Kuliah Komunikasi - Cybermedia
VIRTUAL COMMUNITY
− Nisya Rifiani −
Pengantar
Kehadiran
internet merupakan sebuah terobosan besar bagi dunia teknologi. Internet,
sebagaimana dikatakan oleh Jill H. Ellsworth dan Mathew V. Ellsworth, adalah
sebuah jaringan besar yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer di
seluruh dunia melalui saluran telepon, satelit, dan sistem telekomunikasi
lainnya (dalam Abrar, 2003: 19). Sedangkan Agus Raharja mendefinisikan internet
sebagai jaringan komputer antar negara atau antar benua yang berbasis protokol transmission
control protocol/internet protocol (TCP/IP) (Agus Raharjo, 2002 dalam
Wahid & Labib, 2005). Saat ini, teknologi internet telah begitu lekat
dengan kehidupan kita sehari-hari. Internet telah menghadirkan realitas
kehidupan baru kepada umat manusia. Internet telah mengubah jarak dan waktu
menjadi tidak terbatas sekaligus membuat sekat-sekat geografis maupun
kepentingan-kepentingan menjadi semakin semu. Namun dengan hadirnya teknologi internet
ini, diharapkan dapat mempermudah proses kehidupan manusia.
Sudah menjadi
naluri dari manusia sebagai makhluk sosial untuk berkumpul dan membentuk
komunitas. Pada perkembangannya, kemajuan teknologi membawa dampak yang begitu
besar bagi pola hubungan interaksi sesama. Bila dahulu komunitas hanya ada di
dunia nyata dan harus mengadakan kontak fisik jika ingin berinteraksi, maka
sekarang dengan internet bukan mustahil komunitas-komunitas maya atau vitual
community terbentuk. Saat ini berbagai komunitas virtual berkembang di
dunia maya dengan produk teknologi seperti e-mail, mailing-list, blog,
friendster, facebook, dan
masih banyak lagi. Keberadaan internet dimanfaatkan menjadi sarana untuk
berinteraksi satu sama lain dan menghadirkan pola kehidupan yang baru selain
yang terjadi di dunia nyata. Hanya dengan menggerakkan mouse dan
mengetik di atas keyboard, maka dunia hadir di depan mata.
Dalam tulisan
ini akan dibahas lebih lanjut mengenai virtual community atau komunitas
virtual di dunia maya (internet). Tulisan ini akan diawali dengan pembahasan
mengenai konsep virtual community, atau komunitas virtual, yang
merupakan konsep penting dalam tulisan ini. Pada bagian kedua akan coba
digambarkan komunitas virtual yang ada pada masa sekarang ini. Selanjutnya pada
bagian ketiga membahas mengenai model komunikasi yang terjadi di dalam internet
dalam hubungannya dengan konteks komunikasi. Pada akhirnya, tulisan akan
diakhiri dengan bagian kesimpulan, sebagai ringkasan pokok-pokok penting dari
tulisan ini.
Konsep Virtual Community
Sebelum
membahas mengenai apa dan bagaimana komunitas virtual itu, ada baiknya
dilakukan penjelasan mengenai konsep komunitas virtual itu sendiri. Pada
dasarnya terdapat dua aspek leksikal pada kata ini yaitu ‘komunitas’ dan ‘virtual’.
Ada demikian
banyak definisi komunitas ditemukan dalam literatur. Merujuk pada
pendapat George Hillery Jr (seperti dikutip oleh Fredian Tonny, 2003: 23) yang
pernah mengidentifikasi sejumlah besar definisi komunitas. Ia kemudian
menemukan bahwa kebanyakan definisi tersebut memfokuskan makna komunitas
sebagai : (1) the common elements of area, (2) common ties, dan
(3) social interaction. Kemudian, George merumuskan pengertian komunitas
sebagai people living within a specific area, sharing common ties, and
interacting with one another . Atau dapat diartikan : orang-orang yang
hidup di suatu wilayah tertentu dengan ikatan bersama dan satu dengan yang lain
saling berinteraksi.
