Hampir lupa, pernah bikin ini...^^
Dokumen akademis
ini adalah salah satu tugas yang diberikan oleh Mas Wisnu Martha Adiputra. Karya
ini menjadi salah satu karya yang terpilih untuk dipresentasikan di kelas.
Menurutku sih, faktor utama karyaku bisa dipresentasikan adalah karena ‘beda’ secara
fisik - dibanding dengan
teman-teman lain yang bentuknya cuma paper
biasa, hahaha :D
Aku memang
membuat-nya ‘beda’ dengan yang lain. Aku nggak mengumpulkan tugas ini dalam
bentuk paper, tapi dalam bentuk DVD. Satu
set berisi DVD dan satu buku dokumen akademis yang dijilid apik. Ditambah dengan warnanya yang ijo-ijo, jadi
paling nge-jreng dibanding dengan
yang lainnya yang bentuknya konvensional.
Waktu itu sih,
karena lagi seneng mainan corel &
photoshop, jadinya setiap tugas kuliah pasti aku kasih sentuhan seni corel & photoshop. Biar fresh, mbak dan mas dosen yang
membacanya... Halah...
----------------------------------------------------------------------
MANAJEMEN MEDIA MASSA
DOKUMEN AKADEMIS
RESTU IBU BAND
Disusun Oleh : Anisa Rifiani S
NIM : 2006 / 195341 / SP / 21473
Industri musik tanah air semakin berkembang,
hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya grup musik baru yang bermunculan. Hal
ini tidak hanya terjadi di tingkat nasional tetapi juga di tingkat lokal.
Banyak grup musik lokal yang memiliki kompetensi yang tak kalah dengan grup
musik yang telah menjadi mainstream. Namun yang membedakan adalah mereka
belum dikenal audiens secara nasional. Berdasarkan hal tersebut, penulis
bermaksud untuk mengangkat satu band lokal Jogja yang berkompeten dan telah
memiliki penggemar di beberapa kota besar di Pulau Jawa. Dokumen akademis ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Manajemen Media Massa di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Pertengahan tahun 1998, kota Yogyakarta mulai
dilanda demam Japanese rock yang mulai berkembang seiring dengan
masuknya anime (film animasi Jepang) ke Indonesia. Ditandai dengan anime
Samurai X dimulailah era musik Jepang-Jepangan di Indonesia, hingga akhirnya
merambah ke kota Yogyakarta. Band-band lokal yang mengusung Japanese music pun mulai bermunculan satu persatu dan
berlomba-lomba menunjukkan eksistensi mereka lewat even-event yang beraroma
Jepang-Jepangan.
Pada pertengahan tahun 2002, sebuah band yang
menamakan diri mereka RESTU IBU muncul di kota yogyakarta dan menarik
banyak perhatian orang-orang di kota ini. Band inilah yang dikemudian hari
bertransformasi menjadi salah satu band pengusung Japanese music dan
menjadi ikon band Jepang-Jepangan yang terkenal di kota Yogyakarta. Dokumen
akademis ini membahas mengenai profil, seputar sejarah singkat, musikalitas,
popularitas, diskografi serta management Restu Ibu.
A.
Profil Restu Ibu
1.
Sejarah Singkat
Restu Ibu adalah salah satu band yang berasal
dari kota Yogyakarta yang memiliki aliran musik Japanese Rock yaitu
sebuah genre musik yang sangat populer di Jepang. Band ini terdiri dari Gentina
Ratna Octanti (lahir Gent, Belgia 1 Oktober 1983) pada vocal, Ardian Nuril
Anwar (Jombang, 13 Oktober 1982) pada gitar, Denison Wicaksono (Sydney, 2
November 1983) pada bass dan Harisman Satrio (Pekalongan, 3 Juli 1984) pada
drum. Nama Restu Ibu berasal dari gabungan dari dua frase yaitu ’Restu’ dan
’Ibu’, merujuk kepada pandangan band ini mengenai peran ’ibu’ dalam hidup
mereka. Nama ’Restu Ibu’ dipilih sebagai penghargaan kepada orang tua mereka
yang memberikan dukungan penuh untuk berkarir di bidang musik, maka dipakailah
nama ’Restu’ sebagai nama utama dan ’Ibu’ sebagai pelengkap identitas band
dengan vokalis wanita.
Restu Ibu
|
(Dari kiri ke kanan : Haris, Deni, Nana
& Dian)
|
Restu Ibu mengawali karir musiknya sejak
tanggal 18 Maret 2002 di Yogyakarta, dengan personel awal yaitu Nana (vokal),
Rizka (gitar), Andri (gitar), Hoki (bass), dan Ardhi (drum). Band Restu Ibu
yang penggagas awalnya adalah Nana dan Rizka ini, pada awal kemunculannya
mengusung musik pop-rock, dengan memainkan lagu semisal milik Cokelat, dan
lain-lain. Pada tanggal 6 Juni 2002 untuk pertama kalinya Restu Ibu memainkan
musik mereka di depan orang lain selain mereka belima dalam event Tutup Tahun
SMU N 1 Gamping di Gedung Purna Budaya Yogyakarta.
