10 Agu 2012

Dokumen Akademis - Restu Ibu (Band)

Tahun 2008, Mata Kuliah Manajemen Media Massa...

Hampir lupa, pernah bikin ini...^^
Dokumen akademis ini adalah salah satu tugas yang diberikan oleh Mas Wisnu Martha Adiputra. Karya ini menjadi salah satu karya yang terpilih untuk dipresentasikan di kelas. Menurutku sih, faktor utama karyaku bisa dipresentasikan adalah karena ‘beda’ secara fisik - dibanding dengan teman-teman lain yang bentuknya cuma paper biasa, hahaha :D
Aku memang membuat-nya ‘beda’ dengan yang lain. Aku nggak mengumpulkan tugas ini dalam bentuk paper, tapi dalam bentuk DVD. Satu set berisi DVD dan satu buku dokumen akademis yang dijilid apik.  Ditambah dengan warnanya yang ijo-ijo, jadi paling nge-jreng dibanding dengan yang lainnya yang bentuknya konvensional.
Waktu itu sih, karena lagi seneng mainan corel & photoshop, jadinya setiap tugas kuliah pasti aku kasih sentuhan seni corel & photoshop. Biar fresh, mbak dan mas dosen yang membacanya... Halah...

----------------------------------------------------------------------

MANAJEMEN MEDIA MASSA

DOKUMEN AKADEMIS
RESTU IBU BAND
Disusun Oleh : Anisa Rifiani S
NIM : 2006 / 195341 /  SP / 21473

Industri musik tanah air semakin berkembang, hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya grup musik baru yang bermunculan. Hal ini tidak hanya terjadi di tingkat nasional tetapi juga di tingkat lokal. Banyak grup musik lokal yang memiliki kompetensi yang tak kalah dengan grup musik yang telah menjadi mainstream. Namun yang membedakan adalah mereka belum dikenal audiens secara nasional. Berdasarkan hal tersebut, penulis bermaksud untuk mengangkat satu band lokal Jogja yang berkompeten dan telah memiliki penggemar di beberapa kota besar di Pulau Jawa. Dokumen akademis ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Media Massa di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Pertengahan tahun 1998, kota Yogyakarta mulai dilanda demam Japanese rock yang mulai berkembang seiring dengan masuknya anime (film animasi Jepang) ke Indonesia. Ditandai dengan anime Samurai X dimulailah era musik Jepang-Jepangan di Indonesia, hingga akhirnya merambah ke kota Yogyakarta. Band-band lokal yang mengusung Japanese music  pun mulai bermunculan satu persatu dan berlomba-lomba menunjukkan eksistensi mereka lewat even-event yang beraroma Jepang-Jepangan.
Pada pertengahan tahun 2002, sebuah band yang menamakan diri mereka RESTU IBU muncul di kota yogyakarta dan menarik banyak perhatian orang-orang di kota ini. Band inilah yang dikemudian hari bertransformasi menjadi salah satu band pengusung Japanese music dan menjadi ikon band Jepang-Jepangan yang terkenal di kota Yogyakarta. Dokumen akademis ini membahas mengenai profil, seputar sejarah singkat, musikalitas, popularitas, diskografi serta management Restu Ibu.


A.      Profil Restu Ibu
1.             Sejarah Singkat
Restu Ibu adalah salah satu band yang berasal dari kota Yogyakarta yang memiliki aliran musik Japanese Rock yaitu sebuah genre musik yang sangat populer di Jepang. Band ini terdiri dari Gentina Ratna Octanti (lahir Gent, Belgia 1 Oktober 1983) pada vocal, Ardian Nuril Anwar (Jombang, 13 Oktober 1982) pada gitar, Denison Wicaksono (Sydney, 2 November 1983) pada bass dan Harisman Satrio (Pekalongan, 3 Juli 1984) pada drum. Nama Restu Ibu berasal dari gabungan dari dua frase yaitu ’Restu’ dan ’Ibu’, merujuk kepada pandangan band ini mengenai peran ’ibu’ dalam hidup mereka. Nama ’Restu Ibu’ dipilih sebagai penghargaan kepada orang tua mereka yang memberikan dukungan penuh untuk berkarir di bidang musik, maka dipakailah nama ’Restu’ sebagai nama utama dan ’Ibu’ sebagai pelengkap identitas band dengan vokalis wanita.


