23 Mar 2013

Kuliah Komunikasi - Literacy Media #5 (Review)

KULIAH KOMUNIKASI
Studi Literasi Media (Bagian V)
Review by : Nisya Rifiani

a.    Struktur pengetahuan industri media (Media Industries)
Potter menyatakan bahwa dalam berhadapan dengan industri media, kita dapat menggunakan default strategy ataupun media literacy strategy. Default strategy memiliki tujuan untuk membangun kepuasan dengan level interupsi minimal. Dalam level ini berarti seseorang mengakses media dalam konteks pola kebiasaan (habitual pattern) yang berkembang pada masa lalu. Ketika kita mencoba sesuatu yang baru dan merasakan kepuasan, maka kita melanjutkannya tanpa berpikir terlalu banyak. Kita jarang untuk mencoba mengakses tipe pesan yang lain, entah itu karena kita tidak terlalu yakin bahwa jenis pesan yang lain akan memberi kepuasan juga ataupun karena kita memandang bahwa akses terhadap jenis pesan lain tersebut memerlukan usaha yang lebih besar dibanding nilainya.
Sedangkan media literacy strategy memiliki tujuan untuk memahami dunia ekonomi dalam industri media. Hal ini berarti mereka memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap hasil yang didapat dibanding sumber daya yang dikeluarkan. Orang-orang semacam itu menginginkan lebih dari kepuasan minimal dari mengakses media. Mereka berpikir matang tentang sumber daya yang dimiliki dan menginginkan negosiasi untuk mendapatkan hasil yang lebih bernilai.

b.    Struktur pengetahuan efek media (Media Effect)
Pengetahuan ini berkaitan dengan empat aspek perspektif dimensional. Pertama, Timing of effect berhubungan dengan efek yang terjadi ketika kita berinteraksi dengan media. Efek media dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Efek jangka pendek merupakan efek yang terjadi selama paparan media. Efek tersebut hanya berlangsung dalam periode yang singkat. Efek jangka panjang hanya terlihat setelah terjadi banyak paparan. Tidak ada paparan tunggal atau pesan tunggal yang dapat menyebabkan efek tersebut. Efek jangka pendek biasanya lebih mudah dilihat daripada efek jangka panjang. Efek jangka pendek umumnya memperlihatkan diri dalam suatu perubahan. Kita dapat dengan mudah melihat perubahan dalam perilaku atau emosi kita. Sementara itu, perubahan yang disebabkan efek jangka panjang bersifat gradual dan lebih sulit untuk dikenali. Efek jangka pendek terjadi karena disebabkan paparan jenis pesan tertentu, sehingga mudah untuk menghubungkan pesan media dengan efek tertentu yang dihasilkan.
Kedua, Type of effect, terdapat lima tipe efek media yaitu efek kognitif (cognitive-type effect) bergerak pada tataran perubahan kognisi - media dapat mempengaruhi apa yang kita ketahui dengan menanamkan ide dan informasi ke dalam pikiran kita. Hal ini merupakan efek yang paling sering terjadi, karena terjadi sepanjang waktu dan kita pun secara konstan menambahkan informasi setiap kali mengakses media. Pembelajaran kognitif ini tidak hanya terbatas kepada informasi faktual, tetapi juga informasi sosial. Efek sikap (attitudinal–type effect) bergerak pada tataran perubahan sikap - media dapat menciptakan dan membentuk opini, kepercayaan, dan nilai yang kita miliki. Efek ini dapat berlangsung dalam jangka waktu pendek, ketika kita memberikan sikap positif terhadap pesan media tersebut. Namun juga dapat bersifat jangka, panjang ketika kita terlalu banyak terpapar efek media (cultivation).
Efek emosi (emosional-type effect), bergerak pada tataran reaksi emosi - media dapat membuat kita merasakan sesuatu misalnya memicu emosi marah, sedih, bosan, dan lain-lain. Reaksi emosi ini berkaitan dengan perubahan psikologis. Selama mengakses media kita berpeluang mengalami perubahan psikologis dan kadang efek emosi jangka panjang. Efek psikologis (psychological-type effect) - media dapat mempengaruhi sistem otomatis dalam tubuh (automatic bodily system) yang terjadi di luar kesadaran kita. Efek perilaku (behavioral–type effect) - media dapat memicu terjadinya tindakan. Misalnya setelah melihat iklan sebuah produk, kita segera bergegas ke toko untuk membelinya. Efek perilaku tersebut juga dapat bersifat jangka panjang.
Ketiga, Valence of effect, menunjukkan arah efek media dapat menuju ke arah yang positif maupun negatif. Arah positif adalah ketika efek media membantu seseorang mencapai tujuan personal. Ia menggunakan media secara strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Sementara itu, efek negatif terjadi ketika media menggunakan kita sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka, jika tujuan mereka bertentangan dengan tujuan kita.
Keempat, Intentionality of effect, ketika berinteraksi dengan media sesungguhnya kita pun mengharapkan efek media yang sesuai dengan harapan kita. Secara sadar kita mencari pesan-pesan tertentu dari media yang dapat memberikan efek tersebut. Misalnya menonton tayangan televisi untuk mendapatkan hiburan. Namun ada pula efek yang tidak diharapkan misalnya ketika menonton tayangan komedi dengan tujuan memperoleh hiburan, kita juga harus berhadapan dengan iklan dan jingle yang menginterupsi.

