11 Jun 2012

Cybermedia


Kuliah Komunikasi - Cybermedia

VIRTUAL COMMUNITY
− Nisya Rifiani −

Pengantar
Kehadiran internet merupakan sebuah terobosan besar bagi dunia teknologi. Internet, sebagaimana dikatakan oleh Jill H. Ellsworth dan Mathew V. Ellsworth, adalah sebuah jaringan besar yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer di seluruh dunia melalui saluran telepon, satelit, dan sistem telekomunikasi lainnya (dalam Abrar, 2003: 19). Sedangkan Agus Raharja mendefinisikan internet sebagai jaringan komputer antar negara atau antar benua yang berbasis protokol transmission control protocol/internet protocol (TCP/IP) (Agus Raharjo, 2002 dalam Wahid & Labib, 2005). Saat ini, teknologi internet telah begitu lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Internet telah menghadirkan realitas kehidupan baru kepada umat manusia. Internet telah mengubah jarak dan waktu menjadi tidak terbatas sekaligus membuat sekat-sekat geografis maupun kepentingan-kepentingan menjadi semakin semu. Namun dengan hadirnya teknologi internet ini, diharapkan dapat mempermudah proses kehidupan manusia.
Sudah menjadi naluri dari manusia sebagai makhluk sosial untuk berkumpul dan membentuk komunitas. Pada perkembangannya, kemajuan teknologi membawa dampak yang begitu besar bagi pola hubungan interaksi sesama. Bila dahulu komunitas hanya ada di dunia nyata dan harus mengadakan kontak fisik jika ingin berinteraksi, maka sekarang dengan internet bukan mustahil komunitas-komunitas maya atau vitual community terbentuk. Saat ini berbagai komunitas virtual berkembang di dunia maya dengan produk teknologi seperti e-mail, mailing-list, blog, friendster, facebook, dan masih banyak lagi. Keberadaan internet dimanfaatkan menjadi sarana untuk berinteraksi satu sama lain dan menghadirkan pola kehidupan yang baru selain yang terjadi di dunia nyata. Hanya dengan menggerakkan mouse dan mengetik di atas keyboard, maka dunia hadir di depan mata.
Dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai virtual community atau komunitas virtual di dunia maya (internet). Tulisan ini akan diawali dengan pembahasan mengenai konsep virtual community, atau komunitas virtual, yang merupakan konsep penting dalam tulisan ini. Pada bagian kedua akan coba digambarkan komunitas virtual yang ada pada masa sekarang ini. Selanjutnya pada bagian ketiga membahas mengenai model komunikasi yang terjadi di dalam internet dalam hubungannya dengan konteks komunikasi. Pada akhirnya, tulisan akan diakhiri dengan bagian kesimpulan, sebagai ringkasan pokok-pokok penting dari tulisan ini.

Konsep Virtual Community
Sebelum membahas mengenai apa dan bagaimana komunitas virtual itu, ada baiknya dilakukan penjelasan mengenai konsep komunitas virtual itu sendiri. Pada dasarnya terdapat dua aspek leksikal pada kata ini yaitu ‘komunitas’ dan ‘virtual’.
Ada demikian banyak definisi komunitas ditemukan dalam literatur. Merujuk pada pendapat George Hillery Jr (seperti dikutip oleh Fredian Tonny, 2003: 23) yang pernah mengidentifikasi sejumlah besar definisi komunitas. Ia kemudian menemukan bahwa kebanyakan definisi tersebut memfokuskan makna komunitas sebagai : (1) the common elements of area, (2) common ties, dan (3) social interaction. Kemudian, George merumuskan pengertian komunitas sebagai people living within a specific area, sharing common ties, and interacting with one another . Atau dapat diartikan : orang-orang yang hidup di suatu wilayah tertentu dengan ikatan bersama dan satu dengan yang lain saling berinteraksi.
Sementara itu, Christensson dan Robinson (seperti dikutip oleh Fredian Tonny, 2003: 22) melihat bahwa konsep komunitas mengandung empat komponen, yaitu : (1) people, (2) place or territory, (3) social interaction, dan (4) psychological identification. Sehingga berdasarkan konsep tersebut, mereka merumuskan pengertian komunitas sebagai people the live within a greographically bounded are who are involved in social interction and have one or more psychological ties with each other an with the place in which they live. Atau yang dapat diterjemahkan sebagai : orang-orang yang bertempat tinggal di suatu daerah yang terbatas secara geografis, yang terlibat dalam interaksi sosial dan memiliki satu atau lebih ikatan psikologis satu dengan yang lain dan dengan wilayah tempat tinggalnya.
Komunitas oleh banyak pihak dilihat sebagai a relatively limited geographical region (Lihat Jankowsky, 2002: 5). Komunitas bisa meliputi lingkungan, desa atau kota. Determinan geografis ini sering dikontraskan dengan community of interest di mana anggota komunitas berbagai interes, kultur sosial, dan bahkan politik yang sama.
Secara umum komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan dan saling berinteraksi. Pada umumnya mereka memiliki ketertarikan yang sama. Selain itu, individu-individu di dalamnya memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, resiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.
Istilah ‘virtual’ sering diasumsikan sama dengan ’dunia maya’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa virtual adalah ‘(secara) nyata’. Maka dapat dikatakan bahwa komunitas virtual adalah kumpulan orang-orang yang memiliki kesamaan minat yang terbentuk pada dunia virtual (internet).
Istilah komunitas virtual sering kali dipertukarkan dengan istilah cyberspace. Konsep komunitas virtual kemudian semakin berkembang. Bila dilihat lebih jauh, istilah cyberspace berarti ruangan maya.
Howard Rheingold menyatakan, cyberspace adalah sebuah ’ruang imajiner’ atau ’maya’ yang bersifat artifisial, dimana setiap orang melakukan apa saja yang biasa dilakukan dalam kehidupan sosial sehari-hari dengan cara yang baru (Yasraf Amir Piliang, dalam Wahid & Labib, 2005).
Cyberspace merujuk pada komunitas yang terbentuk karena pemakaian media (komputer). Istilah komunitas virtual lebih sering dipakai dalam lingkungan akademis, sedangkan istilah cyberspace lebih merujuk pada istilah populer.
Pendefinisian lebih spesifik dan rinci dilakukan oleh Ana Nadya Abrar (Abrar, 2003: 112) mengenai konsep komunitas virtual. Menurut Abrar, Komunitas Virtual adalah kelompok orang-orang yang terbiasa menggunakan multimedia untuk berkomunikasi.
Dari beberapa konsep yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunitas virtual adalah komunitas yang terbentuk di dunia maya (internet) dimana di dalamnya terdapat interaksi dan setiap orang dapat melakukan apa saja seperti apa yang biasa ia lakukan dalam kehidupan sosial sehari-harinya.