Awal tahun 2003, Andri dan Ardhi memutuskan
untuk meninggalkan band. Posisi gitar dan drum kemudian digantikan oleh Lintang
(gitar) dan Haris (drum). Formasi kedua Restu Ibu menjadi Nana (vokal), Rizka
(gitar), Hoki (bass), Lintang (gitar) dan Haris (drum).
Pertengahan tahun 2003 Lintang mengundurkan
diri dari band, sehingga posisi gitar digantikan oleh salah satu teman Nana
yaitu Dian. Maka formasi ketiga Restu Ibu menjadi Nana (vokal), Rizka (gitar),
Hoki (bass), Haris (drum) dan Dian (gitar).
Setahun kemudian pada bulan April 2004, Hoki
mengambil keputusan untuk mundur dengan alasan akan melanjutkan kuliahnya.
Restu Ibu kemudian mencari anggota baru untuk menggantikan posisi bassist,
maka dipilihlah Deni untuk menggantikan Hoki. Formasi keempat Restu Ibu menjadi
Nana (vokal), Rizka (gitar), Haris (Drum), Dian (gitar) dan Deni (bass).
Pada tahun 2005, Rizka mengundurkan diri
dengan alasan ingin menyelami bisnis konvensi yang baru dirintisnya. Setelah
hengkangnya Rizka dari Restu Ibu, formasi Restu Ibu mengalami ‘perampingan’.
Restu Ibu tidak mencari pengganti untuk mengisi kekosongan posisi Rizka. Maka
sejak itu Restu Ibu hanya memiliki empat personil saja yaitu Nana (vokal), Dian
(gitar), Deni (bass), dan Haris (drum). Formasi terakhir inilah yang paling
solid dan masih bertahan hingga sekarang. Kerapnya berganti personel tidak
membuat Restu Ibu kehilngan soul-nya. Hal tersebut malah menjadi pecutan agar
mereka berusaha lebih baik dari formasi sebelumnya.
Selama tujuh tahun eksistensi mereka di dunia
musik, Restu Ibu telah mengalami evolusi baik dalam gaya bermusik, penampilan
dan juga tema dari lagu-lagu mereka. Di awal kemunculannya Restu Ibu memainkan
musik-musik mainstream yaitu mengusung musik pop-rock yang juga banyak
dimainkan band-band lainnya pada saat itu. Restu Ibu masih tampil dengan gaya
panggung yang sederhana dan kostum yang sederhana pula.
Baru pada tahun 2005, Restu Ibu memutuskan
untuk total memainkan Japanese Music mulai dari musik itu sendiri,
konsep band, hingga wardrobe. Proses pergantian identitas band ini tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Banyak protes yang mereka terima, terutama
dari orang-orang terdekat mereka dan juga fans. Namun karena komitmen yang
telah disepakati bersama, serta niat untuk terjun total dalam Japanese music,
menjadikan mereka tetap berjalan pada jalur musik ini.
Restu Ibu menyuguhkan sesuatu yang baru dan
belum lazim di telinga penggemar musik pada umumnya (bukan penggemar musik
Jepang) yaitu Japanese music. Peralihan pergantian aliran musik ini dimulai
dengan menyuguhkan lagu-lagu Jepang yang musiknya sudah familiar ditelinga
orang awam seperti sountrack anime Doraemon, Sailormoon, Saint Seiya,
dan lain sebagainya. Sasaran audiens kala itu tak hanya pendengar musik pada
umumnya tetapi juga penggemar Japanese music pada khususnya. Maka Restu
Ibu mulai memainkan lagu dari band atau penyanyi asal
Jepang seperti L’Arc~en~Ciel, Ayumi Hamasaki,
High & Mighty Color, dan selain sebagainya, di kalangan komunitas penggemar
Jepang.
Seiring dengan berjalannya waktu, penampilan
mereka semakin total. Dalam aksinya di setiap stage Restu Ibu mulai
berkostum secara serius dan juga mengedepankan style dan fashion yang mendukung
penampilan mereka di setiap acara. Masing-masing personel saling menjaga
keserasian wardrobe. Masing-masing personel juga membawa sebuah image.
Label Japanese band pun mulai melekat pada Restu Ibu dan mereka mulai dikenal
banyak orang. Perubahan-peruahan tersebut adalah sebagai sebuah wujud
kematangan mereka dalam bermusik. Perlahan akan tetapi pasti Restu Ibu
bertransformasi menjadi band yang lebih mapan. Di Yogyakarta Restu Ibu memiliki
segmen audiens sendiri yaitu para pelajar sekolah menengah atas dan universitas
serta penggemar Japanese rock di Yogyakarta.
