2007. Dan 3
partner laen yang semuanya cewek: Sri –anak UGM 2006, udah lulus dia… Gabby –TP
UGM 2007 & Ita –anak AAYKPN (kalo’ nggak salah, hehe…), gue nggak tau
angkatannya. Ita anaknya cantik banget, menurutku sih… gue masih inget waktu
pertama kali ngeliat dia pas tes wawancara, waktu itu gw langsung seneng
ngelihat dia. Menurutku dia mirip artis salah satu penyanyi Idola Cilik itu
lho, tp gue nggak inget siapa… Selain itu kita akrab banget sama geng sebelah
(Kelompok #7) yang terdiri dari Aji, Tata, Vita, Retno & Cahyo.
Selepas
maghrib, divisi Tim Wardrobe &
Make up sepakat untuk bersama-sama mengunjungi workshop pembuatan kostum. Hadooh… tempatnya jauh banget. Di daerah
Madukismo. Tepat di sebelah timur Pabrik Gula Madukismo. Wah, jadi inget pernah
syuting film Keraton Warriors di
sana, bareng anak-anak Edge Pictures & First Experience. Di tempat ini-lah semua
kostum dibuat, nantinya akan dipakai di malam karnaval JJC. Tim pembuatan
kostum dipimpin oleh Dhani ‒yang sama anak-anak dipanggil AA’Dhani‒ (jadi inget
temen kkn gue namanya AA’Leo… satu-satunya temen yang gue panggil AA’) dibantu
oleh beberapa anak ISI dan pemuda setempat.
Tim
Wardrobe & Make Up sudah bekerja mulai dari hari selasa malam – tanggal 12
Oktober 2010, di rumah workshop
kostum. Dilanjutkan setiap rabu, kamis dan jumat – tiga hari berturut-turut.
Rata-rata anak-anak datang ke tempat workshop
jam 4 sore dan baru selesai jam 9 malam. Apa yang kami lakukan??? Kami membantu
menyelesaikan kostum yang akan dipakai pada malam karnaval 16 Oktober esok.
Walaupun sebagian kostum sudah siap tapi ternyata banyak juga kostum yang belum
selesai secara sempurna. Nah, anak-anak Tim Wardrobe & Make up bantuin vanishing kostum-kostum yang belum jadi
itu. Seperti ngecat, bikin aksesoris, masang pernak-pernik, dan lain-lain. Walau
peran kami kecil, tetapi ternyata cukup banyak membantu lho. Begitu banyak
kerjaan di workshop yang harus
diselesaikan. Kami (juga) rela bolak-balik ke tempat workshop. Payahnya, tempat workshop
kostum yang jauh itu tentu aja bikin tangki bensin kami bocooor…
Jumat,
15 Oktober…
Seperti
hari sebelumnya, anak-anak datang ke workshop
buat bantuin nyelesein kostum. Wah, masih banyak kostum yang belum siap… Siang
itu, tanpa terduga-duga, eeeh hujan turun dengan derasnya membanjiri tempat workshop yang out-door. Mana ada kostum
yang nyimpennya diluar… dan segeralah anak-anak berlarian menyelamatkan
kostum-kostum itu…
Di
luar hujan deras, mau nggak mau para pekerja kostum ini pada bertahan di dalam
rumah workshop sambil mengerjakan apa
pun yang bisa dikerjakan (banyaaak banget yang belum selesai…). Lama… akhirnya
hujan reda, tapi di halaman rumah workshop
yang masih tanah itu jadi becek dan berubah jadi genangan lumpur. Sialnya, kaki
kiri gue terperosok lumpur itu, dua kali lagi, hadeeeh… *geleng-geleng*
Anak-anak
volunteer bertahan sampai malam. Koordinasi
untuk hari H belum jelas, karena memang kami mempertanyakan kejelasan tugas
buat besok… Nunggu Mas Io… sms gak dibalas, telpon gak diangkat… boro-boro deh,
sinyalnya nyambung aja kagak! Eh… belakangan kita tau, hape Mas Io mati! Low
Bat! Waduh, mati gaya kita!