Virtual Community dalam konteks saat ini
Komunitas virtual kini telah berkembang dan keberadaannya sudah tidak asing lagi. Komunitas virtual mempunyai norma dan nilai tersediri yang menjadi aturan bagi setiap anggota komunitasnya. Dalam komunitas virtual orang-orang yang menjadi anggotanya tidak perlu bertatap muka secara langsung saat melakukan interaksi. Bahkan tidak perlu saling kenal dekat terlebih dahulu. Yang dibutuhkan hanya kesamaan minat dan ada alamat e-mail (sebagai media untuk berkomunikasi).
Proses terbentuknya komunitas virtual dalam jaringan internet memiliki latar belakang yang berbeda satu sama lain. Bisa karena adanya kesamaan kepentingan, kebutuhan, maupun hanya sebagai media pelampiasan hobby, kesukaan, dan lain sebagainya. Dalam komunitas virtual, pertemuan atau lebih sering disebut dengan kopi darat itu justru terjadi setelah komunitas virtual tersebut berdiri dan telah menjadi akrab satu sama lain. Kebutuhan bertemu itu justru muncul karena dirasa setelah sekian lama komunitas virtual itu eksis dan berjalan tapi sesama anggotanya tidak tahu paras masing-masing anggota komunitas tersebut. Karena itulah kemudian sering diadakan gathering-gathering (pertemuan).
Contoh sederhana dari komunitas virtual diantaranya adalah e-mail, blok, mailing-list (milis), friendster, facebook, dan lain sebagainya. Untuk memberikan gambaran real mengenai komunitas virtual akan coba membahas salah satu dari komunitas virtual yaitu mailing-list.

Mailing−List (Milis)
Mailing list adalah group diskusi dimana setiap orang bisa berlangganan dan berpartisipasi di dalamnya. Kita dapat membaca mail (surat) dari orang lain dan kemudian mengirimkan balasannya. Secara sederhana, mailing-list adalah sebuah daftar alamat-alamat e-mail yang anggotanya mempunyai kesuakaan ataupun kepentingan yang sama. Dalam milis, satu tulisan bisa dibaca ratusan bahkan ribuan orang pada saat yang bersamaan.
Jika seseorang mengirimkan surat yang kemudian dikirimkan ke semua orang yang terdapat dalam daftar, adalah hak kita apakah kita ingin membalas mail-nya, mengirim mail baru atau hanya membaca tanpa ikut berdiskusi. Setiap kali kita atau orang lain me-reply sebuah mail, kemudian mail terebut didistribusikan kesetiap mail-box masing-masing orang yang terdapat di dalam daftar.
Kelebihan komunitas virtual mengindikasikan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari komunitas virtual. Komunitas virtual memungkinkan para anggotanya untuk memperoleh informasi sesuai dengan minat mereka. Anggota komunitas virtual bisa mengapresiasiksn diri sesuai dengan bidangnya. Selain itu, para anggotanya juga bisa saling mencurahkan hati satu sama lain layaknya seperti di dalam komunitas riil.

Berikut ini beberapa kekurangan dari komunitas virtual, adalah sebagai berikut :
  1. Perubahan hubungan sosial dan transformasi sosial.
  2. Perubahan sistem nilai dan norma.
  3. Memiliki kehampaan moral, identitas anggota komunitas virtual seringkali kabur sehingga sulit dipercaya begitu saja.
  4. Dan lain sebagainya.