Sementara
itu, Christensson dan Robinson (seperti dikutip oleh Fredian Tonny, 2003: 22)
melihat bahwa konsep komunitas mengandung empat komponen, yaitu : (1) people,
(2) place or territory, (3) social interaction, dan (4) psychological
identification. Sehingga berdasarkan konsep tersebut, mereka merumuskan
pengertian komunitas sebagai people the live within a greographically
bounded are who are involved in social interction and have one or more
psychological ties with each other an with the place in which they live.
Atau yang dapat diterjemahkan sebagai : orang-orang yang bertempat tinggal di
suatu daerah yang terbatas secara geografis, yang terlibat dalam interaksi
sosial dan memiliki satu atau lebih ikatan psikologis satu dengan yang lain dan
dengan wilayah tempat tinggalnya.
Komunitas
oleh banyak pihak dilihat sebagai a relatively limited geographical region
(Lihat Jankowsky, 2002: 5). Komunitas bisa meliputi lingkungan, desa atau kota.
Determinan geografis ini sering dikontraskan dengan community of interest
di mana anggota komunitas berbagai interes, kultur sosial, dan bahkan politik
yang sama.
Secara umum
komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan dan saling berinteraksi. Pada umumnya mereka memiliki ketertarikan
yang sama. Selain itu, individu-individu di dalamnya memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, resiko dan sejumlah kondisi
lain yang serupa.
Istilah ‘virtual’
sering diasumsikan sama dengan ’dunia maya’. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia dikatakan bahwa virtual adalah ‘(secara) nyata’. Maka dapat dikatakan
bahwa komunitas virtual adalah kumpulan orang-orang yang memiliki kesamaan
minat yang terbentuk pada dunia virtual (internet).
Istilah
komunitas virtual sering kali dipertukarkan dengan istilah cyberspace. Konsep
komunitas virtual kemudian semakin berkembang. Bila dilihat lebih jauh, istilah
cyberspace berarti ruangan maya.
Howard
Rheingold menyatakan, cyberspace adalah sebuah ’ruang imajiner’ atau
’maya’ yang bersifat artifisial, dimana setiap orang melakukan apa saja yang
biasa dilakukan dalam kehidupan sosial sehari-hari dengan cara yang baru
(Yasraf Amir Piliang, dalam Wahid & Labib, 2005).
Cyberspace merujuk pada komunitas yang terbentuk karena pemakaian media
(komputer). Istilah komunitas virtual lebih sering dipakai dalam lingkungan
akademis, sedangkan istilah cyberspace lebih merujuk pada istilah
populer.
Pendefinisian
lebih spesifik dan rinci dilakukan oleh Ana Nadya Abrar (Abrar, 2003: 112)
mengenai konsep komunitas virtual. Menurut Abrar, Komunitas Virtual adalah
kelompok orang-orang yang terbiasa menggunakan multimedia untuk berkomunikasi.
Dari beberapa
konsep yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunitas
virtual adalah komunitas yang terbentuk di dunia maya (internet) dimana di
dalamnya terdapat interaksi dan setiap orang dapat melakukan apa saja seperti
apa yang biasa ia lakukan dalam kehidupan sosial sehari-harinya.
Virtual Community dalam konteks
saat ini
Komunitas
virtual kini telah berkembang dan keberadaannya sudah tidak asing lagi. Komunitas
virtual mempunyai norma dan nilai tersediri yang menjadi aturan bagi setiap
anggota komunitasnya. Dalam komunitas virtual orang-orang yang menjadi
anggotanya tidak perlu bertatap muka secara langsung saat melakukan interaksi.
Bahkan tidak perlu saling kenal dekat terlebih dahulu. Yang dibutuhkan hanya
kesamaan minat dan ada alamat e-mail (sebagai media untuk
berkomunikasi).