Mas
Io baru datang ke workshop jam 9 malam. Segeralah kita mulai brieffing. Brieffing malam itu sama sekali nggak kondusif. Anak-anak dikumpulkan
di ruangan depan tempat workshop ‒yang
sempit –jadi satu‒ barengan kostum-kostum juga… bergumullah kami semua disana. Semua
udah pada nggak konek, termasuk Mas Io. Mas Io ternyata harus ngurus vehicle baru yang mendadak diminta oleh
sponsor… Udah deh, malam itu jiwa kami udah melayang-layang entah kemana. Ditanya-nya
apa, jawabnya apa… Si A ngomong apa, si B balasnya apa… tapi anehnya dua orang
yg saling ngobrol itu masih bisa berkomunikasi… padahal gue dengerin, obrolan
mereka sama sekali nggak ada yang nyambung. What
The?! Mungkin karena dua-duanya nggak konek, hahaha… Tapi, hal-hal begitu
malah jadi bahan guyonan buat kita…
Suasana
yang nggak kondusif, cuaca yang dingin, perut keroncongan… nah, lengkaplah
penderitaan kita saat itu. Untungnya Vita & Cahyo (banci eksis yang minta
dipanggil “Melinda”) ngebeliin makanan & camilan buat kita. Ada pastel,
lumpia, kue kukus, dan keripik… Yeah, lumayanlah buat ganjel-ganjel perut,
hahaha! Cuma mereka nggak beliin kita air minum, terpaksalah kita ngerampok air
minum galonan di dapur belakang yang (memang) sebenernya disediain buat
anak-anak yang nggarap kostum. Back to the topic -> Inti briefing malam itu
adalah pembagian tugas. Penentuan kelompok-kelompok kecil yang akan mengurusi
wardrobe & make up artis vehicle, sekaligus pembagian siapa siapa saja
besok pagi yang bertugas di rumah wardrobe atau di Abu Bakar Ali.
16
Oktober pagi
At
Venue –> Rumah Workshop, Dinas Pariwisata YK, Abu Bakar Ali, Malioboro &
Alun-Alun Utara…
Walaupun
pada hari-hari sebelumnya kita udah mulai bekerja duluan, tetapi disinilah
tempat kami benar-benar beraksi… Tim Wardrobe & Make up dibagi menjadi dua
tim. Tim pertama kumpul di rumah workshop jam 8 pagi. Tugasnya ngecekin
kostum-kostum dan mengelompokkannya per vehicle. Setelah itu bantuin packing dan
moving ke venue (Dinas Pariwisata).
Tim
kedua ditempatkan di Abu Bakar Ali – tempat ganti kostum dan make up, di Dinas
Pariwisata Jln. Malioboro. Tugasnya membagi-bagi ruangan yang akan dipakai
ganti baju dan make-up. Sayangnya, gue nggak bisa datang jam8 tepat karena gue
harus mencari nafkah dulu. Selesai kerja gue langsung aja menuju ke Dinas
Pariwisata. Pas banget, ketika gue tiba disana, truk yang ngangkut kostum dari
rumah workshop juga baru tiba disana. Langsung deh gue ikutan angkut-angkut
kostum-kostum itu buat dibawa ke ruangan. Jam1 siang persiapan wardrobe &
kostum udah oke. Saatnya isi perut buat cadangan tenaga kalo nanti nggak sempet
makan. Kelompok #6 makan bareng kecuali Sri, dia baru dateng setelah kita
selesai makan.
Kelompok
#6 kebagian vehicle Global Warming. Artisnya ada empat kelompok, terdiri dari kelompok
Manusia Kaca, Manusia Api, Manusia Sampah dan Manusia Lumpur. Tiap kelompok
artisnya ada 20 orang plus 4 orang (artis utama). Jam2 an para artis kita itu udah
pada datang. Langsung deh kita suruh makan dulu… Setelah itu jam setengah lima kami
semua siap-siap, ganti kostum dan mulai make up. Akhirnya volunteer terjun juga di dunia make-up me make-up yang sebenernya. Artis-artis
kita lucu-lucu, ada banci eksis, mas-mas yang sangar, dan mbak-mbaknya
cantik-cantik… Walau tugas volunteer cuma
ngarahin dan bantuin, tapi akhirnya ikutan make up-in juga. Termasuk gue… Gue
bantuin make up-in gerombolan manusia kaca –semuanya cowok. Mana ada mas-mas yang
sok-sok ganjen nggak jelas, hihihi (namanya aja artis…). Terpaksa deh gue megang-megang
cowok-cowok itu, untungnya cuma body
painting di muka dan di punggung tangan.
