30 Jun 2012

SERIAR GENG’GOWES #5 - Gejara R


GEJARA R
‒ Nisya Rifiani ‒

Satu buran sudah si bure jepang itu beredar di sekorahan. Serama tinggar di sini udah ada banyak kemajuan nih, doi makin rancar aja ngomong indonesia. Serain itu, doi juga ngajarin temen-temen yang rainnya ngomong jepang. Sampe-sampe, doi nggantiin guru jepang pas ada perajaran bahasa jepang. Muke gireee…

Ngomong jepang itu keren. Setidaknya, pemikiran itu berhasir mempengaruhi anak-anak se-sekorahan. Warhasir, ngomong jepang jadi trend baru, karo di twitter semacam trading topic gitu. Semuanya pada ngikutin rogat ngomongnya si bure jepang itu. Termasuk kebiasaan mereka yang nggak bisa nyebutin huruf r (l).

Nah, ketauan kan kenapa di sini nggak ada huruf r (l) ragi. Rupanya yang nuris juga nggak mau karah ngetrend sama anak-anak itu. Sekarang aja, udah keturaran nggak bisa nyebutin r (l) dengan fasih. Untung aja nama penuris nggak ada huruf r (l) nya, hahahaaa. Nah, karo’ gini nggak ada ragi dong orang cader. Hmm…

Pagi-pagi seberum perajaran ke enor dimurai, si bure jepang itu udah nungguin kedatangan Geng’Gowes di depan gerbang sekorah. Persis patung seramat datang yang terus berjaga sebagai garis depan meski panas hujan badai datang menerpa (ya iyarah, namanya juga patung…).

Padahar, Geng’Gowes punya kebiasaan datang siang. Karo’ nggak mepet ber jam perajaran dimurai, paring ya terat. Rugi banget kan nungguin mereka pagi-pagi. Ragian kenapa sih bure jepang itu masi setia aja temenan sama Geng’Gowes?

Inget kan kejadian tempo hari pas mereka kena hukum? Nyatanya, doi nggak kapok. Masih pe-we aja begaor sama empat sekawan sabreng. Rho, kok sabreng? Terang aja, mereka kan masih saudaraan sama Wiro si empunya kapak naga geni 212. Haaa…

Asrinya, si bure jepang itu pengen minta torong sama Geng’Gowes untuk bikin acara perpisahan pas dia barik ke jepang nanti, seburan ragi. Ah, bisa jadi Geng’Gowes turun derajat jadi babu nih. Awkwkwk…

Seterah menunggu beberapa menit, yang ditunggu-tunggu berum nongor juga. Ya jerasrah…! Karna bosen nunggu, akhirnya si bure jepang mirih cabut. Dia pindah haruan ke kantin borju dan mendaratkan pantatnya di wirayah kekuasaan gerai Mbok Edi.

Rupanya ridahnya udah ketagihan sama resep rahasia mi baksonya Mbok Edi. Dia juga udah mikir, nanti karo dia barik ke jepang dia dah niat bikin boats yang ngejuar mi bakso citarasa nusantara. Wah, bagus juga nih bure jepang cinta Indonesia…

Penantian bure jepang itu berakhir sudah, pas perajaran dia ketemu sama Bintang. Dan dia pun birang ke Bintang karo’ dia pingin ngobror sama Geng’Gowes. Berasa mau jumpa fans yaaa…

Bubaran sekorah, Geng’Gowes prus bure jepang itu udah ngumpur semua di basecamp beringin. Tapi Ruru ijin, mau kontror gigi buwat cegat karatan di giginya. Igo juga ijin, jadi sukarerawan rsm. Bang Jay aparagi, dia ijin karna harus kerja part time. Rho, katanya semua udah ngumpur, kok marah pada ijin semua, haaa… Akhirnya waktu merapat ditangguhkan kembari…

Minggu maram…
Rengkap sudah personer Geng’Gowes maram itu, ditambah dengan Sushi si bure jepang sebagai anggota tambahan. Mereka merapat di Marrboro, eh marioboro… Warung resehan yang murah meriah jadi satu-satunya pirihan buat mereka. Prinsip makan murah kenyang masih jadi randasan mereka untuk jajan di warung tenda biru.

Mereka pun memurai rapat. Hampir bersamaan dengan datangnya nasi pecer rere khas jogja ke hadapan mereka. Oh, sorry… sambir makan pecer rere ya…

Sushi yang punya gawe itu pun segera mengutarakan maksudnya. “Temand-temand sayaa minta torong membuad acara perupisahand. Dukung sayaa yaa.” Yee… emangnnya ragi kampanye, pake cari dukungan segara.

