10 Jun 2012

Review - Seminar Pro & Kontra Nuklir


SEMINAR
PRO & KONTRA ; NUKLIR SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF
Review by : Nisya Rifiani

Foto : Istimewa

Seminar Pro dan Kontra ; Nuklir sebagai Energi Alternatif diselenggarakan atas kerjasama Fakultas Filsafat UGM, Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM (PSLH UGM) dan Penerbit Kanisius. Acara ini diselenggarakan pada hari Jumat, 8 April 2011 di Auditorium Fakultas Filsafat UGM lt.3. Saya mendapatkan info seminar ini dari seorang teman tepat sehari sebelum seminar dilaksanakan. Pada awalnya, meski mempunyai ketertarikan tersendiri mengenai studi nuklir, saya merasa enggan datang ke seminar ini. Bagaimana tidak??? Membaca judul seminarnya saja sudah membayangkan bahwa isinya adalah hanya sebuah debat kusir berkepanjangan.
Pagi harinya, masih saja malas-malasan berangkat menuju kampus. Tetapi entah mengapa saya tetap saja berangkat, dan sampailah saya di ruang seminar tepat pukul sembilan pagi. Pada seminar ini menghadirkan tiga pembicara, satu orang tulisannya kerap saya kutip ketika mengerjakan tugas kuliah. Satu orang lagi wajahnya akhir-akhir ini sering saya lihat di televisi. Orang yang lain rasanya cukup dekat dengan kehidupan bermahasiswa di lingkungan kampus UGM. Para pembicara seminar ini ialah Dr. A. Sonny Keraf (Menteri Negara Lingkungan Hidup – Kabinet Persatuan Nasional), Dr. Ir. Tumiran, M.Eng. (Dekan Fakultas Teknik UGM & Anggota Dewan Energi Nasional Periode Tahun 2005 2007), dan Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr. PH (Department of Public Health, Faculty of Medicine UGM/Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM). Moderator seminar ini ialah Bp. Ahmad Charis.


Dr. A. Sonny Keraf
Dr. Ir. Tumiran, M.Eng.
Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr. PH


JUJUR… sebelumnya saya hanya mendapatkan informasi “ada seminar nuklir” tanpa tahu siapa saja pembicaranya. Meski pada awalnya sempat malas-malasan, saya tidak menyesal datang ke acara ini. Apalagi setelah tahu para pembicara ialah orang yang berkompeten di bidangnya. Saya mendapat banyak referensi dan sangat membuka wawasan.
Judul dan topik seminar ini adalah “Pro dan Kontra ; Nuklir sebagai Energi Alternatif”. Acara dibuka dengan peluncuran buku berjudul Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global karya Dr. A. Sonny Keraf. Pada diskusi ini, ketiga pembicara sepakat bahwa diperlukan kehati-hatian, komitmen, dan tanggung jawab yang besar dari segenap masyarakat untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Ketika menyimak seminar ini saya sedikit kecewa dengan pembahasan yang (menurut saya) keluar dari topik utama. Ketiga panelis memberikan materi dengan fokus yang berbeda-beda. Dari ketiga panelis, Pak Sonny adalah satu-satunya orang yang dengan jelas memposisikan dirinya sebagai pihak yang KONTRA. Beliau memberikan ilustrasi mengenai wacana pembangunan PLTN di Indonesia, serta mengemukakan alasan beliau kontra terhadap wacana tersebut.  Pak Sonny juga sangat menyoroti wacana pembangunan PLTN di Indonesia.
Pak Tumiran, berkaitan dengan latar belakang pendidikan dan posisi yang sedang dijabatnya secara tidak langsung diasosiasikan sebagai pihak yang PRO meski beliau sama sekali tidak menyebutkan    atau kapan negara siap menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit listrik. Beliau hanya berbicara mengenai energi terbarukan terutama energi nuklir— mengutip istilahnya Rendy : sebuah penjelasan Nuclear for Not Nuclear Engineering. Bahkan beliau sama sekali tidak menyinggung wacana pembuatan PLTN di Indonesia.
Pak Tumiran lebih bersahabat dengan memasyarakatkan energi terbarukan (bukan hanya nuklir) kepada masyarakat luas. Bagaimana masyarakat bisa memutuskan bersikap pro, bersikap kontra, atau bersikap netral sementara mereka tidak tahu bagaimana esensi ilmu dan teknik energi terbarukan tersebut??? Untuk inilah masyarakat harusnya dibuat mengerti apa dan bagaimana ilmu dan teknik terbarukan.
Pak Kus lebih memberikan gambaran pada peserta seminar tentang hal-hal positif atau negatif tentang energy nuklir (PLTN). Mengajak menimbang-nimbang, Mana pilihan yang lebih tepat??? Pertimbangan  yang diungkapkan Pak Kus sesuai dengan slogannya, ‘Kita harus memilih secara sadar’. Ia memaparkan biaya yang cukup besar dalam pembangunan infrastruktur dan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk membangun PLTN di Indonesia. “Perlu waktu yang lama dan biaya yang besar. Inggris saja membangun selama sebelas tahun,” tutur Kepala PSLH itu.
Secara umum materi yang diberikan oleh pembicara sangat bermanfaat dan membuka wawasan lebih luas. Hanya saja jauh hari sebelum seminar diiadakan, sebaiknya panitia memberikan topik yang deal. Diluar hal tersebut materi presentasi yang disampaikan sangatlah bagus. Tetapi ingat, untuk memahami materi antara Pak Sonny dan Pak Tumiran dibutuhkan dua perspektif yang berbeda karena pembahasan materi tidak dalam satu ranah yang sama. Satu berbicara wacana PLTN satunya lagi berbicara tentang memasyaratkan energi alternative. Menurut saya, Pak Sonny terlalu menyoroti tentang wacana pembangunan PLTN di Indonesia. Dalam seminar terbuka seperti ini sebaiknya hindari materi yang bersifat teknik. Namun demikian jangan pula berteori lebih banyak.

Semoga sedikit review ini berguna bagi teman-teman semua…

*) Materi presentasi yang disampaikan pada seminar ini dapat diunduh pada bagian akhir tulisan ini.

#

Teks        : Nisya Rifiani
Foto        : Istimewa

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Materi 
Seminar Pro dan Kontra ; Nuklir sebagai Energi Alternatif
Jumat, 8 April 2011 


Dr. A. Sonny Keraf
Enerji Alternatif 2100

Dr. Ir. Tumiran, M.Eng.
Energi Mix Indonesia

Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr. PH
Pro dan Kontra PLTN

0 komentar:

Posting Komentar