Persiapan
pemberangkatan artis @Abu Bakar Ali
Udah
mau maghrib. Artis-artis udah pada siap, dan udah pada moving ke Abu Bakar Ali
(tempat pemberangkatan, jek!). Mulai di sinilah gue dan temen-temen lainnya pada
nge-blank pikirannya. Kelelahan yang menumpuk karena harus menggarap kostum
pada hari-hari sebelumnya, persiapan acara hari ini, dan kerjaan di hari H mungkin
jadi penyebabnya... Jelas, kami semua kurang istirahat. Disini kebiasaan
misuh-misuh gue mulai keluar. Gimana enggak, tugas kita (Tim Wardrobe &
Make up) pada overlapping semuanya! Astaghfirullah
hal’ajiim…
Gue
udah males banget nih kalo’ kayak gini caranya.
Oh,
ya… sampai acara hampir dimulai kita para volunteer
belum kebagian kaos volunteer loh
(terutama Tim Wardrobe & Make up). Padahal yang kulihat volunteer divisi laen (yang wara-wiri
nggak jelas) udah pada make’ kaos semua. Tapi nggak lama, anak2 pada dibagi
kaos… Wah, gue sendiri nih yang belum pake’. Untungnya, Ita mau ngambilin kaos gue
dari tempat distribusi, sementara gue ngambil senjata tempur buat nge-make over
kostum yang rusak (baca: peralatan kostum). Gue pake deh kaos itu… Lho, kenapa nih
kaosnya pas di badan gue??? Wah, ternyata Ita salah ngambil kaosnya. Gue pesen
yg ukuran L, tapi sama Ita diambilin yang ukurannya M… Nggak apa-apa deh, toh
gue keliatan langsing kalo’ pake’ ukuran M… (dalam hati gue mikir: tolol, emang
siapa sih yang mau ngeliatin elo??? Huahaha…).
Lagi-lagi
kami dapet kaos dengan desain dan warna yang norak. Warna ungu & kuning…
dan pesan sponsor di lengan kiri (gue gulung aja biar kagak ada yang ngelihat,
hehe). Plus tulisan “VOLUNTEER” gede banget di bagian punggung; yang seolah
menegaskan bahwa kita adalah ‘pembantu’. Payah, kaosnya ndeso begini, kagak
bisa dipake maen nih. Padahal udah ngebayangin bisa pamer & ngebanggain
bisa lolos seleksi sampe JJC lho…
Serba
tak jelas… Harusnya tugas Tim Wardrobe & Make up selesai ketika para artis sudah
siap tampil, udah ganti kostum & make up. Tinggal ngejaga aja supaya kostum
enggak rusak (kalo’ rusak, baru deh kita ngebenerin...) dan ngejaga make up
tetep bagus. Eh, iniii… kita dibebanin juga sama anak-anak logistik. Logistik
nitipin makan malam para artis sama kita, dan di taroh di ruang ganti! Padahal
artis-artis kita udah pada moving ke Abu Bakar Ali! Lagi-lagi kita deh yang
angkut-angkut makan malam itu dari Dinas Pariwisata ke Abu Bakar Ali! Sabaaarr…
Oh
ya satu lagi… logistik juga nitipin kupon untuk nuker snack artis. Kupon itu
nantinya akan ditukar dengan snack untuk para artis selepas acara nanti, kalau vehicle sudah sampai di tempat septic tank – tempat istirahat.