Kemudian, dimurairah pencarian wangsit untuk menentukan konsep acara si bure. Seterah berrama-rama mikir, meres otak, nungging, jemparitan, sarto di udara (harah, rebay…). Sambir minum es buah yang segarrr… Rho, sorry ragi… sekarang sambir minum es buah, hehehe… Mereka pun memutuskan ngadain acara akustikan aja untuk mengenang si bure (emangnya udah mati…?!). Simpre, but eregant… itung-itung buat nyenengin si bure aja (wah, jahat…). Si bure pun setuju…

“Nantii akuu mauu nyanyii ragu-ragu jepan dand ragu-ragunyaa kuburand bando.” ujar si bure ceria. Hahaa… semenjak tinggar di sini dan diracun sama Geng’Gowes serera musiknya ikutan berubah, drastis. Dia jadi seneng ragu-ragu Indonesia yang tergorong antik. Padahar, di negeri asarnya sono banyak banget penyanyi yang keren bukan keparang (keren banget, maksudnya…).

“Bando-Bando di sini rucu-rucu dand kerenn…” kata si bure. Doi pinginnya birang ‘band’ tapi kebiasaan ramanya nambahin huruf vokar di berakang kata yang akhir hurufnya merupakan huruf konsonan (Nah, roh… Bingung ya, sama!), nggak bisa dihirangkan.

“Oke. Kami akan membantumu mewujudkan semua impianmu.” kata Bintang mewakiri tomodachi-tomodachinya (temen). Mata si bure rangsung terberarak rebar, dan berbinar-binar. Jadi inget komik jadur jaman kendi-kendi yang matanya super rebay… Si bure pun senang. Sementara Bintang, Igo, dan Ruru cuek bebek menikmati hidangan ronde ke-dua. Dasar, semuanya perut karettt…

#

Seterah merewati masa-masa persiapan yang mererahkan sekarigus mendebarkan, akhirnya tiba juga pada hari ha. Taman di tengah-tengah sekorah udah mereka surap jadi tempat party sederhana. Panggung kecir didirikan disana supaya mereka bisa akustikan sepuas mungkin. Semua itu berkat support Rangga berserta pengikutnya – yang nyumbangin ide kreatif sekarigus nyetting taman tampang murahan jadi tempat party yang oke. Berum ragi donatur-donatur yang pada nyumbangin makanan en minuman biar pada nggak mati keraparan en kehausan.

Mengambir waktu purang sekorah, pesta perpisahan dimurai ba’da magrib. Anak-anak yang pada dateng kebanyakan dari keras sepuruh, sebagian keras seberas –dan orang-orang yang pada nge-fans ama si bure.

Meski nggak ada aturannya, mereka sepakat bahwa perwakiran tiap keras sepuruh nyumbangin dua ragu. Pesta perpisahan si bure pun akhirnya jadi pesta bersama. Mereka asik joget-joget, ada yang dansa segaraaa… ada juga yang memanfaatkan acara itu buat cari makan gretongan…

Ups, ada sesuatu yang ngintip di pojokan markas beringin. Haa… itu kan si Depir. Rupanya dia bingung, nggak biasanya ada suara genjreng-genjreng dari arah taman sekorah. Begitu dia tengok, ternyata ragi ada pesta. Rangsung aja dia gabung di pesta itu. Ternyata temen-temennya udah pada ngumpur juga disana. Wah, jadi pesta para hantu juga…

Setengah sembiran maram, pas tengah-tengah acara…
Penyanyi kondang yang rangganan juara nyanyi tingkat RT yang asarnya dari keras XD siap-siap beraksi mengguncang panggung perpisahan. And then, baru aja dia ngucapin saram seramat maram terdengar ada yang teriak-teriak bikin gaduh.

Kaattt…!!! Kaattt…!!!

Sontak si penyanyi itu freezing di atas panggung, tapi matanya jeraratan nyariin dimana sang sutradara berada. Tapi, dia nggak nemu-nemu sosok si darang. Udah gitu, dia kira ragi ada shooting beneran…

Dari arah depan, seseorang muncur menampakkan wujud asrinya.

“Apa-apaan ini???” teriaknya dengan keras. “Apa-apaan ini???” teriaknya dengan keras (ragi). Kayaknya doi ragi marah-marah tuh. Tanduk setannya muncur di kepara, napasnya udah berasep-asep. Mirip kebo di sawah… wew, itu kan ragunya ben jamrud jaman nggak enak duru…

Musik berhenti, para hadirin dan hadirat juga berhenti joget, suasanya hening. Orang itu maju ke tengah-tengah, kerumunan orang-orang itu pada menjauh.

“Gue sebagai ketua osis, dengan ini menghentikan acara iregal ini.” katanya dengan penuh percaya diri. Ooo… rupanya doi ketua osis…

“Ru, ro gimana sih. Katanya semua udah beres?” tanya Bintang.

“Gue juga udah ngurus ijin ke sekorah kok, semua beres & nggak ada cacat administrasi…” jawab Ruru.

“Acara ini sudah jeras nggak ada di daram proker osis. Karian tau kan karo acara yang nggak didaftarkan di proker osis diawar tahun itu nggak boreh diserenggarakan. Jadi, nggak bisa diraksanain seenaknya.” kata ketua osis itu.

