MATA KULIAH SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
RESUME
TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KETIGA
ARIEF BUDIMAN
Review by : Nisya Rifiani
BAB II
TEORI MODERNISASI ; PEMBANGUNAN SEBAGAI
MASALAH INTERNAL
Disusun sebagai tugas rutin mata kuliah sosiologi pembangunan
Semester ganjil tahun akademik 2009/2010
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
Disusun sebagai tugas rutin mata kuliah sosiologi pembangunan
Semester ganjil tahun akademik 2009/2010
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
POINT OF VIEW
TEORI MODERNISASI
Teori Modernisasi menjelaskan bahwa
kemiskinan yang terjadi di negara dunia ketiga disebabkan oleh faktor-faktor
internal atau faktor-faktor yang terdapat di dalam negeri asal negara yang
bersangkutan. Kelompok teori yang tergolong ke dalam
kelompok Teori Modernisasi :
1.
Teori Harrod-Domar ; Tabungan dan Investasi.
Roy Harrod dan Evsei Domar : pertumbuhan
ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi. Hal tersebut
bersumber dari asumsi bahwa : masalah pembangunan pada dasarnya merupakan
masalah menambahkan investasi modal. Persoalan keterbelakangan kemudian
dirumuskan sebagai masalah kekurangan, yaitu kekurangan modal. Teori Harrod-Domar tidak mempersoalkan masalah manusia
dan menganggapnya sudah tersedia.
2.
Max Weber ; Etika Protestan
Teori Weber mempersoalkan masalah manusia
yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya di sekitarnya, khususnya nilai-nilai
agama. Weber mengemukakan apa yang kemudian dinamakan Etika Protestan.
Etika Protestan lahir di Eropa melalui agama protestan yang dikembangkan oleh
Calvin. Etika Protestan yang dikembangkan Weber pada intinya adalah cara
bekerja keras dengan sungguh-sungguh, lepas dari imbalan material untuk
mencapai surga. Etika Protestan adalah sebuah nilai tentang kerja keras tanpa
pamrih untuk mencapai sukses. Etika Protestan
ini adalah faktor utama bagi munculnya kapitalisme di Eropa yang kemudian menyebar
dan berkembang di Amerika Serikat.
3.
David McClelland ; Dorongan Berprestasi
Konsep McClelland : the need for
achievement (n-ach), kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi. Asumsi yang
dipakai adalah orang yang mempunyai n-ach yang tinggi, memiliki kebutuhan untuk
berprestasi, mengalami kepuasan bukan karena mendapatkan imbalan dari hasil
kerjanya, tetapi karena hasil kerjanya dianggapnya sangat baik. Imbalan
material menjadi faktor sekunder. Selanjutnya konsep ini berkembang dalam level
kelompok (masyarakat), yang jika mempunyai orang n-ach yang tinggi maka akan
menghasilkan pertumbukan ekonomi yang tinggi. Asumsi McClelland didukung oleh
penelitian dan latihan manajemen yang dilakukan olehnya.
4.
W.W. Rostow ; Lima Tahap Pembangunan
Rostow membagi lima tahap pembangunan yaitu :
-
Masyarakat Tradisional
Masyarakat dalam tahap ini belum memahami
ilmu pengetahuan secara luas dan masih mempercayai kekuatan-kekuatan mistis di
luar kemampuan manusia. Manusia demikian tunduk dengan alam dan belum bisa
menguasai alam, akibatnya produksi cenderung terbatas, mesyarakat yang
cenderung statis, tidak ada investasi dan pola & tingkat kehidupan antar
generasi hampir sama.
-
Pra-kondisi untuk lepas landas
Masyarakat tradisional bukan tidak bergerak,
hanya sangat lambat. Pergerakan masyarakat tradisional ini kemudian akan
mencapai pada posisi prakondisi untuk lepas landas. Keadaan ini (biasanya)
terjadi karena adanya campur tangan dari pihak luar. Pada tahap ini terjadi
usaha untuk meningkatkan tabungan, investasi pada sektor-sektor produktif yang
menguntungkan, dan meningkatkan produksi di segala bidang.
-
Masa lepas landas
Periode ini ditandai dengan tersingkirnya
hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi
ini tabungan dan investasi menjadi meningkat dan stabil. Industri-industri
mulai berkembang dan peningkatan dalam produksi pertanian.
-
Bergerak ke kedewasaan
Proses kemajuan setelah lepas landas ini
ditandai dengan investasi yang terus-menerus, meskipun kadang terjadi pasang
surut. Industri berkembang sangat pesat dan produksi meningkat. Ekspor
barang-barang mengimbangi impor. Perkembangan industri tidak hanya meliputi teknik-teknik
produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi, dan buka hanya terbatas
pada barang yang dikonsumsi tetapi juga barang modal.