Akhirnya
semua Tim Wardrobe & Make up turut ngedampingi artis-artis … Buset dah,
bukannya ini tugasya L.O??? Rese’ amat nih L.O pada nggak nongol…
Di
Vehicle Global Warming, depan sendiri dipimpin langsung sama koordinator kita,
Mas Gundul. Kendaraan instalasi Vehicle Global Warming berhiaskan globe dunia
gedeee bangeeet, ada lampu didalamnya sehingga terlihat terang, bisa muter
lagi… Di atas globe yang berputar itu, ada artis utama: Manusia Kaca, Manusia
Api, Manusia Lumpur, dan Manusia Sampah yang melakukan akrobatik. Nggak jarang
mereka melakukan gerakan konyol –terkesan njiji’i, seperti goyang nge-bor,
ndangdutan, dlll… yang bikin ketawa para penonton di bawah. Dibelakang
kendaraan instalasi ada pasukan Manusia Kaca, didampingi gue & Ita. Disusul
pasukan Manusia Api, didampingi Gabby. Berikutnya ada pasukan Manusia Sampah
dan Manusia Lumpur. Deddy & Sri ada di garda paling belakang vehicle ini.
Nggak
nyesel deh gue ikut jalan. Lumayan, setidaknya gue eksis (sedikit), jiakakak…
walaupun gue yakin, betis gue tambah gede gara-gara ikutan jalan dan
lari-larian sepanjang jalan Malioboro…
Hei, apa-apaan para marshall? Marshall harusnya
ikutan ngedampingi vehicle jalan, dari mulai start sampai ke tempat finish.
Tapi… di start pun nggak ada marshall yang siap-siap ngedampingin vehicle
–terutama vehicle gue. Padahal kan marshal harusnya udah siap-siap di Abu bakar
Ali buat ngedampingin vehicle jalan… Gue malah sempet ngobrol sama salah satu
volunteer yang tugasnya di pemberangkatan. Dia malah nyuruh gue ngedampingin
vehicle yang dari Thailand, karena di sana marshall-nya cuma satu dan nggak ada
L.O-nya… Beuh, sory ye… kerjaan gue juga overlapping nih, silakan aja cari
L.O-nya… hohoho.
Marshall yang ngedampingin vehicle Global Warming
baru nongol ketika kita udah mulai jalan ±100 meter (udah agak jauh dari Abu
Bakar Ali). Dua orang aja, dan cuma ikutan jalan di belakang kendaraan
instalasi^^. Ketika gue tanya, dia pake alesan disuruh ikutan ngamanin jalananan
sekitar situ. Dan gue pribadi nggak bisa terima alesan itu! Banyak personel
keamanan di jalanan, Men! Gue rasa dengan personel mereka banyak udah mampu ngamanin
jalanan, udah mampu ngatasin massa, nggak bakal deh ada ibu-ibu hamil yang
melahirkan di jalanan… Gue juga yakin mereka bakalan dapet gaji yang lebih gede
dibandingin kita yang cuma volunteer… Elo mau-maunya disuruh jagain jalanan,
ketimbang ngerjain tugas elo yang seharusnya, he? (Sorry gue udah mulai emosi
nih…)
Logistik
yang kejam…
Gue
nggak ngerti ya, kenapa logistik tidak menyediakan air minum untuk para artis
ketika mereka berjalan sambil menari sepanjang jalan malioboro menuju ke
Alun-Alun (Kraton YK). Mereka nggak mikir apa?! Berjalan sambil menari kan
capek bangeet…
Beneran,
di tengah jalan, artis kita pada ngeluh kecapean dan haus. Mereka pada minta
minum sama kita. Tapi apa boleh buat, kita sendiri juga nggak bawa air minum.
Akhirnya kita cuma bisa nyuruh mereka sabar sampai finish nanti. Beuh, nggak
tega gue ngeliatnya… Gue sih nggak masalah nggak minum, tapi ngertiin dong
kondisi artis gue… Masih untung ada Tim
Medic (bukan volunteer) yang ikutan ngedampingi vehicle kita, dia ngerelain
dua botol minuman pribadinya untuk para artis kita. Siapapun elo, terimakasih…
:)
Gue
jadi teringat prinsip yang ditekankan Comitte & Supervisor. Katanya, servis
para artis habis-habisan. Tapi kenyataannya, nyediain minum buat para artinya
aja nggak mampu. Bah, apa prinsip itu cuma bulshit
belaka???
Selain
itu, gue juga sebel ama volunteer yang
pada nge-tem, tapi sok-sok tegas & nggak mau ngerti tugas volunteer lainnya… Pengalaman gue, baju
gue diseret sama salah satu volunteer yang tugasnya ngetem itu, lantaran gue
hampir ngedeketin panggung utama. Padahal gue cuma mau mastiin vehicle gue bisa jalan dengan lancar…
Sungguh, nggak sopaaan!!!