“Ya ampun, ini ketua osis rese’ beud ya. Tuh kan bener, dari awar gue juga nggak seneng dia jadi ketua osis. Awas ya, tahun depan gue bakar nyaronin diri jadi ketua osis, dan bakar jadi ketua osis.” kata Igo ngomer sendirian. Kayak orgir, arias orang gira…

“Heh. Karo’ ero yang jadi ketua osis, bakar rusuh ini sekorahan.” Bang Jay berbisik.

“Hei… meski nggak ada di daram proker osis, tapi acara ini regar dan sudah dapat ijin dari sekorahan. Ragian, proker osis bukan satu-satunya dasar rujukan penyerenggaraan acara sekorah. Masa’ kamu yang ketua osis nggak tau? Bukankah akan jadi menyenangkan jika banyak kegiatan sekorah yang diraksanakan meski berum tercatat pada proker osis? Itu artinya, produktif. Kami punya dasar, jadi kusarankan agar kamu menyerah saja. Atau, kita semua nggak akan tahu apa yang bakar terjadi padamu. Ingat, kami nggak akan segan…” kata Bintang. Wow, kata-kata Bintang keren banget…

Bang Jay gereng-gereng kepara. Dia tahu banget, yang Bintang maksud ‘kami’ adarah Geng’Gowes sendiri. Artinya, mereka harus kembari menyiapkan perang…

“Gue nggak takut sama ancaman kalian. Acara ini tetap harus dihentikan!” baras si ketua osis.

Si bure kerihatan sedih banget. Temen-temen yang pada dateng juga jadi sedih ngeriatnya. Kecewa juga, rantaran acara party bersama mereka gatot bukan main (gagar totar, maksudnya…).

Tiba-tiba dari kerumunan penonton ada yang nyeronong maju ke depan.

“Ini benar-benar nggak adir. Si bure itu udah jadi bagian dari sekorahan kita. Bentar ragi dia purang ke kampung haramannya, dia rayak dapat party perpisahan dari kita, temennya.” kata orang itu.

“Kalau acara ini memang nggak bisa diranjutkan, setidaknya beri kesempatan si bure untuk mengutarakan kata-kata terakhirnya…” kata temen di sampingnya.

“Hus, emangnya dah mati?!” kata orang yang pertama ngomong tadi.

“Maksud gue, seberum dia barik ke jepang sono…” rarat temennya.

Akhirnya, acara party terpaksa dihentikan. Gara-gara ketua osis yang berpijak pada proker osis, membubarkan acara senang-senang mereka. Ketua osis itu ternyata bawa massa juga, semacam preman sekorah dari keras XI yang mengabdi padanya. Hahah…
Si bure pun cuma dapet jatah ngomong, itu aja sebentar. Apes banget deh si bure kari ini. Nah, berikut kutipan pidato perpisahan si bure.

…saia benar-benar senang dengan karian semuanya di sini. Saia tidak merupakan temand-temand disini. Temand-temand baik dan makanannya enak. Di jepan nanti saia juga akan membuka warung mi bakso seperti mbok edi. Terimakasih untuk semua temand-temand di sekorah ini. Jangan rupakan aku. Saram perupisahan…

Itu dia ringkasannya. Dengan terbata-bata si bure menyampaikan saram perpisahannya dengan Bahasa Indonesianya yang masih ambrur-adur. Eh… pake acara nangis-nangis segara di akhir ceramahnya…

Igo udah emosi berat gara-gara kejadian tadi. Karo aja ketua osis tadi nggak bawa massa dari keras XI, Igo berani aja main fisik. Tapi, Bintang mirih bertindak tenang…

“Bro, kita nggak bisa ngebiarin kita ditindas kayak gini!” kata Igo.

“Kita bukannya ngebiarin ditindas, tapi cari cerah untuk mengadakan perrawanan…” kata Ruru.

“Dia memang punya kekuasaan, tapi kita punya kepercayaan dari teman-teman…” kata Bintang.

“Kita bawa ke dewan guru, rawan dengan cara eregant…” kata Bang Jay santai.

Igo memandang ketiga temannya, wajah mereka memancarkan keyakinan. Igo menyadari, dibarik wajah yakin mereka itu (sebenarnya) tersimpan ide-ide ricik untuk ngasih perajaran si ketua osis. Igo akhirnya mengerti maksud ce-es-nya itu…

OKEEE… KITA RIHAT SAJAAA… SIAPA YANG BAKAR MENANG PEMIKIRAN…

#

Cerpen ini ditulis oleh :: Nisya Rifiani / Juni 2012 ‒

29 Jun 2012

The Powerriders - Generasi Pertama


POWERRIDERS GENERASI PERTAMA
POWERRIDERS ; LIVE IN ACTION
- EDGE Pictures / Edge Films -


POWERRIDERS,
Powerriders -live in action– adalah karakter superhero perdana besutan Edge Pictures. Karakter superhero ini merupakan karakter original bergaya super-sentai Jepang dengan seragam warna-warni. Powerriders terdiri dari empat riders yaitu Golden Eagle, Green Dragon, Red Tiger, dan Shadow Bat. Setiap karakter riders mewakili satu karakter hewan yaitu Elang, Naga, Harimau, dan Kelelawar. Tiap riders dapat dikenali lewat bentuk helm (penutup kepala) yang desainnya menyerupai masing-masing karakter hewan, dan dari warna seragamnya sendiri. Powerriders pertama kali tampil dalam konvoi pembukaan acara KRI – KRCI REGIONAL & UGM ROBOFEST 2009 pada Mei 2009. Dalam acara ini pula launching Powerriders digelar dengan konsep pertunjukan superhero live in action.