Model Komunikasi di dalam Internet
Komunikasi sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia tentu saja tidak bisa dipungkiri. Bagaimanapun juga komunikasi merupakan hal yang mendasari setiap aktivitas manusia, oleh sebab itu manusia tentu tidak dapat lepas dari proses komunikasi tersebut. Tahapan perjalanan komunikasi manusia tentu saja mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, dari tahap yang paling sederhana ke tahap yang lebih rumit.

Internet sebagai Media Komunikasi Interaktif
Dikatakan sebagai interaktif karena informasi tersebut serentak berkembang dan diterima serta meluas kemana saja. Interaktif tidaklah berarti komunikasi satu arah, karena informasi diterima dan disampaikan kepada banyak orang. Internet sebagai media interaktif yang efektif dapat digunakan di berbagai kalangan. Dengan bantuan media interaktif ini, manusia bisa berkomunikasi dengan lancar walaupun jarak memisahkan mereka.
Komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media interaktif (internet) ini mendorong lahirnya pola komunikasi gaya baru, yaitu komunikasi interaktif. Komunikasi interaktif memungkinkan komunikan menjadi aktif dan dapat memberikan feedback terhadap informasi yang diterimanya. Interaksi timbal balik sangat terasa antar komunikator dengan komunikan. Komunikasi interaktif juga ditandai dengan penetrasi teknologi digital ke dalam media komunikasi.

Komunikasi Interaktif dan Komunitas Virtual
Komunikasi yang terjalin di dalam komunitas virtual dapat digolongkan dalam komunikasi interaktif karena menggunakan media komputer (PC) dan internet (yang merupakan media interaktif). Media interaktif adalah media yang dipakai untuk saling bertukar informasi, baik untuk keperluan hiburan, pendidikan, bisnis, dan lain-lain, yang menggunakan komputer, video text, telepon atau layar televisi (Weiner, 1996: 307 dalam Abrar, 2003: 19). Ciri utama media interaktif ini adalah memberi peluang pelakunya untuk saling bertukar informasi. Tanpa media interaktif, tidak mungkin ada komunikasi interaktif. Implikasi komunikasi interaktif sangat tergantung pada individu yang terlibat dalam komunikasi interaktif. Komunikasi interaktif menjadikan setiap pelaku bisa mengontrol pesan.
Berikut ini adalah ciri-ciri komunikasi interaktif :
  1. Orang yang terlibat proses komunikasi dapat berinteraksi dengan leluasa.
  2. Feed back (umpan balik), baik yang bersifat positif maupun negatif segera bisa diketahui.
  3. Penyampaian pesan dilakukan secara verbal maupun gambar.
  4. Proses komunikasi menggunakan media interaktif.
  5. Dan lain sebagainya.

Dengan demikian model komunikasi yang terjadi dalam komunitas virtual dapat digolongkan dalam komunikasi interaktif.

Kesimpulan
Komunikasi virtual tidak ubahnya adalah dunia baru bagi seseorang. Dimana para anggotanya dapat mendapatkan teman baru yang tidak terbatas tempat, waktu, latar belakang, dan lain-lain. Komunikasi virtual memang menjadi daya tarik tersendiri bagi seseorang yang menginginkan suatu media untuk memuaskan keinginan mereka mengenai suatu hobby ataupun kesenangan seseorang. Mereka menjadikan komunitas virtual ini menjadi salah satu wadah bagi kepentingan mereka.
Komunitas virtual di dunia maya memiliki kelebihan yang (mungkin) tidak bisa didapatkan di kehidupan sosial. Namun disamping kelebihannya, komunitas virtual juga memiliki kelemahan dari komunitas virtual sendiri. Sebagai contoh adalah beberapa informasi tentang adanya orang-orang di Jepang yang menutup dirinya dari kehidupan sosial. Mereka lebih suka menciptakan dunia baru mereka sendiri yaitu komunitas dunia maya atau virtual di internet. Mereka yang seperti ini dikatakan sebagai NEET Generation (Not in Employement, Edocation or Training ; yaitu istilah yang ditujukan untuk para penggangguran) yang termasuk Hikikomori Kata atau tipe penyendiri/mengurung diri dan menarik diri dari pergaulan sosial dan lebih senang berada di kamar dan menghabiskan waktunya dengan bermain internet. Mengenai komunikasi virtual, alangkah baiknya jika diikuti oleh pemahaman individu-individunya untuk memiliki filter dalam diri mereka sendiri.
#

DAFTAR PUSTAKA

Literasi
Abrar, Ana Nadya. 2003. Teknologi Komunikasi ; Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : LESFI.
Jankowski, Nick (ed.). 2002. Community Media in the Information Age. New-Jersey, Hampton Press, Inc.
Majalah Animonster Volume 75. 2005. Bandung : Megindo Tunggal Sejahtera.
Tim Penyusun. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga. Jakarta ; Balai Pustaka.
Wahid, Abdul dan Moh. Labib. 2005. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime). Bandung : Refika Aditama.

Situs
http://id.wikipedia.org/
http://www.kompas.com/kompas_cetak/

0 komentar:

Posting Komentar