-
Zaman konsumsi massal yang tinggi
Konsumsi massal yang tinggi – konsumsi tidak
lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup tetapi meningkat ke kebutuhan
yang lebih tinggi. Pada periode
ini investasi mencapai tahap kedewasaan.
Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang dapat menopang
kemajuan secara terus menerus.
Tahapan pembangunan Rostow diatas didasarkan
pada diktonomi masyarakat tradisional dan masyarakat modern.
5.
Bert F. Hoselitz ; Faktor-Faktor Non-Ekonomi
Hoselitz membahas faktor-faktor ekonomi yang
ditinggalkan oleh Rostow, yaitu faktor
kondisi lingkungan – yang dianggap penting bagi proses pembangunan. Hoselitz berbicara
mengenai perubahan-perubahan pengaturan kelembangaan yang terjadi dalam bidang
hukum, pendidikan, keluarga dan motivasi.
Hoselitz menekankan ada hal lain yang juga
sangat penting dalam proses pembangunan, yakni keterampilan kerja tertentu dan
pengalaman wiraswasta – selain kekurangan modal (Teori Harrod-Domar). Bagi Hoselitz pembangunan membutuhkan pemasok dari dua
unsur yaitu :
-
Pemasokan modal besar dan perbankan
-
Pemasokan tenaga ahli dan terampil
6.
Alex Inkeles & David H. Smith ; Manusia Modern
Alex Inkeles
& David H. Smith pada dasarnya berbicara mengenai pentingnya faktor
manusia sebagai komponen penting penopang pembangunan. Untuk mengubah
manusia tradisional menjadi manusia yang modern, Inkeles dan Smith mempunyai
keyakinan bahwa pendidikan adalah cara yang paling efektif untuk mencapai hal
tersebut.
Inkeles dan
Smith menekankan pada faktor pengalaman kerja (terutama kerja di pabrik) untuk
dapat mengubah manusia. Asumsi Inkeles
dan Smith ini diperkuat dengan penelitian yang mereka lakukan.
Temuan
Inkeles dan Smith : seorang manusia tradisional yang diterjunkan ke dalam
lembaga kerja yang modern bukan saja dapat melakukan adaptasi yang cepat,
tetapi dia juga bisa menyerap nilai-nilai kerja ini dalam kepribadiannya, dan
mengekspresikannya kembali ke dalam sikap, nilai dan tingkah lakunya.
CONCLUSION – Point of View
Teori-teori tersebut merupakan teori
modernisasi yang dianggap mewakili beberapa pemikiran aliran mengenai teori
modernisasi. Aliran-aliran tersebut antara lain :
1.
Teori yang menekankan bahwa : pembangunan hanya merupakan masalah penyediaan
modal untuk investasi.
-
Dikembangkan oleh para ekonom.
-
Diwakili oleh Teori Harrod-Domar.
2.
Teori yang menekankan pada : aspek-aspek psikologi individu
(pendidikan individu)
-
Diwakili oleh Teori McClelland.
3.
Teori yang menekankan pada : nilai-nilai budaya.
-
Diwakili oleh Teori Weber → peran agama dalam pembentukan kapitalisme.
4.
Teori yang menekankan pada : adanya lembaga-lembaga sosial dan politik
(lembaga-lembaga konkret).
-
Diwakili oleh Teori Rostow → yang menekankan pada proses ‘lepas landas)
-
Dan Teori Hoselitz → yang membahas pada pra ‘lepas landas’.
5.
Teori yang menekankan pada : lingkungan material (spesifik : lingkungan
pekerjaan).
-
Diwakili oleh Inkeles & Smith → memberikan langsung pengalaman kerja.
-
Inkeles & Smith menyatakan bahwa pendidikan adalah cara yang paling
efektif untuk membentuk manusia modern.
Ciri Umum Teori Modenisasi :
1. Didasarkan pada diktonomi antara apa yang dinamakan tradisional
dan yang modern.
2. Didasarkan pada faktor-faktor non-material sebagai
penyebab kemiskinan → note : dalam perkembangannya terdapat teori yang
menekankan pada faktor material.
3. Bersifat a-historis. Hukum-hukum yang berlaku sering
dianggap berlaku secara universal.
4. Faktor-faktor yang mendorong atau menghambat
pembangunan harus dicari di dalam negara-negara yang bersangkutan, bukan
di luarnya.
#
0 komentar:
Posting Komentar