Konsep & Kostum
Konsep Powerriders muncul dari ide Bagas Prasetyadi dan Syaiful Bahri. Desain karakter Powerriders -live in action- dikerjakan oleh Bagas Prasetyadi, sedangkan pembuatan kostum ditangani oleh Lichan Ali Warkhan & Tri Amelia L. Bahan yang digunakan untuk merealisasi kostum adalah bahan/kain pakaian olah raga adidas untuk baju dalam, bahan vinyl untuk vest (rompi), pelindung tangan dan sepatu, serta busa hati untuk helm dan belt (ikat pinggang). Bahan-bahan lain juga dipakai sebagai aplikasi tambahan agar kostum sempurna.

Desain kostum Powerriders –live in action- mulai mengalami revisi satu tahun setelah launching. Revisi tersebut antara lain pada helm, ditambahkan rangka baru dan dilakukan pengecatan ulang. Rompi dan pelindung tangan yang telah koyak diganti dengan yang baru, kali ini terbuat dari bahan busa hati. Kostum revisi ini pertama kali ditampilkan dalam cabaret show Powerriders di JOGJAFEST & KIMOCHIFEST, Juli 2010 yang bertajuk Powerriders : Edge of Age.

Event
Powerriders telah ditampilkan dalam berbagai event yakni :
·           KRI – KRCI REGIONAL & UGM ROBOFEST 2009, Mei 2009
·           KRI – KRCI NASIONAL & JOGJA ROBOT EXHIBITION 2009, Juni 2009
·           EARTH DAYS - FAKULTAS KEHUTANAN UGM, Juli 2009
·           ICHIGO GATHERING – XLENT COSPLAY HEROES, November 2009
·           JOGJA KICK FESTIVAL, Desember 2009
·           BIENNALE ANAK JOGJA, Januari 2010
·           JOGJAFEST & KIMOCHIFEST, Juli 2010
·           COSPLAY FOR HUMANITIES I & II, Oktober & November 2010

The Heroes

Golden Eagle
Karakter riders Golden Eagle atau elang emas terinspirasi dari burung elang yang memiliki warna bulu coklat mengkilat sehingga terlihat seperti emas.
Karakter ini pernah dimainkan :
Samgar M. Abdiel, Risca F. Noor, Destian Adiwasesa, & Jessica.
Note : Walaupun karakter ini dinamakan Golden Eagle, seragam riders yang dikenakannya berwarna kuning.





Green Dragon
Karakter riders Green Dragon atau naga hijau.
Karakter ini pernah dimainkan :
Lichan Ali Warkhan, Tri Amelia L., & Caris.
Note : Desain kostum Green Dragon pada awalnya hanya diperuntukkan untuk Lichan (saja), sehingga helm dan kostum Green Dragon hanya bisa dipakai untuk orang yang bertubuh kecil saja.





Red Tiger
Karakter riders Red Tiger atau harimau merah.
Karakter ini pernah dimainkan :
Bagas Prasetyadi, Risca F. Noor, Yosafat Cahya, & Albi Kustaman.
Fun Trivia :
-        Karakter Red Tiger kerap kali dianggap sebagai pemimpin para riders lainnya (seperti representasi super sentai pada umumnya: warna merah adalah pemimpin yang paling kuat), padahal tidak demikian dalam Powerriders –live in action- ini.
-        Karakter Red Tiger dan Green Dragon) pernah digunakan sebagai model/figur dalam video & foto pre-wedding Tri Amalia & Arif, salah satu pencetus Edge Pictures.

Shadow Bat ; Shadow Bat atau kelelawar hitam adalah karakter riders yang diciptakan paling akhir. Terinspirasi dari kelelawar. Pertama kali tampil dalam event EARTH DAYS - FAKULTAS KEHUTANAN UGM pada Juli 2009.
Karakter ini pernah dimainkan : Henky Irawan.
Note : Karakter Shadow Bat tidak pernah sekalipun dimainkan oleh orang lain, selain Henky sendiri.
#


Bersama dua anggota Edge Pictures
 
Powerriders generasi pertama
Foto : Istimewa




(Written by : Nisya Rifiani/EDGE Pictures)

28 Jun 2012

Budaya Jepang dalam Fenomena Internasional Baru

KOMUNIKASI INTERNASIONAL

HEGEMONI BUDAYA POP INTERNASIONAL
- Pengaruh Budaya Jepang dalam Fenomena Internasional Baru -

− Nisya Rifiani −

Acara bertajuk Jepang-Jepangan kerap kali beraksi di kota pendidikan ini. Gelaran yang disajikan bervariatif jenisnya mulai dari pentas musik, cosplay competition hingga pekan kebudayaan Jepang. Antusiasme dan perhatian dari masyarakat pun begitu tinggi. Audiens yang datang disetiap acara mencapai ribuan orang. Lantas siapa lagi yang menyangkal kalau kita sudah gila Jepang?!