Vokalitas dan musik Restu Ibu sendiri
dipengaruhi oleh musisi-musisi asal Jepang seperti Ayumi Hamasaki, Do As
Infinity, L’Arc~en~Ciel, dan High & Mighty Color, dan lain-lain. Keempat
personel Restu Ibu bersama-sama menciptakan melodi untuk seluruh lagu-lagu
mereka. Sementara lirik untuk lagu-lagu tersebut lebih banyak diciptakan oleh
sang gitaris, Dian. Namun sekarang semua personel Restu Ibu yang lainnya mulai
menulis lirik lagu.
Secara lirikal Restu Ibu tidak mematok satu
tema dan tidak mempunyai tema besar yang secara khusus akan membatasi
kreativitas mereka, namun kebanyakan berkisar kepada tema-tema cinta. Lagu-lagu
Restu Ibu identik dengan lirik yang terkadang puitis dan indah namun juga
terkadang simple. Hal tersebut menjadi salah satu karakteristik Restu
Ibu yang membedakannya dengan band lain selain aliran musik, dan aksi panggung
mereka. Karakteristik tersebut juga menjadi suatu pengenal bagi fans.
2.
Diskografi
Dalam kurun waktu tujuh tahun semenjak mereka
memainkan musik bersama, Restu Ibu telah banyak menciptakan lagu. Seluruh diskografi
mencapai tiga puluh lagu yang diantaranya menjadi hits dalam chart lagu indie
lokal (Jogja). Restu Ibu mendapatkan kognisi yang baik dari audiensnya. Tema
yang sering muncul dalam lagu-lagu Restu Ibu adalah cinta. Dua lagu yang
menjadi andalan Restu Ibu adalah ’Cinta Perlahan Membunuhku’, dan ’Detik
Terakhir’. Lagu-lagu lain ciptaan Restu Ibu antara lain ’Cintaku Telah Habis’,
’1,2,3’, ’Satu’, ’Harus Kau Sadari’, ’Diri Wanita’, ’Episode Cinta’, ’Cukup
Satu Hati’, ’Beri Aku Cinta’, ’Rahasiaku’, ’Tebar Pesona’, ’Kan Ku...’, ’Telah
Berakhir’, dan lain sebagainya.
3.
Logo
Image dan identitas band dapat ditunjukkan
salah satu medianya adalah dengan logo. Semenjak dibentuknya Restu Ibu telah
berganti logo sebanyak empat kali. Berikut ini adalah logo Restu Ibu dari tahun
ketahun :
Tahun 2002
Deskripsi :
Lambang ’bunga’ pada logo
Restu Ibu yang pertama menggambarkan bahwa Restu Ibu sedang dalam perkembangan,
baik sebagai manusia maupun sebagai organisasi / band. Logo yang berbentuk
bunga juga dipilih untuk menggambarkan feminimitas, yaitu adanya personel
wanita dalam band in
Tahun 2003 –
2004
Deskripsi :
Logo Restu Ibu yang kedua
adalah sebuah tulisan ’Restu Ibu’ yang ditulis dengan huruf sambung. Penulisan
dengan gaya ini menimbulkan kesan “dewasa”, yang mencerminkan kedewaaan dalam
bermusik.
Tahun 2004 – 2006
Deskripsi :
Logo Restu Ibu mengalami
perubahan yaitu tulisan ’Restu Ibu’ berwarna biru, dengan outline hitam yang
menggambarkan Restu Ibu semakin solid. Ditambah dengan huruf katakana yang
dibaca : ’restu ibu’ sebagai identitas band Jepang-jepangan.
Tahun 2006 –
sekarang
Deskripsi :
Tulisan ’Restu Ibu’ yang
sedikit diubah dan ditambahkan sayap menandakan bahwa Restu Ibu sudah siap
tinggal landas, terbang ke tempat yang lebih jauh lagi dan lebih tinggi lagi.
Dalam tulisan restu ibu, huruf e,s,t,u dibuat bersambung sehingga dapat
terbaca: estu (jawa:sungguh, kesungguhan) menggambarkan kesungguhan restu ibu
dalam bermusik.
#
Restu Ibu dari tahun ke tahun...
Restu Ibu # 1
(Dari kiri ke kanan : Andri, Ardhi, Nana, Hoki & Rizka)
(Dari kiri ke kanan : Rizka, Haris, Nana, Lintang & Hoki)
Restu Ibu # 3
(Dari kiri ke kanan : Dian, Hoki, Nana, Rizka & Haris)
Restu Ibu # 4
(Dari kiri ke kanan : Dian, Rizka, Nana, Haris & Deni)
Restu Ibu # 5
(Dari kiri ke kanan : Deni, Haris, Dian & Nana)
-------------------------------------------------------------------------------
0 komentar:
Posting Komentar