Karena
kupon snack para artis udah dihibahkan ama kita, mau nggak mau kita harus mengambil
logistik (snack) untuk para artis Global Warming. Yah… sekali lagi, sekali lagi,
sekali lagi… tugas logistik & L.O kita yang kerjakan…
Ini
nih satu lagi yang bikin kesel, karena tempat beristirahat para artis dan
tempat mengambil snack jauhnya na’uzubillah,
jauh bangeeet. Bayangin aja, tempat peristirahatan artis semuanya dipusatkan di
halaman Keraton Jogjakarta (di selatan), sedangkan tempat ngambil snack-nya itu
di tengah-tengah alun-alun utara. Seingetku malah lebih ke utara lagi. Gileee,
jauh banget kan??? Bah, mau nggak mau kita harus ngambil ntu snack buat para
artis kita, nggak tega juga ngeliat mereka kecapean, kehausan, kelaperan &
kepanasan karena kostum yang mereka pake…
Sumpeh,
positioning tempat logistiknya nggak
mutu banget! Nggak isa mikir nih orang yang ngatur…
Lalu,
berangkatlah gue, Dedy & Ita, berlari-larian menuju ke tempat logistik. Oia,
pas kita berangkat gue sempat liat Mas Pur, supervisor gue pas di event Pawai
Mozaik Jogja kemarin…
Jalan
menuju tempat logistik itu juga nggak gampang lho… Kita nggak bisa lewat depan
karena disekat pake teralis besi & terhalang pengunjung. Lewat depan juga bakal
kena ‘razia’ keamanan, karena menghalangi pandangan ‘orang-orang berduit’ itu.
Maka, lewat belakang adalah jalan satu-satunya menuju ke tempat penimbunan
snack.
Selain
itu, jalannya crowded banget. Penuh sesak
dengan kerumunan penonton, pedagang, kendaraan yang parkir nggak beraturan, jalanan
yang pada becek…
Mana
ada mbak-mbak pedagang yang nyegat gue, katanya nggak boleh lewat disela-sela
lapak dagangannya. Ikh bodo amat, langsung aja gue nyelonong sambil marah-marah
& ngebentak mbak-mbak itu. Habisnya, mbak-mbak itu nggak ngerti peran gue di
sini tu penting banget. Coba nggak ada gue, bakal ancur nih acara… :p
Uweek…
hahaha…
Sampai
di tempat pengambilan snack, terlihat anak-anak logistik enak-enakan nunggu
kita. Mana mukanya ngejek gitu. Sebel deh, gue pengen bilang: afu…
Dedy
langsung aja nunjukin kupon buat dituker snack sejumlah 80-an. Walhasil, kita
dikasih 4 bungkusan (plastik) besar. Karna Dedy cowok, dia bawa 2 plastik
sekaligus. Gue & Ita masing-masing bawa 1 plastik. Ya… satu plastik isinya
kira-kira ada dua puluh-an dos. Buset dah, beraaat… Beratnya mungkin ada 5
kilo’an kali ya… (berasa 5 kilo waktu itu, mungkin lebih…). Mungkin sebenernya enggak
berat, tapi kita udah capek setengah mampus, tenaga kita juga udah habis. Mana
nggak ada anak logistik yang bantuin kita ngangkat ntu snack. Sumpeh, saking
beratnya gue berkali-kali pindahin posisi ngangkat snack, biar tangan gue kagak
pegel. Kadang tu bungkusan snack gue seret juga kok, kadang kena tendang kaki
gue. Dos-nya juga udah pada penyok-penyok akibat kelakuan gue yang minus itu. Akh,
gue nggak peduli lagi ama bentuknya, yang penting ntu snack nyampe sampe tangan
artis gue dan bisa dinikmatin ama mereka…
*
Gue akui posisi logistik penting banget dalam event ini, terutama buat
kesejahteraan para artis. Tapi kalo’ begini cara logistik bekerja, yang ada
para artisnya bukan sejahtera, tapi malah sengsara… Jujur, gue kecewa banget
sama kerja tim logistik…
Setelah
distribusi snack untuk para artis, akhirnya gue bisa duduk & sekedar
melemaskan kaki. Huh… capek banget! Terus ada bapak-bapak (artis vehicle lain kayaknya…)
ngedeketin kita (gerombolan volunteer & beberapa artis Global Warming yg
lagi kongkow-kongkow) dan berkata… “Baru jam segini (kira-kira jam9 malam lewat)
kok udah kecapean to mbak… mas…?”
