VIHARA
BUDHA PRABHA (KELENTENG GONDOMANAN)
Jika kita melewati kawasan Gondomanan, cobalah tengok sebuah
Vihara Kelenteng yang berdiri kokoh di Jl. Brigjend. Katamso No. 3 YK. Vihara
Budha Prabha ‒ atau Kelenteng Fuk Ling Miau ‒ atau lebih dikenal masyarakat Kota
Yogyakarta dengan nama Kelenteng Gondomanan. Konon, vihara kelenteng ini
merupakan sebuah rumah tinggal yang dibangun di dekat Kraton Ngayogyakarta oleh
Sri Sultan Hamengku Buwono II (Sultan Sepuh) sebagai pemberian untuk
permaisurinya yang berasal dari Tiongkok.
Bangunan kuno Kelenteng Gondomanan sudah berusia 200 tahun.
Gaya arsitekturnya merupakan kombinasi Cina – Jawa. Arsitektur yang bernuansa
Jawa terdapat pada bagian atap ruang sumur langit. Sumur langit atau kolam teratai
adalah pintu utama dewa kemakmuran dan sumber rejeki. Ciri khas kelenteng
terdapat pada sepasang naga langit menghadap mutiara api dan cat warna merah
kuning sebagai simbol keharmonisan serta adanya altar-altar pemujaan dewa-dewi.
Sebenarnya, vihara sama sekali berbeda dengan kelenteng. Secara
singkat, vihara merupakan tempat ibadah umat Budha, sedangan kelenteng
merupakan tempat ibadah umat Konghu Chu (umat pengikut tradisi). Lalu,
bagaimana mungkin dalam satu bangunan digunakan sebagai tempat ibadah dua
kepercayaan sekaligus??? Disinilah terjadi keunikan dimana pada satu tempat
berfungsi sebagai dua tempat ibadah. Bagian depan digunakan untuk beribadah
umat Konghu Chu, sedangkan bagian belakang digunakan untuk beribadah umat
Budha.
Selain sebagai vihara dan kelenteng, tempat ibadah ini juga
berfungsi sebagai obyek wisata dan pendidikan karena merupakan bangunan
bersejarah dan memiliki nilai historis. Selain dikunjungi umatnya, Kelenteng
Gondomanan kerap mendapat kunjungan dari turis baik turis domestik maupun turis
asing, dan kunjungan pendidikan dari berbagai instansi seperti taman
kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD). Kelenteng Gondomanan telah memperoleh
predikat warisan budaya Jogja khusus kategori tempat ibadah dan menjadi salah
satu dari sepuluh bangunan cagar budaya Jogjakarta. Kini, vihara kelenteng
bukan hanya menjadi tempat ibadah saja tetapi juga menjadi sarana belajar.
Kalau kamu belum pernah mengunjungi kelenteng ini, tak ada salahnya menjadikan
tempat ini sebagai tujuan jalan-jalan kamu selanjutnya. Dijamin, pengalaman dan
pengetahuan kamu akan bertambah…
Teks : Nisya Rifiani
Foto : Astrida Lastiya Kusuma
Catatan : Artikel ini telah dipublikasikan di Majalah
Remaja BIAS – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah
Raga Provinsi DIY – Edisi 5 Tahun XV / 2011
0 komentar:
Posting Komentar