Proses
terbentuknya komunitas virtual dalam jaringan internet memiliki latar belakang
yang berbeda satu sama lain. Bisa karena adanya kesamaan kepentingan,
kebutuhan, maupun hanya sebagai media pelampiasan hobby, kesukaan, dan
lain sebagainya. Dalam komunitas virtual, pertemuan atau lebih sering disebut
dengan kopi darat itu justru terjadi setelah komunitas virtual tersebut berdiri
dan telah menjadi akrab satu sama lain. Kebutuhan bertemu itu justru muncul
karena dirasa setelah sekian lama komunitas virtual itu eksis dan berjalan tapi
sesama anggotanya tidak tahu paras masing-masing anggota komunitas tersebut.
Karena itulah kemudian sering diadakan gathering-gathering (pertemuan).
Contoh
sederhana dari komunitas virtual diantaranya adalah e-mail, blok,
mailing-list (milis), friendster, facebook, dan lain sebagainya. Untuk memberikan gambaran real
mengenai komunitas virtual akan coba membahas salah satu dari komunitas virtual
yaitu mailing-list.
Mailing−List (Milis)
Mailing list adalah group diskusi dimana setiap orang bisa berlangganan dan
berpartisipasi di dalamnya. Kita dapat membaca mail (surat) dari orang
lain dan kemudian mengirimkan balasannya. Secara sederhana, mailing-list
adalah sebuah daftar alamat-alamat e-mail yang anggotanya mempunyai
kesuakaan ataupun kepentingan yang sama. Dalam milis, satu tulisan bisa dibaca
ratusan bahkan ribuan orang pada saat yang bersamaan.
Jika
seseorang mengirimkan surat yang kemudian dikirimkan ke semua orang yang
terdapat dalam daftar, adalah hak kita apakah kita ingin membalas mail-nya,
mengirim mail baru atau hanya membaca tanpa ikut berdiskusi. Setiap kali
kita atau orang lain me-reply sebuah mail, kemudian mail
terebut didistribusikan kesetiap mail-box masing-masing orang yang
terdapat di dalam daftar.
Kelebihan
komunitas virtual mengindikasikan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari
komunitas virtual. Komunitas virtual memungkinkan para anggotanya untuk
memperoleh informasi sesuai dengan minat mereka. Anggota komunitas virtual bisa
mengapresiasiksn diri sesuai dengan bidangnya. Selain itu, para anggotanya juga
bisa saling mencurahkan hati satu sama lain layaknya seperti di dalam komunitas
riil.
Berikut ini beberapa kekurangan
dari komunitas virtual, adalah sebagai berikut :
- Perubahan hubungan sosial dan
transformasi sosial.
- Perubahan sistem nilai dan norma.
- Memiliki kehampaan moral, identitas
anggota komunitas virtual seringkali kabur sehingga sulit dipercaya begitu
saja.
- Dan lain sebagainya.
Model Komunikasi di dalam Internet
Komunikasi
sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia tentu saja tidak bisa dipungkiri. Bagaimanapun
juga komunikasi merupakan hal yang mendasari setiap aktivitas manusia, oleh
sebab itu manusia tentu tidak dapat lepas dari proses komunikasi tersebut.
Tahapan perjalanan komunikasi manusia tentu saja mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu, dari tahap yang paling sederhana ke tahap yang lebih rumit.
Internet sebagai Media Komunikasi
Interaktif
Dikatakan
sebagai interaktif karena informasi tersebut serentak berkembang dan diterima
serta meluas kemana saja. Interaktif tidaklah berarti komunikasi satu arah,
karena informasi diterima dan disampaikan kepada banyak orang. Internet sebagai
media interaktif yang efektif dapat digunakan di berbagai kalangan. Dengan bantuan
media interaktif ini, manusia bisa berkomunikasi dengan lancar walaupun jarak
memisahkan mereka.
Komunikasi
yang dilakukan dengan menggunakan media interaktif (internet) ini mendorong
lahirnya pola komunikasi gaya baru, yaitu komunikasi interaktif. Komunikasi
interaktif memungkinkan komunikan menjadi aktif dan dapat memberikan feedback
terhadap informasi yang diterimanya. Interaksi timbal balik sangat terasa antar
komunikator dengan komunikan. Komunikasi interaktif juga ditandai dengan penetrasi
teknologi digital ke dalam media komunikasi.