Sumpeh
deh, pengen gue bius ntu bapak-bapak pake kaos kaki gue! Yeee bapak kan nggak
ngerti perjuangan dan totalitas kita di acara ini, nggak usah pake protes
doong…
Gue
udah capek banget, rasanya nggak mampu jalan lagi deh. Makanya gue duduk-duduk
aja tuh di bawah pohon, sejenak mengabaikan tugas sebagai volunteer. Biarin deh
gue ditegor, yang penting sekarang gue istirahat dulu… Eh, Dedy, Gabby, Sri
& Ita sama capeknya, kita sama-sama duduk sambil ngobrol. Beberapa artis
kita ikutan gabung & becanda-becandaan, sekaligus ngegatelin Ita &
Gabby yang emang tampangnya cantik & good looking. Acara malem itu kayaknya
udah hampir kelar… Di akhir acara ternyata ada pertunjukkan kembang api
(hanabi). Kembang api yang diledakkan cukup bervariasi dan lumayan lama, ada
sekitar setengah jam kali ya…
Pertunjukkan
hanabi malam itu cukup bikin gue rileks sejenak. Gue nikmatin aja suasana waktu
itu.
Mikir:
mengingat melihat hanabi bersama seseorang yang spesial & penting banget
dalam hidup gue, dan berharap saat itu pun aku bisa menikmatinya bersama orang
itu. Mmm, mustahil, orang itu juga berada jauh dari kota ini. Pintu kemana saja
milik Doraemon pun tak bisa kupinjam. Kalau bisa, sudah kuseret dia ke sini
supaya bisa menikmati hanabi itu bersama… *marakke kangen, sumpah…*
Rumpi-Rumpi
After Acara
Masih
mendampingi Vehicle Global Warming, nunggu jemputan truk yang bakal bawa mereka
ke Dinas Pariwisata lagi… karena truknya cuma satu dan artis kita banyak, maka
perlu berkali-kali buat ngangkut semua artis. Di bagian belakang pelataran
pendopo, ternyata semua volunteer dikumpulin disitu… Wah, nggak ada
pemberitahuan nih! Gue lihat Mbak Sari Gayam16 lagi ngomong di tengah-tengah
mereka. Ah, males gue kesana. Palingan juga kagak kedengeran apa yang dibilang ama
Mbak Sari. Lagian ni otak juga udah beku & males mikir. Jadinya gue &
Dedy tetep aja stay di tempat semula, leyeh-leyeh sambil ngobrol sama beberapa artis
Global Warming yang ketinggalan angkutan. Pasalnya, truknya kepenuhan dan terpaksa
deh mereka nungguin truknya balik lagi… Tiga temen gue yang laen udah pada
ngilang, whatever-lah… :p
Setelah
itu ada pembagian snack & makan malam buat para volunteer. Saat itu, baru deh gue & Dedy gabung ama anak-anak volunteer yang lainnya, artis kita yang
ketinggalan tadi juga udah diangkut truk. Gue kumpulnya ama anak geng #7 :
Vita, Aji & Retno, dan satu lagi volunteer lain yang kagak gue kenal, itu
pun rada mojok. Nah, dimulailah sesi curhat kita…
Malam
itu, isinya bacotan semuanya… Curhat, nyacat, misuh-misuh, protes, kesel,
marah-marah… pokoknya semua unek-unek kita ungkapin semuanya disitu, intinya
hampir sama sih… komplain atas kerja volunteer lain, terutama kerja Logistik,
LO, & Marshall… yang menurut kita, kerja mereka tuh kurang maksimal & nggak
jelas, sehingga bikin semua anak-anak Tim Wardrobe & Make up turun tangan
dan ngerjakan tugas yang seharusnya nggak dibebankan ama mereka. Retno, anak
Wardrobe & Make up kelompok sebelah paling heboh curhat… katanya dia ampe jatoh
dua kali pas ‘jadi marshall’ tadi. Dedy udah keliatan tepar. Vita tampak
menderita karena lagi tumbuh gigi geraham. Mas Aji gerundel-gerundel sendiri sambil
mempertahankan ke-cool-an nya… Gue? Bah… terlihat seperti gembel yang lagi
marah-marah…
Komplain
atas ketidakjelasan tugas-tugas itu & adanya overlapping tugas yang
dibebankan ama Tim Wardrobe & Make up… Ternyata, Retno, Mas Aji, & Vita
sama menderitanya dgn tim gue…
Mmm…
gue rasa, anak-anak lain dari Tim Wardrobe & Make up pun merasakan hal
serupa. Mengerjakan tugas utama sebagai Tim Wardrobe & Make up, merangkap
logistik, marshall & L.O. Keren banget kan kita??? Bikin kostum iya…
wardrobe & make up iya… servis logistik iya… pendampingan & servis
artis iya… ikut jalan pula… Kerje nggak ade matinye nih kita…
Boooh,
keenakan logistik, marshall & L.O dong yang nggak ngerjakan tugasnya.