Pengantar

Dewasa ini, kemunculan dan pertumbuhan aktivitas global sama sekali bukan hal yang baru. Globalisasi kini menjadi suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia untuk mampu bersimbiosis dalam berbagai bidang. Sebagian besar proses globalisasi memang berwujud ekonomi; yang dibentuk oleh kegiatan ekonomi berskala dunia yang menciptakan ekonomi dunia yang saling terkait, meskipun tidak merata. Globalisasi bukan hanya soal ekonomi, namun juga terkait dengan masalah makna kultural. Kendati nilai dan makna yang melekat pada suatu tempat tetap berarti, kita semakin terjerat dalam jaringan yang meluas jauh ke luar lokasi fisik kita. Kita tentu saja bukan bagian dari negara dunia atau kebudayaan dunia yang satu, namun kita dapat mengidentifikasikan proses kultural global, integrasi, dan disintegrasi kultural, yang terlepas dari hubungan antar negara.


Tulisan ini akan membahas lebih lanjut mengenai budaya pop internasional yang mulai memasuki ranah global dengan media dan komunikasi internasional. Tulisan ini akan diawali dengan pembahasan mengenai konsep hegemoni, kebudayaan, dan hegemoni kebudayaan ; yang merupakan konsep penting dalam tulisan ini. Pada bagian kedua akan memaparkan konsep budaya pop, serta coba menggambarkan bagaimana perkembangan budaya pop Jepang dan perjalanannya hingga kini mulai menjadi trend di berbagai negara. Pada akhirnya, tulisan ini akan diakhiri dengan kesimpulan, sebagai ringkasan pokok-pokok penting dari tulisan ini.

Konsep Hegemoni, Kebudayaan dan Hegemoni Kebudayaan

Budaya
Budaya (culture) ; kata yang sering terdengar namun belum tentu kita mengetahui maknanya. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Parsudi Suparlan Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.

Hegemoni
Hegemoni merupakan suatu titik makna temporer yang mendukung pihak yang kuat. Proses penciptaan, perawatan dan reproduksi berbagai makna pengatur kebudayaan tertentu (dalam Barker, 2000 ; 409). Bagi Gramsci, hegemoni dipandang sebagai suatu hal yang berkaitan dengan ideologi yang cakupannya melebihi semua bidang sosial, budaya dan ekonomi dalam suatu masyarakat. Hegemoni adalah konsep yang digunakan untuk menjelaskan wawasan dunia yang bertujuan membekukan dominasi suatu kelas ekonomi terhadap kelas lain. Ini menjadikan teori hegemoni jauh lebih kaya dan lebih kompleks. Hegemoni adalah kekuasaan yang diekspresikan melalui jalinan politik, sosial, budaya, dan ekonomi melalui cara-cara persuasi serat melalui mekanisme konsensus. Negara didefinisikan sebagai sumber kekuatan penekan dalam masyarakat sipil yang menempatkan kepemimpinan hegemonik.


Pada dasarnya hubungan internasional lebih mengacu kepada seluruh bentuk interaksi hubungan, baik antar negara secara institusional maupun antara aktor-aktor non-negara sebagai unit interaksi dalam sistem internasional. Interaksi internasional adalah proses komunikasi dan pertukaran yang secara politik relevan antara aktor-aktor dalam sistem internasional. Misalnya mereka akan merefleksikan tujuan, sumber daya dan tindakan-tindakan dari para aktor tersebut, dan mereka akan dipengaruhi oleh konteksnya dan tingkatan yang muncul.

Budaya Pop dan Budaya Pop Jepang yang Mendunia

Budaya pop merupakan teks publik yang bersifat umum dan tersebar luas. Makna dan praktik yang diproduksi oleh audiens pop. Sebagai satu kategori politis budaya pop merupakan area kekuasaan dan perjuangan untuk mencapai makna. Budaya pop menyeberangi batas kekuasaan kultural dan mengedepankan karakter arbitrer dari klasifikasi kultural dengan cara menantang istilah tinggi/rendah.


KETERPURUKAN Jepang pasca perang dunia II membuat Jepang makin bekerja keras untuk membangun kembali tanah airnya. Jepang bangkit secara drastis dari kehancuran dan meraih kesuksesan. Jepang bertransformasi menjadi negara maju. Sebagai salah satu negara adidaya, Jepang memiliki peranan yang penting dalam perkembangan negara-negara dunia ketiga di Asia. Jepang sangat maju dalam bidang ekonomi dan teknologi. Jepang juga memiliki budaya yang berkembang dan mengalami transformasi seiring dinamika domestik dan internasional. Salah satu yang paling mencolok adalah sebuah budaya yang disebut sebagai Japanese Pop Culture (budaya pop Jepang). Perlahan tetapi pasti budaya pop Jepang akan mewarnai kebudayaan dunia.


