SEMINAR
PRO & KONTRA ; NUKLIR SEBAGAI
ENERGI ALTERNATIF
Review by : Nisya Rifiani
Seminar Pro dan Kontra ; Nuklir sebagai Energi Alternatif ‒ diselenggarakan atas kerjasama Fakultas Filsafat UGM, Pusat
Studi Lingkungan Hidup UGM (PSLH UGM) dan Penerbit Kanisius. Acara ini diselenggarakan
pada hari Jumat, 8 April 2011 di
Auditorium Fakultas Filsafat UGM lt.3. Saya mendapatkan info seminar ini dari
seorang teman tepat sehari sebelum seminar dilaksanakan. Pada awalnya, meski mempunyai
ketertarikan tersendiri mengenai studi nuklir, saya merasa enggan datang ke
seminar ini. Bagaimana tidak??? Membaca judul seminarnya saja sudah
membayangkan bahwa isinya adalah hanya sebuah debat kusir berkepanjangan.
Pagi harinya, masih saja malas-malasan berangkat menuju
kampus. Tetapi entah mengapa saya tetap saja berangkat, dan sampailah saya di
ruang seminar tepat pukul sembilan pagi. Pada seminar ini menghadirkan tiga pembicara,
satu orang tulisannya kerap saya kutip ketika mengerjakan tugas kuliah. Satu
orang lagi wajahnya akhir-akhir ini sering saya lihat di televisi. Orang yang
lain rasanya cukup dekat dengan kehidupan bermahasiswa di lingkungan kampus UGM.
Para pembicara seminar ini ialah Dr. A. Sonny Keraf (Menteri Negara Lingkungan
Hidup – Kabinet Persatuan Nasional), Dr. Ir. Tumiran, M.Eng. (Dekan Fakultas
Teknik UGM & Anggota Dewan Energi Nasional Periode Tahun 2005 − 2007), dan Prof. dr. Hari
Kusnanto, Dr. PH (Department of Public Health, Faculty of Medicine UGM/Kepala
Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM). Moderator seminar ini ialah Bp. Ahmad Charis.
Dr. A. Sonny Keraf
|
Dr. Ir. Tumiran, M.Eng.
|
Prof. dr. Hari Kusnanto,
Dr. PH
|
JUJUR… sebelumnya saya hanya mendapatkan informasi “ada
seminar nuklir” tanpa tahu siapa saja pembicaranya. Meski pada awalnya sempat
malas-malasan, saya tidak menyesal datang ke acara ini. Apalagi setelah tahu para
pembicara ialah orang yang berkompeten di bidangnya. Saya mendapat banyak
referensi dan sangat membuka wawasan.
Judul dan topik seminar ini adalah “Pro dan Kontra ; Nuklir
sebagai Energi Alternatif”. Acara dibuka dengan peluncuran buku berjudul Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global
karya Dr. A. Sonny Keraf. Pada diskusi ini, ketiga pembicara sepakat bahwa
diperlukan kehati-hatian, komitmen, dan tanggung jawab yang besar dari segenap
masyarakat untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di
Indonesia. Ketika menyimak seminar ini saya sedikit kecewa dengan pembahasan
yang (menurut saya) keluar dari topik utama. Ketiga panelis memberikan materi
dengan fokus yang berbeda-beda. Dari ketiga panelis, Pak Sonny adalah
satu-satunya orang yang dengan jelas memposisikan dirinya sebagai pihak yang
KONTRA. Beliau memberikan ilustrasi mengenai wacana pembangunan PLTN di
Indonesia, serta mengemukakan alasan beliau kontra terhadap wacana tersebut. Pak Sonny juga sangat menyoroti wacana
pembangunan PLTN di Indonesia.
Pak Tumiran, berkaitan dengan latar belakang pendidikan dan
posisi yang sedang dijabatnya secara tidak langsung diasosiasikan sebagai pihak
yang PRO meski beliau sama sekali tidak menyebutkan ‒ atau kapan negara siap menggunakan
energi nuklir sebagai pembangkit listrik. Beliau hanya berbicara mengenai
energi terbarukan —terutama energi nuklir— mengutip istilahnya Rendy : sebuah
penjelasan Nuclear for Not Nuclear
Engineering. Bahkan beliau sama sekali tidak menyinggung wacana pembuatan
PLTN di Indonesia.
Pak Tumiran lebih bersahabat dengan memasyarakatkan energi
terbarukan (bukan hanya nuklir) kepada masyarakat luas. Bagaimana masyarakat
bisa memutuskan bersikap pro, bersikap kontra, atau bersikap netral sementara
mereka tidak tahu bagaimana esensi ilmu dan teknik energi terbarukan
tersebut??? Untuk inilah masyarakat harusnya dibuat mengerti apa dan bagaimana
ilmu dan teknik terbarukan.
Pak Kus lebih memberikan gambaran pada peserta seminar
tentang hal-hal positif atau negatif tentang energy nuklir (PLTN). Mengajak
menimbang-nimbang, Mana pilihan yang
lebih tepat??? Pertimbangan yang
diungkapkan Pak Kus sesuai dengan slogannya, ‘Kita harus memilih secara sadar’.
Ia memaparkan biaya yang cukup besar dalam pembangunan infrastruktur dan
perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk membangun PLTN di Indonesia. “Perlu waktu
yang lama dan biaya yang besar. Inggris saja membangun selama sebelas tahun,”
tutur Kepala PSLH itu.
Secara umum materi yang diberikan oleh pembicara sangat
bermanfaat dan membuka wawasan lebih luas. Hanya saja jauh hari sebelum seminar
diiadakan, sebaiknya panitia memberikan topik yang deal. Diluar hal tersebut materi presentasi yang disampaikan
sangatlah bagus. Tetapi ingat, untuk memahami materi antara Pak Sonny dan Pak Tumiran
dibutuhkan dua perspektif yang berbeda karena pembahasan materi tidak dalam
satu ranah yang sama. Satu berbicara wacana PLTN satunya lagi berbicara tentang
memasyaratkan energi alternative. Menurut saya, Pak Sonny terlalu menyoroti
tentang wacana pembangunan PLTN di Indonesia. Dalam seminar terbuka seperti ini
sebaiknya hindari materi yang bersifat teknik. Namun demikian jangan pula berteori
lebih banyak.
Semoga
sedikit review ini berguna bagi
teman-teman semua…
*)
Materi presentasi yang disampaikan pada seminar ini dapat diunduh pada bagian
akhir tulisan ini.
#
Teks : Nisya Rifiani
Foto : Istimewa
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Materi
Seminar Pro dan Kontra ; Nuklir sebagai Energi Alternatif
Seminar Pro dan Kontra ; Nuklir sebagai Energi Alternatif
Jumat, 8 April 2011
Dr. A. Sonny Keraf
Enerji Alternatif 2100
Dr. Ir. Tumiran, M.Eng.
Energi Mix Indonesia
Prof. dr. Hari Kusnanto,
Dr. PH
Pro dan Kontra PLTN
0 komentar:
Posting Komentar