Apalagi L.O… sama sekali nggak nongol tuh batang hidungnya… kemana sih???
Kita
sama sekali nggak sempet foto-foto. Nggak bawa kamera digital. Kamera hape gue juga
kelewat kacrut. Udah malem pula… Wah, nggak ada kesempatan buat ngeceng-ngeceng
nih. Ye… boro-boro bisa ngeceng, kita semua udah pada kayak gembel gini. Tapi
masih lumayan, koordinatornya geng sebelah lumayan good looking (hehe), temen2
volunteer laen juga ada yg cakeb, dikiiit.... Setidaknya ada orang ganteng yang
bisa gue nikmatin parasnya pake mata gue ini, alhamdulillah… eh?
Astaghfirullah…^^
Dengan
demikian selesailah Harmonight malam itu…
Weits,
ada yang kelupaan… Fee kita belum dibagikan! Haha, saatnya kita ngantri ngambil
duit transport kita… Pas gue tahu itu, giliran gue udah kelewatan, karena
pembagian fee diurutkan sesuai abjad nama depan, dan udah nyampe abjad E… nama
depan gue kan A…
Mau
ngambil, gue nunggu Aji deh yang lagi makan, biar sama-sama ngambil… eh, gue nunggu
Aji ternyata nama depan dia bukan ‘Aji’ tapi I… *siapa sih, gue nggak inget…*
Padahal
tadi dia udah gue tanyain nama depan dia, jawab dia ‘Aji’. Woh, dasar nggak
konek… Ya udah deh akhirnya gue ambil sendiri…
Uang
bensin kita cuma diganti Rp. 50.000,00 men… Gue kira bakal dapet lumayan banyak
dari JJC ini, dalam pikiran gue sekitar tiga ratus ribet gitu deh… *ngarep,
jiakakakak…*
Padahal
juga, tangki bensin gue & temen-temen Tim Wardrobe & Make up yang paling
bocor, karena harus bolak-balik ke Madukismo…
Ketauan
banget, Pemkot Yk pelit banget nih ngeluarin duit buat para volunteer. Dananya
cuma ada Rp. 7.500.000,00 (150 × @ Rp. 50.000,00). Pantesan aja Gayam16 bingung
recruitment volunteer-nya. Utk JJC cuma diambil 150 orang aja, supaya per anak
bisa dapat (setidaknya @ rp. 50 ribet) dengan seabrek tugas yang na’uzubillah… Nggak
ada uang lelah nih, benar-benar tidak memanusiakan manusia nih…
Atau
ada indikasi lain yang nyebabin kita cuma dapet segitu… Yah, tapi, cuma asumsi
gue juga sih, hehe
Tapi
udah lumayan deh, dapet dua kaos (walaupun desain kaosnya norak banget…) &
duit transport lima puluh ribet… plus pengalaman, temen baru, dan tentu aja,
capek karena kerja rodi. Oia, juga sertifikat volunteer Pawai Mozaik Jogja
& Jogja Java Carnival, dapat dua… Hore!