Budaya pop Jepang mulai merasuki masyarakat dunia di akhir dekade 1980-an. Bentuk budaya popular Jepang dapat digambarkan dari berbagai produk kesenian, gaya berpakaian, genre musik, makanan tradisional, gaya hidup, dan lain sebagainya. Budaya pop Jepang yang kini mendunia lebih dikenal melalui manga (kartun Jepang), anime (animasi Jepang), games dan fashion. Manga dan anime merupakan kebudayaan yang ringan dan sifatnya komodifikasi. Model kartun khas Jepang ini menjadi kekuatan budaya sekaligus ekonomi bagi Jepang. Bentuk lain dari budaya pop Jepang adalah J-Pop (Japanese Pop Music). Budaya ini berawal dari perkembangan dunia musik Jepang dalam genre Pop yang memiliki keunikan tersendiri. Budaya pop ini terkait sangat erat dengan dunia industri. Banyak orang yang diuntungkan dengan keberadaan budaya pop.


Berkembangnya budaya pop Jepang dalam kancah internasional disalurkan melalui banyak jalur informasi mulai dari media cetak (koran, majalah, dsb), media elektronik (televisi, radio, dsb), media interaktif (internet), hingga media alternatif (film layar lebar, dsb), dan tentu saja budaya pop itu sendiri. Begitu derasnya informasi-informasi tersebut sehingga sadar atau tidak sadar budaya-budaya tersebut sudah menjadi bagian dari budaya internasional. Ditambah dengan adanya kecangihan teknologi adan informasi transfer nilai-nilai budaya akan semakin mudah tersalurkan dan disentuh oleh berbagai pihak di berbagai wilayah yang berbeda.


Masuknya budaya tersebut ke dalam sendi-sendi kehidupan secara tidak langsung dapat menjadi bahan dasar dalam membangun cara berpikir individu, terutama para remaja pada umumnya. Sebab pada dasarnya, pada usia remaja seringkali budaya menjadi determinan dalam membentuk frame dan proses cara berpikir. Uniknya, pembangunan cara berpikir di kepala remaja yang bahan dasarnya banyak dari Jepang itu kemudian dikombinasikan ke kondisi kehidupan nyata sehari-hari. Sebuah bentuk kenyataan sehari-hari yang khas Jepang bisa dipastikan sangat berbeda dengan kehidupan dan tradisi budaya di berbagai negara. Budaya pop Jepang saat ini berkembang hampir di seluruh belahan dunia, dan memiliki dampak terhadap masyarakat internasional.


Pada awalnya, budaya pop Jepang berkembang di Indonesia melalui manga, anime dan tokusatsu. Genre musik, kesenian tradisonal, fashion-style, dan selera makan kemudian mewarnai beragamnya budaya Jepang di Indonesia dan menjadi trend di kalangan para remaja. Representasi budaya pop Jepang di Indonesia saat ini rasanya semakin beragam seperti yang telah digambarkan di awal makalah ini.


Indonesia sendiri sebenarnya memiliki potensi melakukan hegemoni kebudayaan terutama di kawasan Asia Tenggara. Misalnya dengan Bahasa Indonesia, produk film dan musik yang cukup digemari oleh negara-negara dengan penutur bahasa Melayu. Penulis merasa akan sangat menguntungkan bagi Indonesia jika memiliki rencana jangka panjang untuk membentuk persepsi masyarakat Asia Tenggara melalui industri popnya.

Kebudayaan Sebagai Soft Power Negara

Konsep soft power diperkenalkan oleh Joseph Nye, seorang liberalis kontemporer yang berpendapat bahwa perang secara fisik sudah usai dan digantikan oleh persaingan secara soft yaitu melalui kerjasama ekonomi dan kebudayaan. Metode ini sering dipakai negara-negara besar untuk menguasai dunia. Perang Dingin tahun 1970-an, liberalisme mulai berkembang seiring perubahan kebiasaan-kebiasaan negara dalam berinteraksi. Negara lebih cenderung tergantung satu sama lain dan bekerja sama amelalui cara-cara non-militer, dimana penaklukan negara atas negara lain bukan lagi melalui penaklukan wilayah secara fisik melainkan penaklukan pemikiran melalui kebudayaan.


Seiring dengan kemajuan teknologi dan semakin mudahnya informasi untuk disebarkan, semakin mudah pula satu pihak untuk memperluas soft powernya di seluruh dunia. Pada masa sekarang ini, kapabilitas informasi merupakan sumber power yang paling krusial. Informasi budaya yang mengalir dan tanpa kita sadar sudah masuk alam bawah sadar kita. Dan pengaruh itu datangnya dari negara yang memiliki kekuatan yang realtif lebih besar dibanding negara sekitarnya. Jepang yang kini memiliki hegemoni budaya yang sangat kuat dan terpendar kepada negara-negara yang melakukan hubungan internasional dengannya. Proses hegemoni yang dilakukan negara-negara adidaya terhadap negara berkembang tentu menjadi semacam ancaman laten bagi perkembangan dan pelestarian seni-budaya.