Komunikasi Interaktif dan
Komunitas Virtual
Komunikasi yang
terjalin di dalam komunitas virtual dapat digolongkan dalam komunikasi
interaktif karena menggunakan media komputer (PC) dan internet (yang merupakan
media interaktif). Media interaktif adalah media yang dipakai untuk saling
bertukar informasi, baik untuk keperluan hiburan, pendidikan, bisnis, dan
lain-lain, yang menggunakan komputer, video text, telepon atau layar televisi (Weiner,
1996: 307 dalam Abrar, 2003: 19). Ciri utama media interaktif ini adalah
memberi peluang pelakunya untuk saling bertukar informasi. Tanpa media
interaktif, tidak mungkin ada komunikasi interaktif. Implikasi komunikasi
interaktif sangat tergantung pada individu yang terlibat dalam komunikasi
interaktif. Komunikasi interaktif menjadikan setiap pelaku bisa mengontrol
pesan.
Berikut ini adalah ciri-ciri
komunikasi interaktif :
- Orang yang terlibat proses komunikasi
dapat berinteraksi dengan leluasa.
- Feed back (umpan balik), baik yang
bersifat positif maupun negatif segera bisa diketahui.
- Penyampaian pesan dilakukan secara verbal
maupun gambar.
- Proses komunikasi menggunakan media
interaktif.
- Dan lain sebagainya.
Dengan demikian model komunikasi
yang terjadi dalam komunitas virtual dapat digolongkan dalam komunikasi
interaktif.
Kesimpulan
Komunikasi
virtual tidak ubahnya adalah dunia baru bagi seseorang. Dimana para anggotanya
dapat mendapatkan teman baru yang tidak terbatas tempat, waktu, latar belakang,
dan lain-lain. Komunikasi virtual memang menjadi daya tarik tersendiri bagi seseorang
yang menginginkan suatu media untuk memuaskan keinginan mereka mengenai suatu hobby ataupun kesenangan seseorang.
Mereka menjadikan komunitas virtual ini menjadi salah satu wadah bagi
kepentingan mereka.
Komunitas
virtual di dunia maya memiliki kelebihan yang (mungkin) tidak bisa didapatkan
di kehidupan sosial. Namun disamping kelebihannya, komunitas virtual juga
memiliki kelemahan dari komunitas virtual sendiri. Sebagai contoh adalah beberapa
informasi tentang adanya orang-orang di Jepang yang menutup dirinya dari kehidupan
sosial. Mereka lebih suka menciptakan dunia baru mereka sendiri yaitu komunitas
dunia maya atau virtual di internet. Mereka yang seperti ini dikatakan sebagai
NEET Generation (Not in Employement, Edocation or Training ; yaitu
istilah yang ditujukan untuk para penggangguran) yang termasuk Hikikomori
Kata atau tipe penyendiri/mengurung diri dan menarik diri dari pergaulan
sosial dan lebih senang berada di kamar dan menghabiskan waktunya dengan
bermain internet. Mengenai komunikasi virtual, alangkah baiknya jika diikuti
oleh pemahaman individu-individunya untuk memiliki filter dalam diri mereka
sendiri.
#
DAFTAR PUSTAKA
Literasi
Abrar,
Ana Nadya. 2003. Teknologi Komunikasi ; Perspektif Ilmu Komunikasi.
Yogyakarta : LESFI.
Jankowski,
Nick (ed.). 2002. Community Media in the Information Age. New-Jersey,
Hampton Press, Inc.
Majalah
Animonster Volume 75. 2005. Bandung : Megindo Tunggal Sejahtera.
Tim
Penyusun. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga. Jakarta ;
Balai Pustaka.
Wahid,
Abdul dan Moh. Labib. 2005. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime). Bandung :
Refika Aditama.
Situs
http://id.wikipedia.org/
http://www.kompas.com/kompas_cetak/
0 komentar:
Posting Komentar