5 Jun 2012

Jalan-Jalan Kelenteng Gondomanan (1)


VIHARA BUDHA PRABHA (KELENTENG GONDOMANAN)



Jika kita melewati kawasan Gondomanan, cobalah tengok sebuah Vihara Kelenteng yang berdiri kokoh di Jl. Brigjend. Katamso No. 3 YK. Vihara Budha Prabha atau Kelenteng Fuk Ling Miau atau lebih dikenal masyarakat Kota Yogyakarta dengan nama Kelenteng Gondomanan. Konon, vihara kelenteng ini merupakan sebuah rumah tinggal yang dibangun di dekat Kraton Ngayogyakarta oleh Sri Sultan Hamengku Buwono II (Sultan Sepuh) sebagai pemberian untuk permaisurinya yang berasal dari Tiongkok.
Bangunan kuno Kelenteng Gondomanan sudah berusia 200 tahun. Gaya arsitekturnya merupakan kombinasi Cina – Jawa. Arsitektur yang bernuansa Jawa terdapat pada bagian atap ruang sumur langit. Sumur langit atau kolam teratai adalah pintu utama dewa kemakmuran dan sumber rejeki. Ciri khas kelenteng terdapat pada sepasang naga langit menghadap mutiara api dan cat warna merah kuning sebagai simbol keharmonisan serta adanya altar-altar pemujaan dewa-dewi.
Sebenarnya, vihara sama sekali berbeda dengan kelenteng. Secara singkat, vihara merupakan tempat ibadah umat Budha, sedangan kelenteng merupakan tempat ibadah umat Konghu Chu (umat pengikut tradisi). Lalu, bagaimana mungkin dalam satu bangunan digunakan sebagai tempat ibadah dua kepercayaan sekaligus??? Disinilah terjadi keunikan dimana pada satu tempat berfungsi sebagai dua tempat ibadah. Bagian depan digunakan untuk beribadah umat Konghu Chu, sedangkan bagian belakang digunakan untuk beribadah umat Budha.
Selain sebagai vihara dan kelenteng, tempat ibadah ini juga berfungsi sebagai obyek wisata dan pendidikan karena merupakan bangunan bersejarah dan memiliki nilai historis. Selain dikunjungi umatnya, Kelenteng Gondomanan kerap mendapat kunjungan dari turis baik turis domestik maupun turis asing, dan kunjungan pendidikan dari berbagai instansi seperti taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD). Kelenteng Gondomanan telah memperoleh predikat warisan budaya Jogja khusus kategori tempat ibadah dan menjadi salah satu dari sepuluh bangunan cagar budaya Jogjakarta. Kini, vihara kelenteng bukan hanya menjadi tempat ibadah saja tetapi juga menjadi sarana belajar. Kalau kamu belum pernah mengunjungi kelenteng ini, tak ada salahnya menjadikan tempat ini sebagai tujuan jalan-jalan kamu selanjutnya. Dijamin, pengalaman dan pengetahuan kamu akan bertambah…















Teks        : Nisya Rifiani
Foto        : Astrida Lastiya Kusuma

Catatan  : Artikel ini telah dipublikasikan di Majalah Remaja BIAS – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Provinsi DIY – Edisi 5 Tahun XV / 2011

0 komentar:

Posting Komentar