Restu Ibu
(Dari kiri ke kanan : Haris, Deni, Nana & Dian)

Restu Ibu mengawali karir musiknya sejak tanggal 18 Maret 2002 di Yogyakarta, dengan personel awal yaitu Nana (vokal), Rizka (gitar), Andri (gitar), Hoki (bass), dan Ardhi (drum). Band Restu Ibu yang penggagas awalnya adalah Nana dan Rizka ini, pada awal kemunculannya mengusung musik pop-rock, dengan memainkan lagu semisal milik Cokelat, dan lain-lain. Pada tanggal 6 Juni 2002 untuk pertama kalinya Restu Ibu memainkan musik mereka di depan orang lain selain mereka belima dalam event Tutup Tahun SMU N 1 Gamping di Gedung Purna Budaya Yogyakarta.
Awal tahun 2003, Andri dan Ardhi memutuskan untuk meninggalkan band. Posisi gitar dan drum kemudian digantikan oleh Lintang (gitar) dan Haris (drum). Formasi kedua Restu Ibu menjadi Nana (vokal), Rizka (gitar), Hoki (bass), Lintang (gitar) dan Haris (drum).
Pertengahan tahun 2003 Lintang mengundurkan diri dari band, sehingga posisi gitar digantikan oleh salah satu teman Nana yaitu Dian. Maka formasi ketiga Restu Ibu menjadi Nana (vokal), Rizka (gitar), Hoki (bass), Haris (drum) dan Dian (gitar).
Setahun kemudian pada bulan April 2004, Hoki mengambil keputusan untuk mundur dengan alasan akan melanjutkan kuliahnya. Restu Ibu kemudian mencari anggota baru untuk menggantikan posisi bassist, maka dipilihlah Deni untuk menggantikan Hoki. Formasi keempat Restu Ibu menjadi Nana (vokal), Rizka (gitar), Haris (Drum), Dian (gitar) dan Deni (bass).
Pada tahun 2005, Rizka mengundurkan diri dengan alasan ingin menyelami bisnis konvensi yang baru dirintisnya. Setelah hengkangnya Rizka dari Restu Ibu, formasi Restu Ibu mengalami ‘perampingan’. Restu Ibu tidak mencari pengganti untuk mengisi kekosongan posisi Rizka. Maka sejak itu Restu Ibu hanya memiliki empat personil saja yaitu Nana (vokal), Dian (gitar), Deni (bass), dan Haris (drum). Formasi terakhir inilah yang paling solid dan masih bertahan hingga sekarang. Kerapnya berganti personel tidak membuat Restu Ibu kehilngan soul-nya. Hal tersebut malah menjadi pecutan agar mereka berusaha lebih baik dari formasi sebelumnya.
Selama tujuh tahun eksistensi mereka di dunia musik, Restu Ibu telah mengalami evolusi baik dalam gaya bermusik, penampilan dan juga tema dari lagu-lagu mereka. Di awal kemunculannya Restu Ibu memainkan musik-musik mainstream yaitu mengusung musik pop-rock yang juga banyak dimainkan band-band lainnya pada saat itu. Restu Ibu masih tampil dengan gaya panggung yang sederhana dan kostum yang sederhana pula.
Baru pada tahun 2005, Restu Ibu memutuskan untuk total memainkan Japanese Music mulai dari musik itu sendiri, konsep band, hingga wardrobe. Proses pergantian identitas band ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak protes yang mereka terima, terutama dari orang-orang terdekat mereka dan juga fans. Namun karena komitmen yang telah disepakati bersama, serta niat untuk terjun total dalam Japanese music, menjadikan mereka tetap berjalan pada jalur musik ini.
Restu Ibu menyuguhkan sesuatu yang baru dan belum lazim di telinga penggemar musik pada umumnya (bukan penggemar musik Jepang) yaitu Japanese music. Peralihan pergantian aliran musik ini dimulai dengan menyuguhkan lagu-lagu Jepang yang musiknya sudah familiar ditelinga orang awam seperti sountrack anime Doraemon, Sailormoon, Saint Seiya, dan lain sebagainya. Sasaran audiens kala itu tak hanya pendengar musik pada umumnya tetapi juga penggemar Japanese music pada khususnya. Maka Restu Ibu mulai memainkan lagu dari band atau penyanyi asal
Jepang seperti L’Arc~en~Ciel, Ayumi Hamasaki, High & Mighty Color, dan selain sebagainya, di kalangan komunitas penggemar Jepang.
Seiring dengan berjalannya waktu, penampilan mereka semakin total. Dalam aksinya di setiap stage Restu Ibu mulai berkostum secara serius dan juga mengedepankan style dan fashion yang mendukung penampilan mereka di setiap acara. Masing-masing personel saling menjaga keserasian wardrobe. Masing-masing personel juga membawa sebuah image. Label Japanese band pun mulai melekat pada Restu Ibu dan mereka mulai dikenal banyak orang. Perubahan-peruahan tersebut adalah sebagai sebuah wujud kematangan mereka dalam bermusik. Perlahan akan tetapi pasti Restu Ibu bertransformasi menjadi band yang lebih mapan. Di Yogyakarta Restu Ibu memiliki segmen audiens sendiri yaitu para pelajar sekolah menengah atas dan universitas serta penggemar Japanese rock di Yogyakarta.
Vokalitas dan musik Restu Ibu sendiri dipengaruhi oleh musisi-musisi asal Jepang seperti Ayumi Hamasaki, Do As Infinity, L’Arc~en~Ciel, dan High & Mighty Color, dan lain-lain. Keempat personel Restu Ibu bersama-sama menciptakan melodi untuk seluruh lagu-lagu mereka. Sementara lirik untuk lagu-lagu tersebut lebih banyak diciptakan oleh sang gitaris, Dian. Namun sekarang semua personel Restu Ibu yang lainnya mulai menulis lirik lagu.
Secara lirikal Restu Ibu tidak mematok satu tema dan tidak mempunyai tema besar yang secara khusus akan membatasi kreativitas mereka, namun kebanyakan berkisar kepada tema-tema cinta. Lagu-lagu Restu Ibu identik dengan lirik yang terkadang puitis dan indah namun juga terkadang simple. Hal tersebut menjadi salah satu karakteristik Restu Ibu yang membedakannya dengan band lain selain aliran musik, dan aksi panggung mereka. Karakteristik tersebut juga menjadi suatu pengenal bagi fans.