Budaya pop Jepang sering kali dianggap sebagai media diplomasi Jepang melalui aspek budaya. Dalam level domestik, khusunya bagi Jepang, cara-cara diplomasi sepeti ini merupakan implementasi strategi luar negeri Jepang dalam menyebarkan pengaruh dan kepentingannya. Penyebaran budaya populer Jepang yang menjangkti hampir seluruh anak muda tidak hanya di kawasan Asia tapi juga merambah ke negara-negara Barat lainnya, termasuk Amerika Serikat dan Eropa. Dengan tingginya apresiasi budaya masyarakat internasional terhadap budaya populer Jepang, hal ini bisa menjadi peluang besar bagi Jepang dalam memperkuat eksistensi dan pengaruhnya dalam arena internasional.


Hegemoni budaya bukan tak memiliki dampak. Dampak dari kondisi ini adalah adanya pergerakan ide, gagasan, nilai-nilai, dan barang (komoditi) yang tidak mampu dikontrol oleh pemerintah negara. Hegemoni budaya dapat berdampak pada perubahan tatanan sosial masyarakat yang ditimbulkan dari proses hegemoni kebudayaan tersebut.


Kebudayaan dapat menjadi alat diplomasi yang cukup efektif bagi suatu negara. Namun, di sisi lain masuknya kebudayaan negara lain ke dalam suatu negara dapat menimbulkan ancaman terhadap eksistensi budaya nasional, sebab kedatangan budaya asing ke dalam sebuah komunitas masyarakat dapat terdikotomi menjadi nilai-nilai positif dan negatif. Namun pada dasarnya kekuatan dan solidaritas nasional-lah yang mampu menghadang efek buruk munculnya berbagai fenomena internasional baru. Hegemoni akan selalu ada, dia tidak bisa dihindari, namun semuanya kembali ke kita, bagaimana menghadapi hegemoni dan dominasi pada selera dan intelektualitas kita.

#

Daftar Pustaka

Literasi
Barker, Chris. 2000. Cultural Studies ; Teori dan Praktek. Kreasi Wacana ; Yogyakarta.
Fadhli, Aulia. 2007. Menjadi Pemenang Seperti Bangsa Jepang. Pinus Book Publisher ; Yogyakarta.
Liliweri, Alo. 2001. Gatra-Gatra Komunikasi Antar Budaya. Pustaka Pelajar ; Yogyakarta.
Suparlan, Parsudi. 2003. Hubungan Antar Sukubangsa. Yayasan Ilmu Kepolisian.

Situs
http://polhukam.kompasiana.com/2009/06/18/lunturnya-hegemoni-amerika-serikat/
http://republikbabi.com/hegemoni-intelektual
http://www.wonosari.com/teras-nongkrong-f36/minat-orang-indonesia-mengenal-budaya-jepang-meningkat-t5486.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

27 Jun 2012

Plaza Informasi Pusatnya Informasi Jogja

PUSAT INFORMASI

Layanan Informasi Terpadu Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Tempat ini cukup populer, tetapi tak banyak orang yang tahu. Padahal, gerai umum yang dikelola oleh pemerintah ini menawarkan banyak fasilitas yang dapat diakses oleh semua kalangan. Simak review-nya berikut ini…

Meski ada di tepi jalan besar, letaknya sedikit tersembunyi. Plaza Informasi beralamat di Jln. Brigjen Katamso, Komplek THR, Yogyakarta. Plaza Informasi merupakan sebuah lembaga pelayanan informasi terpadu Pemerintah Provinsi DIY yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi DIY. Plaza Informasi memberikan kemudahan bagi berbagai kalangan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Informasi yang disediakan ditujukan bagi orang-orang yang terampil memanfaatkan teknologi informasi, dan juga bagi para pemula yang kurang dan belum memahami teknologi informasi. Plaza Informasi memiliki visi : terbaik dalam pelayanan informasi untuk mendukung terwujudnya masyarakat informasi. Sedangkan misinya adalah : menuju fully computerized dalam clerical maupun technical works serta layanan informasi publik terpadu.
Pengunjung Plaza Informasi berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari pelajar sekolah dasar, menengah, dan atas, mahasiswa dan peneliti, hingga masyarakat umum dan wartawan. Pengunjung Plaza Informasi dapat mengakses informasi melalui berbagai layanan yang disediakan. Layanan tersebut yaitu Perpustakaan Publikasi Pemerintah, Pengadaan Pameran, Layanan Informasi On-Line, Layanan Call Center, Presentasi Massal, Layanan Perpustakaan, Teknologi Informasi (TI), Media Center, dan Layanan SMS Gateway.

-  Perpustakaan Publikasi Pemerintah
Menyediakan berbagai informasi mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah, peraturan perundangan, serta data instansional dalam berbagai bentuk, antara lain: dokumentasi dan publikasi berupa rekaman TV & Radio, CD Interaktif, serta materi berbentuk cetakan. Untuk kemudahan masyarakat dalam mendapatkannya, materi dibagi untuk tiap-tiap sektor dan diberi label sesuai dengan sumber instansinya. Didalamnya juga dilengkapi dengan layanan foto copy untuk mempermudah masyarakat mendapatkan salinan data. Plaza Informasi juga menyediakan layanan yang bersifat on-line, masyarakat dapat mengakses informasi-informasi seputar kebijakan pemerintah melalui internet.

