16 Jun 2012

Review - Fashion Show Lurik Jawa

EVENT
CANTIK DENGAN LURIK
Review Pagelaran Busana Lurik
− Nisya Rifiani −

Pada medio Desember 2011 penulis berkesempatan untuk hadir dalam acara Fashion Show & Pemutaran Film Dokumenter LURIK JAWA : Perjalanan Kesederhanaan – sebuah pagelaran tunggal oleh Ninik Darmawan.

Apa yang terbayang di benak kita ketika mendengar kata ‘Lurik’?
Mungkin sebagian besar dari kita berfikir lurik adalah kain tradisional jawa − yang  sering dijadikan seragam surjan supir andong, seragam prajurit keraton, atau bahkan stagen mbok-mbok jamu gendong. Kuno banget kan… Eits, jangan salah! Di tangan Ninik Darmawan lurik bisa dikreasikan menjadi sandang modern bernilai seni tinggi, dan

Fashion Show & Pemutaran Film Dokumenter LURIK JAWA : Perjalanan Kesederhanaan – merupakan pameran karya tunggal Ninik Darmawan. Ninik Darmawan atau yang biasa kusapa Tante Ninik, ialah fashion designer asal Jogjakarta yang pada kain lurik. Tante Ninik juga adalah ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Yogyakarta.

Tante Ninik Darmawan
Foto : Istimewa

Fashion show-nya sendiri mengusung tema “Lurik Sepanjang Masa – Rare Simplicity”. Event ini digelar pada hari Rabu, 21 Desember 2012 di Kraton Ballroom, Royal Ambarukmo Hotel, Yogyakarta. Semua memang digelar dalam kesederhanaan. Tak ada catwalk, model hanya berjalan di sebuah track diantara ratusan tamu yang hadir. Acara fashion ini dibarengai pula dengan pameran foto, pameran motif lurik, pemutaran film dokumenter, peluncuran buku, hingga bazaar kain lurik yang memboyong langsung para pengrajinnya. Yup, Tante Ninik juga mengundang para perajin lurik dari seluruh DIY dan Jateng. Sedangkan, film dokumenter tentang kain lurik ini dikonsep oleh Ninik darmawan sendiri. Acara ini juga didukung penuh oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY.
Bagi Tante Ninik, event show tahunan ini merupakan salah satu upaya mempublikasikan lurik ke publik serta usaha pemberdayaan terhadap kain tradisional jawa ini. Selain mengenalkan lurik dan motif-motifnya, juga untuk menggali potensi kain maupun pengrajinnya – dan mengarahkannya pada bisnis. “Pagelaran ini juga berkaitan dengan pengembangan ukuran benang, motif, SDM dan warna dari tenun lurik,” tutur Tante Ninik. Menurut pengamatan Tante Ninik, lurik sebagai kain tenun tradisional yang kesulitan mendapat tempat bahkan di daerah asalnya sendiri. kecintaannya pada lurik memberikan semangat untuk memajukan lurik, industri lurik, dan pengrajinnya .
Ia merasa perlu terus-menerus mengangkat lurik supaya memiliki nilai budaya, sosial, dan ekonomi. “Kondisi lurik sekarang semakin terpuruk. Fungsinya tidak berkembang, misalnya hanya dipakai oleh prajurit dan abdi dalem,” lanjut perempuan bernama asli Dwi Suwityantini ini. Tante Ninik juga menyayangkan kondisi lurik tak mampu mengikuti era. “Padahal masa telah berubah, tetapi masyarakat makin lama malah tidak membutuhkan lurik. Saya sudah melakukan penelitian tentang lurik, ada 60 motif lurik. Saya ingin membangun image lurik berkarakter sederhana,” jelasnya.









Sumber Dokumentasi Foto : 

Koleksi busana lurik Ninik Darmawan memunculkan keindahan lurik dalam sebuah kesederhanaan.

Dokumentasi lainnya dapat dilihat di :

First Exsperience…
Hadir dalam acara fashion show tunggal seperti ini adalah pengalaman pertama bagiku. So Amazing! Dapat undangan khusus, dan duduk diantara tamu kehormatana lainnya. Makin Amazing! Semua ini nggak lepas dari undangan Rani, anak perempuan Tante Ninik. Aku mengenal Rani dari teman-teman komunitas cosplay Jogjakarta. Thanks Rani!

B9. Udah kayak Cherrybell kan... hehehee...

Diantara Temen-Temen Cosplay

− Review by : Nisya Rifiani / January 2012 –



0 komentar:

Posting Komentar