2.             Diskografi
Dalam kurun waktu tujuh tahun semenjak mereka memainkan musik bersama, Restu Ibu telah banyak menciptakan lagu. Seluruh diskografi mencapai tiga puluh lagu yang diantaranya menjadi hits dalam chart lagu indie lokal (Jogja). Restu Ibu mendapatkan kognisi yang baik dari audiensnya. Tema yang sering muncul dalam lagu-lagu Restu Ibu adalah cinta. Dua lagu yang menjadi andalan Restu Ibu adalah ’Cinta Perlahan Membunuhku’, dan ’Detik Terakhir’. Lagu-lagu lain ciptaan Restu Ibu antara lain ’Cintaku Telah Habis’, ’1,2,3’, ’Satu’, ’Harus Kau Sadari’, ’Diri Wanita’, ’Episode Cinta’, ’Cukup Satu Hati’, ’Beri Aku Cinta’, ’Rahasiaku’, ’Tebar Pesona’, ’Kan Ku...’, ’Telah Berakhir’, dan lain sebagainya.

3.             Logo
Image dan identitas band dapat ditunjukkan salah satu medianya adalah dengan logo. Semenjak dibentuknya Restu Ibu telah berganti logo sebanyak empat kali. Berikut ini adalah logo Restu Ibu dari tahun ketahun :

Tahun 2002

 
Deskripsi :
Lambang ’bunga’ pada logo Restu Ibu yang pertama menggambarkan bahwa Restu Ibu sedang dalam perkembangan, baik sebagai manusia maupun sebagai organisasi / band. Logo yang berbentuk bunga juga dipilih untuk menggambarkan feminimitas, yaitu adanya personel wanita dalam band in


Tahun 2003 – 2004 


Deskripsi :
Logo Restu Ibu yang kedua adalah sebuah tulisan ’Restu Ibu’ yang ditulis dengan huruf sambung. Penulisan dengan gaya ini menimbulkan kesan “dewasa”, yang mencerminkan kedewaaan dalam bermusik.


Tahun 2004 – 2006 


Deskripsi :
Logo Restu Ibu mengalami perubahan yaitu tulisan ’Restu Ibu’ berwarna biru, dengan outline hitam yang menggambarkan Restu Ibu semakin solid. Ditambah dengan huruf katakana yang dibaca : ’restu ibu’ sebagai identitas band Jepang-jepangan.

Tahun 2006 – sekarang
Deskripsi :
Tulisan ’Restu Ibu’ yang sedikit diubah dan ditambahkan sayap menandakan bahwa Restu Ibu sudah siap tinggal landas, terbang ke tempat yang lebih jauh lagi dan lebih tinggi lagi. Dalam tulisan restu ibu, huruf e,s,t,u dibuat bersambung sehingga dapat terbaca: estu (jawa:sungguh, kesungguhan) menggambarkan kesungguhan restu ibu dalam bermusik.


#

Restu Ibu dari tahun ke tahun...

Restu Ibu # 1
















(Dari kiri ke kanan : Andri, Ardhi, Nana, Hoki & Rizka)

Restu Ibu # 2





















(Dari kiri ke kanan : Rizka, Haris, Nana, Lintang & Hoki)

Restu Ibu # 3















(Dari kiri ke kanan : Dian, Hoki, Nana, Rizka & Haris)

Restu Ibu # 4

















(Dari kiri ke kanan : Dian, Rizka, Nana, Haris & Deni)

Restu Ibu # 5















(Dari kiri ke kanan : Deni, Haris, Dian & Nana)

-------------------------------------------------------------------------------

Artikel Terkait :: 
Profil Personal - Restu Ibu (Band) 

0 komentar:

Posting Komentar