Tabel 1
Struktur Kemampuan dan Pengetahuan dalam Literasi Media
(James William Potter/2001)

Domain
Kemampuan (Skills)
Pengetahuan (Knowledge)
1.    Kognitif
-     Mampu mengidentifikasi kunci informasi.
-     Mampu membandingkan kunci informasi yang satu dengan yang lainnya.
-     Mampu mengevaluasi kejujuran/kebenaran informasi.
-     Mampu mengevaluasi keseimbangan.
-     Mempunyai pengetahuan atas topik tertentu dari berbagai sumber (media dan dunia nyata).
2.    Emosional
-     Mampu menganalisis perasaan orang yang diberitakan.
-     Mampu memposisikan diri di posisi orang lain.
-     Mampu berempati.
-     Mempunyai pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman personal yang sesuai atau senada dengan situasi yang diberitakan.
3.    Estetik
-     Mampu menganalisis seni dan elemen artistik dalam cerita.
-     Mampu membandingkan dan membedakan nilai artistik yang digunakan untuk satu cerita dengan cerita yang lain.
-     Mempunyai pengetahuan akan tulisan, grafis, fotografi, hingga produksi berita TV.
-     Mempunyai pengetahuan akan kualitas cerita, mana cerita yang disampaikan dengan baik dan mana yang tidak, termasuk di dalamnya elemen-elemen yang mempengaruhi kualitas tersebut.
4.    Moral
-     Mampu menganalisis elemen-elemen moral yang ada di cerita.
-     Mampu membandingkan cerita satu dengan lainnya.
-     Mampu mengevaluasi tanggung jawab etis dari para jurnalis dalam setiap cerita.
-     Mempunyai pengetahuan tentang kritik atas berita.
-     Mempunyai pengetahuan akan arti bias, objektif, keberimbangan, kejujuran/kebenaran.
-     Mempunyai pengetahuan akan cerita lain yang temanya sama dan bagaimana jurnalis dalam berita tersebut mempraktekkan keberimbangan dan kebenaran.
-     Mengembangkan kode moral jurnalisme.

Literasi Media sebagai Pemikiran Kritis
Beberapa pemikiran memandang literasi media lebih sebagai sebuah pemikiran kritis ketika berhadapan dengan media. Konsep ini kemudian mendorong munculnya suatu konsep baru yang disebut dengan critical media literacy atau literasi media kritis. Aktivitas literasi media kritis lebih kritis mengenai pemilihan media dan pembelajaran tentang proses teknis menggunakan alat media (media tools) dan konstruksi isi media (media content), serta mengkombinasikan kedua poin tersebut dalam kegiatan bermedia. Definisi literasi media dikemukakan oleh Sheperd berikut ini menunjukkan literasi media merupakan cara berpikir kritis ketika berhadapan dengan media :

An informed, critical understanding of the mass media. It involves examining the techniques, technologies and institutions involved in media production; being able to critically analyze media messages; and recognizing the role audiences play in making meaning from those messages(1).”
#

DAFTAR PUSTAKA
1.    Sheperd, 2002 : 1 dalam Susanto, 2008. Loc cit.

0 komentar:

Posting Komentar