-  Pengadaan Pameran
Pameran Bidang Umum. Informasi dikemas dalam bentuk pameran dengan tema-tema tertentu sesuai dengan bidang-bidang terkait berupa informasi singkat cetakan yang bersumber dari instansi terkait berupa poster, iklan layanan masyarakat, foto, dan informasi peristiwa penting terkini, dan materi promosi daerah yang selalu diganti.
Pameran Khusus. Informasi dikemas dengan bentuk pameran terkait dengan event-event tertentu, seperti Pilkada, Penerimaan Siswa Baru, dan lain-lain.
Pameran Promosi Daerah. Informasi dikemas dengan bentuk pameran terkait dengan hasil kerajinan, agrobisnis, industri kecil, dan lain sebagainya. Pameran ini bertujuan untuk mempromosikan hasil produksi para pengrajin ataupun industri kecil.

-  Layanan Informasi On-Line
Layanan ini memberikan kemudahan bagi publik untuk mengakses informasi secara on-line berupa perpustakaan on-line, informasi pameran, beragam kegiatan, masalah-masalah umum lainnya, serta kemudahan akses ke berbagai lembaga terkait. Misalnya, websites pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan lain sebagainya. Juga tersedia café internet/warnet untuk pengunjung Plaza Informasi yang dapat diakses secara gratis.

-  Layanan Call Center
Memberikan berbagai informasi secara cepat dan mudah dengan dukungan database secara on-line. Dengan layanan ini, masyarakat akan mudah mendapatkan informasi terkait dengan isu-isu sosial, kebijakan-kebijakan pemerintah dan lain sebagainya. Call center dapat menghubungi : (0274) 389432.

-  Presentasi Massal
Plaza Informasi juga memberikan penjelasan-penjelasan umum terkait dengan masalah-masalah sosial, pengenalan sektor-sektor unggulan, seperti sektor pendidikan, pariwisata, budaya, dan lain sebagainya, serta pengenalan tentang Provinsi DIY secara umum. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk forum untuk umum yang diselenggarakan di Aula Plaza Informasi.

-  Layanan Perpustakaan (Fisik dan On-Line)
Memberikan berbagai informasi mengenai publikasi pemerintah. Dengan layanan ini masyarakat akan mudah mendapatkan informasi terbaru yang terkait dengan peraturan perundangan negara, peraturan perundangan daerah, kebijakan daerah, dokumen dan publikasi kegiatan pemerintah, informasi terpadu, dan lain sebagainya.

-  Teknologi Informasi (TI)
Dukungan TI merupakan suatu keharusan dalam peningkatan layanan prima. Plaza Informasi memanfaatkan TI untuk meningkatkan layanan, baik layanan langsung (front office) maupun layanan pendukung (back office). Layanan dalam beberapa aspek, diantaranya :
Administrasi. Mencakup tata usaha/sekretariat yang berbasis TI, sistem informasi perpustakaan, pengelolaan kafe’ internet, call center, pengelolaan ruang pamer, dan manajemen informasi.
Teknik. Mencakup jaringan komunikasi data dengan instansi-instansi sumber data/informasi, peralatan berbasis TI untuk merekam video dan audio dari sumber data/informasi yang absah, berbagai basis data dan basis pengetahuan, peralatan komunikasi, dan lain sebagainya.

-  Media Center
Media center merupakan wahana pelayanan informasi kebijakan pemerintah berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Mempunyai tujuan pembangunan yaitu mendukung pelaksanaan tugas lembaga pemerintah pusat dan daerah pada khususnya dalam distribusi informasi untuk kebutuhan publik.

-  Layanan SMS Gateway
Memberikan layanan dengan cara cepat dan tepat meraih informasi dan mengirim saran dan keluhan melalui sms dengan tarif normal. Layanan sms dapat dikirim ke nomor : 08112502740.

Plaza Informasi menawarkan banyak fasilitas untuk mengakses berbagai informasi karena tempat ini merupakan one stop information service, atau layanan informasi terpadu. Tempatnya cukup nyaman, ruangan yang ber-ac dengan kursi-kursi empuk dan dilengkapi dengan koneksi wi-fi, ditambah dengan pelayanan yang ramah membuat kita betah berlama-lama di tempat ini. Plaza Informasi ini cuma ada satu-satunya di Yogyakarta dan Indonesia lho… dan sedang menjadi percontohan plaza informasi yang akan diadakan di provinsi lain. Kalo’ kalian membutuhkan data maupun informasi, kalian dapat mencarinya di tempat ini.

Plaza Informasi
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi DIY
Jln. Brigjen Katamso Komplek THR Yogyakarta
Telp. (0274) 373444, 3755184 Fax. (0274) 374022

#

Nisya Rifiani / January 2012 Reportase disertai referensi berbagai sumber