Setelah
pembagian fee, anak-anak volunteer udah boleh pulang. Nggak ada evaluasi…
Nah,
setelah itu gue bingung gimana caranya balik lagi ke Dinas Pariwisata. Padahal Tim
Wardrobe & Make up masih harus bantuin ratusan artis ganti kostum (lagi…), beresin
kostum-kostumnya (lagi-lagi…), sekaligus ngebersihin ruangan yang tadi kita
pake. Dan lagi, motor gue masih diparkir disana, gawaaat...
Gimana
dong?! Gue sih nggak sudi jalan lagi buat balik kesana… Untungnya gue ketemu
temen sesama volunteer yang dengan rela dan ikhlas nganterin gue balik ke Dinas
Pariwisata (Bohong, sebenernya gue yang tiba-tiba nyegat mereka dan minta
dianterin :p). Siapapun lo, thnks a lot ya… dan sory banget karna gue lupa
wajah & nama lo…^^. Setelah sebentar manasin mesin motor yang beku, segeralah
kita meluncur menuju ke Dinas Pariwisata. Tanpa helm, udah kagak peduli lagi dah
ama Pak Polisi yang pada ngamanin jalanan… Berkat diantar pake motor, gue lebih
cepet sampe dibandingin temen-temen yang laen, yang pada (rela) jalan kaki
(lagi)… Huahahaha… :DD *licik*.
Sampe
disana, eh, ternyata semua udah pada beres. Alhamdulillah… Artisnya juga udah
pada ilang (maksud gue, mereka semua udah pada pulang), kostum udah diberesin
(mungkin yang bantu ngeberesin adalah mbak-mbak & mas-mas Commite, yang
tadi juga bantu wardrobe, make up & jagain barang… Thnks deh…). Kostum udah
pada nggak ada, mungkin udah diangkut lagi pake truk dan dipindahin ke rumah
workshop. Tapi gue sekali lagi ngecek tempat nge-tem vehicle gue… Yup! Udah pada
beres! Dengan demikian, udah bebas tugas deh gue... Karna gue udah capek
banget, gue langsung pulang tanpa nunggu temen-temen yang lain. Cukup pamitan,
bermaaf-maafan, termakasih-terimakasihan, sama anak-anak Tim Wardrobe & Make
up yang tersisa disitu (atau udah balik?). Halah, berasa habis lebaran ajah…
Tapi
sorry ye, gue males banget kalo harus basa-basi ama anak Logistik, Lo &
Marshal… *emosi…dendam…* Hahaha…
#
My
Team… sankyu…
Tim
Kostum : AA’Dhani ; yang dibantu ama Mas Io, Mas Gundul, Mas Ucok, Ajie, Weni,
Pemuda-Pemuda setempat (Madukismo), dll…
Supervisor
: Mas Satrio (Mas Io), Mas Saesar, Mb. Intan…
Partner
(kelompok kecil #6): Dedy (koordinator gue), Sri, Ita & Gabby.
Partner
Genk Sebelah (kelompok kecil #7): Aji, Vita, Tata, Retno & Cahyo (Melinda).
Tim
Wardrobe & Make up (Volunteer) : Septi, Kunthi, Pras, Dendy, Deny, Rifky, Fian,
Cecil, Asri, Kitty, Socha, Mely, Ayu, Rizka… dan temen-temen lain yang nggak
gue inget namanya… (Sorry banget, hehe…)
Gue
salut banget sama tim kita. Menurut gue, tim kita yang paling oke, yang paling
bekerja keras…
Tengkyu
buat kalian semua!
HIDUP
VOLUNTEER TIM WARDROBE & MAKE UP!!!
*
Semoga kita bertemu lagi di JJC tahun depan… :)
Ps:
Mau nggak tahun depan ditempatkan di Tim Wardrobe & Make up lagi…???
#
Yogyakarta, 17 Oktober 2010
Nisya Rifiani Volunteer JJC #3
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Itulah
sebagian pengalaman dari saia ketika menjadi volunteer pada event JOGJA JAVA
CARNIVAL #3 2010 ; HARMONIGHT… Mungkin tidak terlalu lengkap… (Ditulis sekitar
5000 kata… wah, udah kayak bikin paper aja hahaha :DD…).
#
0 komentar:
Posting Komentar